Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Filariasis general_alomedika 2022-12-07T10:34:48+07:00 2022-12-07T10:34:48+07:00
Filariasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Filariasis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Patofisiologi filariasis secara umum disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap nematoda dewasa dan mikrofilaria. Proses ini umumnya terjadi secara kronik dan membutuhkan waktu bulan sampai tahun.

Patogenesis Filariasis Limfatik

Kelompok filariasis limfatik membutuhkan waktu inkubasi 8–16 bulan, namun beberapa gejala dapat muncul 4 bulan setelah infeksi. Gejala yang timbul disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap toksin dan alergen yang diproduksi oleh filaria dewasa atau akibat infeksi bakteri sekunder. Respons imun ini menimbulkan gejala berupa demam, rigor dan tremor, serta kongesti. [4,5]

Kasus filariasis limfatik yang kronik disebabkan karena adanya inflamasi yang berulang yang menyebabkan pembesaran pembuluh limfe. Pembengkakan ini lebih sering ditemukan di tungkai bawah dan area inguinal karena filaria dewasa terkonsentrasi di pembuluh limfe daerah inguinal dan skrotal. Hidrokel pada skrotum juga merupakan manifestasi yang sering ditemukan. Manifestasi lain yang dapat timbul adalah limfangitis, limfadenitis, kiluria, pembengkakan skrotum, funikulitis, selulitis, dan elefantiasis. [15]

Selain manifestasi di atas, pasien juga dapat mengalami dermatolimfangiodenitis akut (acute dermatolymphangioadenitis / ADLA) dan eosinofilia pulmoner tropis (TPE / tropical pulmonary eosinophilia). ADLA merupakan nodul atau lesi di pembuluh limfe akibat respons imun tubuh terhadap filaria dewasa yang mati, sedangkan TPE merupakan hipersensitivitas tubuh terhadap antigen filaria dan menyebabkan timbulnya jaringan parut pada paru. [4]

Patogenesis Onchocerciasis

Larva yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menjadi dewasa dalam waktu 3–12 bulan. Nematoda yang telah dewasa hidup di area subkutan, dekat dengan otot dan sendi di dalam sebuah nodul fibrosa. Nodul ini merupakan hasil interaksi antara filaria dengan respons imun tubuh. Onchocerca dewasa dapat hidup sampai 15 tahun. Gejala-gejala onkoserkariasis disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap larva yang mati. [7]

Onchocerca betina akan menghasilkan mikrofilaria setiap harinya. Mikrofilaria ini akan berpindah ke bagian tubuh yang lain dan dapat terdeteksi setelah 10–20 bulan dari infeksi awal. Mikrofilaria dapat bertahan hidup sampai 2 tahun. [7]

Patogenesis Loaiasis

Larva Loa loa yang masuk ke dalam tubuh akan tumbuh menjadi filaria dewasa yang hidup di antara lapisan fascia. Filaria dewasa juga dapat terlihat saat sedang melewati permukaan mata. Rata-rata filaria dewasa dapat bertahan hidup selama 9 tahun, namun dapat juga bertahan sampai 15–21 tahun. [12]

Loa loa betina akan memproduksi 10,000–22,000 mikrofilaria setiap harinya. Mikrofilaria akan masuk ke pembuluh limfatik dan berkumpul di pembuluh darah paru dan nantinya akan masuk ke pembuluh darah perifer. Mikofilaria ini memiliki periodisitas. Saat siang hari, mikrofilaria dapat ditemukan di pembuluh darah perifer, sedangkan pada malam hari, mikrofilaria berada di pembuluh darah paru. Mikrofilaria dapat bertahan hidup selama 3–12 bulan. [10-12]

Respons imun tubuh terhadap filaria dewasa atau larva akan menyebabkan timbulnya pembengkakan Calabar, yaitu pembengkakan pada area subkutan yang tidak nyeri dan tidak memerah. Pembengkakan ini akan sembuh spontan dalam waktu beberapa hari. [12]

Patogenesis Mansonellosis

Patogenesis Mansonella belum banyak diteliti karena sebagian besar infeksi bersifat asimtomatik dan jarang menimbulkan gejala yang berat. Gejala yang ada diduga timbul akibat reaksi respons imun tubuh terhadap filaria dewasa. Hal ini dibuktikan dengan adanya eosinofilia pada pemeriksaan darah. [13]

