Epidemiologi Fraktur Leher Femur
Angka harapan hidup di dunia terus meningkat, dan dengan perubahan ini, epidemiologi penyakit juga berubah. Epidemiologi fraktur leher femur di beberapa tahun ini mulai disorot karena meningkatnya jumlah fraktur pada dewasa lanjut usia.
Global
Fraktur leher femur termasuk salah satu klasifikasi dalam kategori hip fracture. Dengan meningkatnya angka harapan hidup, dapat diestimasikan bahwa angka kejadian fraktur panggul akan meningkat dari 1.66 juta di tahun 1990 menjadi 6.26 juta di tahun 2050[4]. Jumlah fraktur panggul terbesar juga diperkirakan akan ditemukan di Asia yang mencakup hingga 50% dari seluruh total fraktur panggul di dunia pada tahun 2050[4]. Penelitian fraktur panggul di Amerika Serikat menemukan bahwa di rentang usia 65 hingga 99 tahun, angka kejadian fraktur leher femur dan fraktur intertrokanter kurang lebih sama[1]. Fraktur leher femur jarang ditemukan di populasi muda, dengan angka kejadian hanya 2% di pasien di bawah usia 50 tahun[6]. Pada populasi muda, fraktur leher femur umumnya terjadi pada pelari, korban kecelakaan, atau jatuh dari ketinggian.
Indonesia
Angka kejadian fraktur panggul dapat ditemukan di berbagai negara di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Cina, tetapi angka kejadian belum tercatat di negara Indonesia. Namun di negara tetangga kita, Singapura, ditemukan fraktur panggul dari tahun 1991 hingga 1998 (per 100 000) ditemukan 152 di laki-laki dan 402 di perempuan [4]. Dari faktor etnisitas, dapat ditemukan bahwa angka tinggi ditemukan di orang Tionghoa dan Melayu, dan angka menurun pada orang India[4].
Mortalitas
Menurut beberapa penelitian, fraktur panggul adalah faktor risiko untuk mortalitas pada pasien di atas usia 65 tahun. Pada sebuah penelitian oleh Corona, J. et al., penyebab kematian tertinggi pada pasien fraktur panggul adalah sepsis yang dipengaruhi oleh teknik aseptik yang buruk, lama waktu perawatan, demensia, dan perawatan luka yang buruk [7]. Morbiditas pasien juga sangat terpengaruh, yang dapat dilihat dari gangguan aktivitas sehari-hari, mobilitas, dan kecepatan berjalan [8]. Secara umum, angka kematian pada pasien yang mengalami fraktur panggul tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan populasi yang tidak mengalami fraktur panggul [8].
Untuk populasi muda, terdapat sebuah penelitian di Taiwan yang menyatakan bahwa angka survival rate untuk pasien fraktur panggul berusia 20-40 tahun melebihi 90% selama 10 tahun pertama. Angka pasien tanpa komplikasi pada 10 tahun pertama sekitar 70%. [9]