Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fraktur Leher Femur general_alomedika 2021-09-06T11:25:22+07:00 2021-09-06T11:25:22+07:00
Fraktur Leher Femur
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fraktur Leher Femur

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan fraktur leher femur pastinya adalah untuk dirujuk ke bagian ortopedi karena kemungkinan besar pasien akan memerlukan fiksasi. Namun tetap ada kemungkinan bahwa dokter umum dengan pengalaman dan pengetahuan mengenai penyakit ini dapat menangani pasien usia lanjut dengan fraktur tidak bergeser, dengan gangguan gerak minimal atau memang tidak dapat bergerak atau memiliki kontraindikasi operasi.[1]

Persiapan Rujukan ke Rumah Sakit

Pasien yang mengeluh nyeri di panggul sebaiknya diimobilisasi dan diposisikan di tandu. Bila pasien mengalami trauma multipel, lakukan langkah ABC (airway, breathing, circulation) dan imobilisasi servikal. Lakukan tindakan gawat darurat sesuai kondisi pasien. Fraktur atau deformitas femur yang tampak jelas dapat dipasangkan bidai.[10]

Penatalaksanaan di Unit Gawat Darurat (UGD)

Penatalaksanaan awal di UGD tentunya bertujuan untuk menyelamatkan nyawa termasuk stabilisasi ABC. Bila jelas ada fraktur femur, imobilisasi pasien, pasangkan dua jalur intravena untuk rehidrasi, pastikan pasien tidak mengkonsumsi apapun per oral dan periksa laboratorium untuk persiapan operasi.[10]

Konsultasi ke bagian ortopedi secepatnya sesuai dengan prosedur dan berikan analgesia pada pasien.

Penatalaksanaan Operatif

Secara umum, saat ini tindakan yang diperdebatkan untuk tata laksana fraktur leher femur adalah open reduction with infernal fixation (ORIF) atau artroplasti (hemiartroplasti atau total). Pilihan-pilihan ini dipertimbangkan untuk pasien lanjut usia karena tujuan tata laksana adalah untuk mobilitas dengan toleransi menahan beban, dan mengurangi komplikasi yang dapat terjadi bila bed rest terlalu lama. Menurut penelitian oleh Sendtner et al, tindakan harus ditentukan dari kondisi pasien sebelum trauma yaitu dari mobilitas, tingkat aktivitas pasien, kemandirian dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dan status mental. Fiksasi internal direkomendasikan untuk pasien dengan fraktur yang dapat direposisi dengan baik, kualitas densitas tulang yang baik, dan tidak ada tanda artritis. Fiksasi internal secara optimal dilakukan sebelum 6 jam pasca trauma, dan maksimal 24 jam pasca fraktur. Fraktur yang sudah lebih dari 24 jam harus ditangani dengan artoplasti panggul total.[1,13,14]

Untuk pasien dewasa muda, hanya ada satu pilihan tindakan operatif yaitu reduksi terbuka dan fiksasi internal. Tujuan utama terapi adalah untuk mempertahankan kepala femur, menghindari osteonekrosis dan menghindari nonunion. Artroplasti tidak disarankan untuk pasien muda dan yang aktif.[13]

Di sebuah review yang meneliti 19 penelitian, fiksasi internal menyebabkan angka morbiditas yang lebih rendah di beberapa kategori seperti perdarahan dan risiko infeksi luka dalam. Pasien yang menjalani artroplasti memiliki angka operasi ulang yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan fiksasi internal. Tidak ditemukan perbedaan pada angka mortalitas.[15]

Profilaksis Tromboemboli dan Infeksi

Profilaksis tromboemboli harus diberikan kepada semua pasien yang dijadwalkan operasi, kecuali pasien yang dikontraindikasikan karena risiko perdarahan hebat. Profilaksis antimikroba harus diberikan untuk prosedur ortopedi yang melibatkan fiksasi internal. Antibiotik pilihan adalah cefazolin, untuk pasien dengan hipersensitivitas beta-laktam, clindamycin atau vancomycin dapat diberikan.[1,18]

Penatalaksanaan Nonoperatif

Tata laksana nonoperatif terkadang dipertimbangkan untuk pasien dengan fraktur tipe 1 atau dapat dipertimbangkan juga pada pasien dengan fraktur kompresi. Tata laksana ini tetap memiliki banyak komplikasi seperti gangguan mobilitas pada pasien, yang meningkatkan risiko trombosis vena dalam dan pneumonia, juga biaya yang berlebih karena memerlukan perawatan di RS lama. Sebuah penelitian yang mencakup 23 pasien melaporkan bahwa 10 dari 16 pasien yang diberi tata laksana konservatif mengalami nonunion, tetapi semua pasien yang menjalani operasi tidak mengalami komplikasi trombosis vena dalam maupun pneumonia. Tata laksana nonoperatif disarankan hanya dilakukan untuk pasien berusia di atas 70 tahun.[1,10]