Respons Imun Tubuh secara Umum terhadap Filariasis

Sel T-helper 2 (Th2) memiliki peran yang lebih dominan. Sel ini akan menginduksi produksi sitokin interleukin (IL)-4, IL-5, IL-9, IL-10, dan IL-13. Sel Th2 juga akan merangsang respon imun humoral dengan menginduksi produksi antibodi IgG1, IgG4, dan IgE. Populasi sel eosinofil juga akan meningkat dan makrofag akan teraktivasi. Reaksi imun ini jarang dapat mengeliminasi nematoda dewasa secara total. [8,16]

Infeksi dengan jumlah mikrofilaria yang rendah biasanya akan menghasilnya reaksi imun yang akut dengan gejala yang berat. Sebaliknya, pada pasien dengan gejala yang tidak terlalu berat, jumlah mikrofilaria yang ada dapat tinggi. [8,9]

Nematoda filaria dapat membentuk endosimbiosis dengan bakteri yang disebut sebagai Wolbachia. Endosimbiosis ini memberikan keuntungan kepada filaria dalam hal kelangsungan hidup di dalam tubuh pejamu dan fertilitas nematoda dewasa. Wolbachia dapat menurunkan produksi eosinofil dan melindungi filaria dari reaksi imun pejamu. [8]

Referensi

4. Gordon CA, Jones MK, McManus DP. The History of Bancroftian Lymphatic Filariasis in Australasia and Oceania: Is There a Threat of Re-Occurrence in Mainland Australia?. Trop Med Infect Dis. 2018;3(2)
5. Chandy A, Thakur AS, Singh MP, Manigauha A. A review of neglected tropical diseases: filariasis. Asian Pac J Trop Med. 2011 Jul;4(7):581-6
7. Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – Onchocerciasis: Disease. 2013. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/onchocerciasis/disease.html
8. Murdoch ME. Onchodermatitis: Where Are We Now? Trop Med Infect Dis. 2018;3(3)
9. Murdoch ME. Onchodermatitis. Curr Opin Infect Dis. 2010 Apr;23(2):124-31
10. Whittaker C, Walker M, Pion SDS, Chesnais CB, Boussinesq M, Basáñez MG. The Population Biology and Transmission Dynamics of Loa loa. Trends Parasitol. 2018 Apr;34(4):335-350
11. Padgett JJ, Jacobsen KH. Loiasis: African eye worm. Trans R Soc Trop Med Hyg. 2008;102(10):983-9
12. Boussinesq M. Loiasis. Ann Trop Med Parasitol. 2006 Dec;100(8):715-31
13. Ta-Tang TH, Crainey JL, Post RJ, Luz SL, Rubio JM. Mansonellosis: current perspectives. Res Rep Trop Med. 2018;9:9–24
15. Jeremiah CJ, Aboltins CA, Stanley PA. Lymphatic filariasis in Australia: an update on presentation, diagnosis and treatment. Med J Aust. 2011;194(12):655-7
16. Babu S, Nutman TB. Immunology of lymphatic filariasis. Parasite Immunol. 2014;36(8):338–346

Pendahuluan Filariasis
Etiologi Filariasis
Diskusi Terkait
dr. Yudha ramdani
03 September 2020
Pasien laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan terdapat pembesaran pada skrotum
Oleh: dr. Yudha ramdani
16 Balasan
Alo dokter, izin mau berdiskusi dokPasien laki laki diantar oleh istrinya, pasien usia 45 tahun datang dengan keluhan pegal dan sedikit nyeri pada paha serta...
dr. Adi Nugraha
05 November 2019
Pengobatan massal FIlariasis untuk bayi dan anak di bawah 2 tahun di puskesmas
Oleh: dr. Adi Nugraha
9 Balasan
Alodokter. Mohon asupan nyaApakah pemberian DEC di puskesmas untuk pengobatan massal bisa diberikan pada bayi? Merujuk guideline yg pernah saya baca,...
dr. Katya Saphira
16 Oktober 2019
Pemberian Diethylcarbamazine pada anak di bawah 2 tahun
Oleh: dr. Katya Saphira
7 Balasan
Halo TS.. ada user yg menanyakan perlukah pemberian DEC pada usia di bawah 2 tahun krn posyandunya akan membagikan ke bayi-bayi. yg saya baca, DEC diberikan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.