Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari

Enterobius vermicularis adalah parasit yang paling sering diidentifikasi secara kebetulan dalam apendiks dari pasien appendicitis yang didiagnosis secara klinis. Meski demikian, belum diketahui pasti apakah E.vermicularis dapat menjadi agen kausal dari appendicitis atau tidak.[1,2]

Peran Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis

Nematoda Enterobius vermicularis, yang dikenal luas sebagai cacing kremi, adalah parasit penyebab infeksi saluran cerna utama di seluruh dunia. Parasit ini juga merupakan parasit yang paling sering diidentifikasi secara insidental pada kasus appendicitis.[2]

Secara global, temuan infestasi Enterobius vermicularis pada appendicitis akut berkisar antara 0,2% hingga 41,8%, dengan prevalensi global 4%. Infestasi parasit ini dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering dialami anak-anak.

Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis-min

Transmisi Enterobius vermicularis yang paling umum adalah melalui rute fekal-oral. Larva parasit menetas di gaster atau usus halus, kemudian akan bermigrasi menuju kolon. Di kolon, parasit Enterobius vermicularis umumnya ditemukan pada caecum dan apendiks, dimana parasit ini akan mengalami maturasi menjadi cacing dewasa. Parasit Enterobius vermicularis dapat menyebabkan appendicitis karena menimbulkan obstruksi pada lumen apendiks dan menimbulkan inflamasi sekunder.[2,3]

Kontroversi Hubungan Kausal antara Enterobius vermicularis dan Appendicitis

Pemeriksaan yang dapat memastikan diagnosis final appendicitis adalah pemeriksaan histopatologi jaringan apendiks setelah dilakukan apendektomi. Parasit Enterobius vermicularis sendiri seringkali merupakan temuan insidental pada pemeriksaan histopatologi apendiks setelah dilakukan apendektomi. Meski demikian, kemungkinan hubungan kausal antara keduanya masih menjadi perdebatan.[1,4-6]

Secara histopatologi, jaringan apendiks didiagnosis sebagai appendicitis jika ditemukan inflamasi apendiks. Sementara itu, infestasi E.vermicularis dapat terjadi dengan atau tanpa menyebabkan inflamasi pada apendiks.[6,7]

Pada kasus infestasi E.vermicularis, temuan histopatologi bisa normal ataupun menunjukkan perubahan patologi yang bisa berupa perubahan nonspesifik hingga komplikasi mengancam nyawa seperti gangren dan peritonitis.[5-10] Temuan histopatologi normal tanpa inflamasi pada jaringan apendiks memunculkan dugaan bahwa E.vermicularis tidak menyebabkan appendicitis dan hanya bersifat koinsidental, yaitu infestasi parasit terjadi bersamaan dengan appendicitis, bukan kausal. Di lain pihak, adanya temuan inflamasi apendiks, membuat dugaan bahwa E.vermicularis berperan sebagai penyebab appendicitis.[1]

Temuan Pemeriksaan Klinis dan Penunjang untuk Mendeteksi Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak dapat mendeteksi dengan pasti keberadaan E.vermicularis dalam apendiks, namun setidaknya dapat meningkatkan kecurigaan terkait keterlibatan E.vermicularis.[2,3,11]  Sebuah studi potong lintang melaporkan gejala yang ditemukan pada pasien appendicitis dengan infestasi E.vermicularis serupa dengan pasien appendicitis yang tidak mengalami infestasi parasit. Meski demikian, terdapat beberapa gejala yang lebih menonjol, antara lain mual, nyeri perut yang membaik dengan defekasi, nyeri perut memburuk dengan pergerakan, dan insomnia.[12,13]

Selain gejala tersebut, infestasi E.vermicularis perlu dicurigai pada pasien yang memiliki riwayat gejala enterobiasis sebelum keluhan appendicitis muncul, misalnya gatal pada area anal dan perineum yang muncul di malam hari. Pasien appendicitis dengan gejala yang mengarah ke infeksi parasit, juga perlu dianamnesis mengenai riwayat bepergian ke daerah endemi dan riwayat infeksi parasit sebelumnya.[4]

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan ekskoriasi bekas garukan pada daerah perianal. Cacing juga dapat kasat mata dalam bentuk benang-benang putih halus kecil di area perianal.

Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, temuan laboratorium juga dapat membantu dalam memprediksi adanya E.vermicularis. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan adanya E.vermicularis pada apendiks lebih tinggi jika ditemukan eosinofilia, jumlah neutrofil normal, jumlah leukosit normal, dan C-Reactive Protein (CRP) normal pada pemeriksaan laboratorium.[1,5,14,15]

Penapisan Enterobius vermicularis pada Kasus Appendicitis

Pada pasien appendicitis yang temuan klinis dan penunjangnya mengarah ke infestasi E.vermicularis, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan sebagai skrining. Salah satu cara penapisan yang mudah dilakukan adalah pemeriksaan feses dan scotch tape preparation.

Pemeriksaan feses menggunakan wet mounted stool sample dapat membantu mendeteksi adanya E.vermicularis atau telurnya. Jika belum nampak, apusan feses dengan pewarnaan iodin dapat meningkatkan visualisasi pemeriksaan.[14]

Scotch tape preparation adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk menangkap telur parasit. Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan selotip transparan di perineum pada malam hari atau pada pagi hari sebelum pasien mandi. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut. Spesimen kemudian diperiksa menggunakan mikroskop dengan lensa berkekuatan rendah.[16,17]

Rekomendasi Terapi Antelmintik pada Kasus Appendicitis dengan Infeksi Enterobius vermicularis

Pasien dengan hasil skrining positif terinfeksi E.vermicularis memerlukan terapi antelmintik. Obat antelmintik dosis tunggal diberikan 2 kali per oral dengan selisih waktu 2 minggu. Antelmintik yang direkomendasikan adalah pirantel pamoat 11 mg/kg dosis tunggal atau mebendazole 100 mg dosis tunggal.

Selain pasien, obat antelmintik juga diberikan pada semua anggota keluarga atau orang yang berhubungan dekat dengan pasien. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi sumber yang mungkin asimtomatik dan memastikan eradikasi E.vermicularis di lingkungan pasien.

Pada pasien yang telah menjalani pembedahan darurat atas indikasi akut abdomen (kolik apendiks), obat antelmintik tetap harus diberikan.[4,14,18]

Kesimpulan

Enterobius vermicularis merupakan temuan yang cukup sering pada pasien appendicitis, namun hubungan kausal antara keduanya masih belum jelas. Pada kebanyakan kasus, infestasi E.vermicularis merupakan temuan insidental pada pemeriksaan histopatologi pasien appendicitis pasca apendektomi.

Keterlibatan E.vermicularis perlu dipikirkan pada pasien appendicitis yang juga memiliki gejala enterobiasis, misalnya gatal di area anal dan perineum terutama pada malam hari. Penapisan infeksi E.vermicularis dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses. Jika parasit ditemukan, maka pasien diberikan terapi antelmintik pirantel pamoat ataupun mebendazole.

Referensi