Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Filariasis general_alomedika 2019-08-06T14:08:33+07:00 2019-08-06T14:08:33+07:00
Filariasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Filariasis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Epidemiologi filaria bergantung dari masing-masing spesies filaria. Spesies penyebab filaria limfatik (kaki gajah) lebih banyak ditemukan pada negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, sedangkan Onchocerca, Loa loa, dan Mansonella lebih sering ditemukan di negara-negara Afrika dan Amerika.

Global

Secara umum, filaria dapat ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis, tetapi masing-masing spesies filaria memiliki persebaran geografis tersendiri. Indonesia merupakan negara endemis untuk Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Berikut adalah persebaran masing-masing spesies filaria. [1,20-22]

Tabel 1. Persebaran Filaria

Spesies Persebaran
Wucheria bancrofti Daerah tropis dan subtropis, negara-negara di Amerika Selatan dan Afrika, India, Nigeria, Bangladesh, Cina, Indonesia, Karibia dan negara-negara di Pasifik Timur
Brugia malayi Indonesia, India, dan negara-negara lain di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Selatan
Brugia timori Hanya terdapat di Indonesia (di Nusa Tenggara)
Loa loa Negara-negara di Afrika Barat dan Afrika Tengah
Onchocerca volvulus Negara-negara di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika
Mansonella ozzardi Negara-negara di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia
Mansonella perstans Negara-negara di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika
Mansonella streptocerca Negara-negara di Afrika Barat dan Afrika Tengah

Sumber: dr. Shofa, 2019.

World Health Organization (WHO) memperkirakan ada sekitar 25 juta orang yang mengalami hidrokel dan 15 juta orang yang mengalami limfedema di seluruh dunia yang disebabkan oleh filariasis. Selain itu, WHO juga memperkirakan bahwa pada tahun 2018 terdapat 36 juta orang dengan manifestasi filariasis limfatik kronik. [23]

Infeksi oleh Onchocerca diperkirakan mencapai 14 juta orang di seluruh dunia dengan insidens sekitar 3 juta orang pada tahun 2016. WHO memperkirakan ada sekitar 800 ribu orang yang mengalami gangguan penglihatan dan 300 ribu orang yang mengalami kebutaan akibat infeksi Onchocerca. Infeksi oleh Loa loa juga menunjukkan prevalensi yang hampir serupa yaitu 10 juta orang diduga mengalami loiasis di seluruh dunia. [10,12,21,23]

Data mengenai infeksi Mansonella tidak banyak ditemukan. Dari ketiga spesies Mansonella, data terbanyak ditemukan pada spesies Mansonella perstans. Prevalensi Mansonella perstans di Afrika dapat mencapai 100 juta orang dan 600 juta orang berisiko tinggi untuk mengalami infeksi. Data mengenai Mansonella streptocerca tidak banyak ditemukan karena pengambilan sampel dari metode skin snip yang lebih sulit dilakukan, sedangkan data mengenai prevalensi Mansonella ozzardi belum banyak ditemukan. [13,25-26]

Indonesia

Data mengenai prevalensi kasus filariasis di Indonesia yang tersedia hanya data mengenai kaki gajah. Kasus kaki gajah di Indonesia masih terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah kasus filariasis dengan manifestasi klinis hampir mencapai 2 kali lipat dalam kurun waktu 9 tahun, yaitu 6.233 kasus pada tahun 2000 menjadi 11.914 kasus pada tahun 2009. Prevalensi tertinggi ditemukan di provinsi Aceh dengan 2.359 orang, Nusa Tenggara Timur dengan 1.730 orang, dan Papua dengan 1.158 orang. [27]

Survei yang dilakukan dengan mengambil sampel darah di jari pada tahun 2009 menemukan bahwa dari 495 kabupaten/kota di Indonesia, 365 kabupaten/kota merupakan daerah endemis filariasis limfatik (71,9%). Kabupaten dengan endemisitas tertinggi adalah Bonebolango, Manokwari, dan Cilegon.[27]

