Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Lymphedema general_alomedika 2022-11-30T11:18:35+07:00 2022-11-30T11:18:35+07:00
Lymphedema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Lymphedema

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Lymphedema merupakan pembengkakan jaringan karena kegagalan transpor dan pengumpulan cairan interstisial yang disebabkan kerusakan pembuluh limfa. Lymphedema dibagi menjadi dua, yakni primer dan sekunder. Lymphedema primer disebabkan oleh kerusakan pembuluh limfa akibat kelainan genetik, sedangkan lymphedema sekunder disebabkan kerusakan maupun penyumbatan pembuluh limfa akibat penyakit lain. Secara global, lymphedema paling banyak terjadi akibat filariasis.[1,2]

Pada anamnesis, perlu diidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya lymphedema, riwayat penyakit pada keluarga, keganasan, operasi pengangkatan kelenjar getah bening (KGB), maupun luka pada ekstremitas. Edema pitting merupakan temuan pada pemeriksaan fisik yang paling sering ada pada lymphedema. Penggunaan limfoskintigrafi dapat memastikan diagnosis lymphedema dengan tepat.[1]

Sumber: Bobjgalindo, Wikimedia commons, 2010. Sumber: Bobjgalindo, Wikimedia commons, 2010.

Complex decongestive physiotherapy (CDPT) merupakan pilihan terapi yang dapat dilakukan pada lymphedema. Pada pasien yang tidak menunjukkan respons terhadap CDPT serta memiliki kualitas hidup yang buruk akibat lymphedema, operasi dapat menjadi pilihan terapi.

Terapi oral dapat diberikan sesuai dengan etiologi lymphedema, misalnya pemberian diethylcarbamazine (DEC) atau doxycycline untuk lymphedema yang disebabkan oleh filariasis limfatik (kaki gajah). Pemberian diuretik tidak direkomendasikan pada pasien dengan lymphedema.

Pencegahan lymphedema dapat dilakukan dengan edukasi mengenai lymphedema primer dan sekunder, penyebarannya, hingga perlindungan diri, terutama pada pasien yang tinggal di daerah endemik filariasis. Pemeriksaan berkala pada pasien yang berisiko lymphedema juga sangat baik dilakukan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan serta mencegah terjadinya disabilitas.

Program pemerintah, yaitu bulan kaki gajah, membantu mengurangi angka kejadian filariasis secara efektif. Bulan kaki gajah ini merupakan program pemberian obat pencegahan massal filariasis. Obat yang diberikan adalah DEC ditambah albendazole dosis tunggal, sekali setahun, selama 5 tahun berturut-turut pada daerah endemis filariasis.[1,2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

1. Greene AK, Goss JA. Diagnosis and Staging of Lymphedema. Semin Plast Surg. 2018 Feb;32(1):12-16. doi: 10.1055/s-0038-1635117. Epub 2018 Apr 9. PMID: 29636648; PMCID: PMC5891654.
2. Azhar SH, Lim HY, Tan BK, Angeli V. The Unresolved Pathophysiology of Lymphedema. Front Physiol. 2020 Mar 17;11:137. doi: 10.3389/fphys.2020.00137. PMID: 32256375; PMCID: PMC7090140.

Patofisiologi Lymphedema

Artikel Terkait

  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Kemarin, 17:16
Cara Memberi Obat Sirup pada Anak - Video ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter! Tahukah Dok, pemberian obat sirup menggunakan sendok memiliki risiko dosis yang diberi menjadi tidak akurat? Pemberiannya juga rawan tumpah...
Anonymous
Kemarin, 12:50
Perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan saat menikah?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan injeksi TT sekitar 1,5 tahun yang lalu saat pasien menikah....
Anonymous
Kemarin, 12:47
Skrining streptococcus beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, perlukah skrining streptococcus Beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga di atas 36 Minggu? Jika bakteri positif, kapan diberi antibiotik?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.