Medikamentosa

Peran utama terapi medikamentosa adalah untuk menangani nyeri akibat fraktur. Untuk nyeri akut, obat analgesik yang sering diberikan adalah paracetamol atau NSAID seperti ibuprofen. Bila nyeri tidak teratasi, maka pengobatan nyeri dapat ditingkatkan sesuai dengan keperluan. Terkadang opioid diperlukan, terutama di fase akut.[2]

Beberapa pertimbangan pengobatan lainnya adalah antibiotik untuk profilaksis infeksi, profilaksis tromboemboli, tatalaksana delirium dan tatalaksana penyebab osteoporosis. Tentunya semua pengobatan ini disarankan dan di diskusikan bersama dengan bagian spesialis lainnya.[16]

Program Rehabilitasi

Program rehabilitasi dapat dilakukan untuk berbagai fase penyakit; fase akut, fase penyembuhan dan fase maintenance. Tujuan utama rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan penyembuhan, menghindari komplikasi dan untuk mengembalikan fungsi awal pasien seperti sebelum trauma. Program rehabilitasi merupakan terapi suportif yang dilakukan bersamaan dengan terapi operatif atau non operatif. Program ini difokuskan untuk memperkuat otot dan mengembalikan pergerakan.[2]

Referensi

1. Foster K.W. Overview of common hip fractures in adults. UpToDate. 2021. [Online]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/overview-of-common-hip-fractures-in-aduls
2. Malanga G. Femoral Neck Fracture. Medscape. 2021. [Online]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/86659-overview
10. Davenport M. Hip Fracture in Emergency Medicine. Medscape. 2021. [Online]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/825363-overview
13. Ly T, Swiontkowski M. Indian J Orthop. 2008 Jan-Mar;42(1):3-12. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2759588/
14. Sendtner E, Renkawitz T, Kramny P, Wenzl M, Grifka J. Fractured Neck of Femur – Internal Fixation Versus Arthroplasty. Dtsch Arztebl Int. 2010 Jun; 107(23):401-407. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2893522/
15. Parker M, Gurusamy K. Internal fixation versus arthroplasty for intracapsular proximal femoral fractures in adults. Cochrane Database of Systematic Reviews 2006; 4. Available from: http://onlinelibrary.wiley.com/wol1/doi/10.1002/14651858.CD001708.pub2/full
16. Morrison R, Siu A. Hip fracture in adults: Epidemiology and medical management. UpToDate. 2020. Available from: https://www.uptodate.com/contents/hip-fracture-in-adults-epidemiology-and-medical-management
18. Anderson, Sexton. Antimicrobial prophylaxis for prevention of surgical site infection in adults. Uptodate. 2019.

Diagnosis Fraktur Leher Femur
Prognosis Fraktur Leher Femur

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
    Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
  • Efektivitas Hemiarthroplasti dengan vs tanpa Semen dalam Penatalaksanaan Fraktur Intrakapsular Panggul – Telaah Jurnal Alomedika
    Efektivitas Hemiarthroplasti dengan vs tanpa Semen dalam Penatalaksanaan Fraktur Intrakapsular Panggul – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr.melly yuliana
Kemarin, 11:35
Pentingnya Protein Hewani dalam Pencegahan Stunting – Hari Gizi Nasional 2023
Oleh: dr.melly yuliana
12 Balasan
Saya tidak bisa buka post test nyaPentingnya Protein Hewani dalam Pencegahan Stunting – Hari Gizi Nasional 2023Saya cari lagi link nya tidak adaTerus sudah...
dr.Ayu Dilia Novita Sari
1 hari yang lalu
Akun Alomedika (Pasword Lupa)
Oleh: dr.Ayu Dilia Novita Sari
1 Balasan
Assalamualaikum wr wb , mohon maaf izin bertanya. , Jika kita memiliki akun alomedika dan hafal alamat emailnya tetapi lupa untuk kata sandinya bagaiama ya...
dr. Hendriawan Putra
1 hari yang lalu
Resep ketiga
Oleh: dr. Hendriawan Putra
5 Balasan
Mohon bantuan untuk TS sekalian terkait pembacaan resep untuk yang paling bawah 🙏

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.