Mortalitas

Walaupun angka prevalensi dan insidensi filariasis limfatik tinggi, penyakit ini jarang menimbulkan kematian sehingga data mengenai mortalitas tidak banyak ditemukan. Mortalitas akibat infeksi Onchocerca ditemukan akan semakin tinggi pada pasien dengan jumlah mikrofiliaria yang tinggi. Studi kohort dengan jumlah sampel 297.756 orang dari 2.315 desa di 11 negara menemukan bahwa sekitar 5,2% kematian pada kurun waktu studi disebabkan oleh onkoserkiasis. Jumlah mikrofilaria yang tinggi berhubungan dengan peningkatan mortalitas. [23,28]

Pada kasus loiasis, peningkatan mortalitas ditemukan pada pasien dengan kondisi mikrofilaremia. Berdasarkan studi kohort retrospektif dengan 3,627 subjek yang berusia di atas 15 tahun dan mengalami mikrofilaremia, ditemukan bahwa 915 kematian terjadi dalam kurun waktu 16 tahun (laju mortalitas kasar 20,3 kematian/1.000 orang-tahun). [29]

Referensi

1. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al. Harrison’s Infectious Disease. McGraw Hill. 2010
10. Whittaker C, Walker M, Pion SDS, Chesnais CB, Boussinesq M, Basáñez MG. The Population Biology and Transmission Dynamics of Loa loa. Trends Parasitol. 2018 Apr;34(4):335-350
12. Boussinesq M. Loiasis. Ann Trop Med Parasitol. 2006 Dec;100(8):715-31
13. Ta-Tang TH, Crainey JL, Post RJ, Luz SL, Rubio JM. Mansonellosis: current perspectives. Res Rep Trop Med. 2018;9:9–24
20. Simonsen PE, Mwakitalu ME. Urban lymphatic filariasis. Parasitol Res. 2013;112(1):35–44
21. Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – onchocerciasis: epidemiology & risk factors. 2013. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/onchocerciasis/epi.html
22. Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – loiasis: epidemiology & risk factors. 2015. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/loiasis/epi.html
23. World Health Organization. Lymphatic Filariasis: epidemiology. 2018. Available from: https://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/en/
25. Simonsen PE, Onapa AW, Asio SM. Mansonella perstans filariasis in Africa. Acta Trop. 2011; 120 Suppl 1():S109-20
26. Simonsen PE, Fischer PU, Hoerauf A, Weil GJ. The filariasis. In: Farrar J, Hotez PJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White NJ, editors. Manson’s Tropical Diseases. 23rd ed. London: Saunders; 2014:737–765
27. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi. 2010;1:1-5
28. Little MP, Breitling LP, Basanez MG, Alley ES, Boatin BA. Association between microfilarial load and excess mortality in onchocerciasis: an epidemiological study. Lancet. 2004;363(9420):1514-21
29. Fischer PU. Filarial infection deserves attention as neglected tropical disease. Lancet Infect Dis. 2017;17(1):12-13

Etiologi Filariasis
Diagnosis Filariasis
Diskusi Terkait
dr. Yudha ramdani
03 September 2020
Pasien laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan terdapat pembesaran pada skrotum
Oleh: dr. Yudha ramdani
16 Balasan
Alo dokter, izin mau berdiskusi dokPasien laki laki diantar oleh istrinya, pasien usia 45 tahun datang dengan keluhan pegal dan sedikit nyeri pada paha serta...
dr. Adi Nugraha
05 November 2019
Pengobatan massal FIlariasis untuk bayi dan anak di bawah 2 tahun di puskesmas
Oleh: dr. Adi Nugraha
9 Balasan
Alodokter. Mohon asupan nyaApakah pemberian DEC di puskesmas untuk pengobatan massal bisa diberikan pada bayi? Merujuk guideline yg pernah saya baca,...
dr. Katya Saphira
16 Oktober 2019
Pemberian Diethylcarbamazine pada anak di bawah 2 tahun
Oleh: dr. Katya Saphira
7 Balasan
Halo TS.. ada user yg menanyakan perlukah pemberian DEC pada usia di bawah 2 tahun krn posyandunya akan membagikan ke bayi-bayi. yg saya baca, DEC diberikan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.