Diagnosis Ulkus Kornea
Diagnosis ulkus kornea diawali dengan anamnesis. Keluhan yang umumnya timbul adalah mata merah, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, sekret dari mata, dan mata berair. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mata anterior, pemeriksaan tajam penglihatan dan respon pupil, yang dilanjutkan dengan tes fluoresensi dan tes seidel. Deteksi etiologi dapat dilakukan dengan kultur sekret atau infiltrat kornea.[1,3-5,11-15]
Anamnesis
Penderita ulkus kornea umumnya datang dengan keluhan mata merah, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, sekret mata, dan mata yang berair. Keluhan gangguan tajam penglihatan akan menyertai terutama bila ulkus ditemukan pada daerah yang luas.
Anamnesis lebih lanjut perlu mencakup awitan, durasi gejala, derajat nyeri yang dirasakan, faktor yang meringankan atau memperberat gejala, serta pengobatan yang telah dilakukan. Selain itu, faktor risiko yang perlu digali adalah:
- Penggunaan lensa kontak, termasuk tipe, cara penyimpanan, kebersihan, penggunaan jangka panjang, dan penggunaan selama tidur atau berenang
- Riwayat trauma okular
- Riwayat kelainan okular
- Riwayat operasi mata
- Riwayat terinfeksi herpes simpleks
- Pekerjaan dan kemungkinan paparan area mata
- Riwayat penggunaan obat
- Riwayat penyakit sistemik, seperti penyakit autoimun, diabetes mellitus, dan HIV[1,3-5,12,13]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik mata yang dilakukan adalah pemeriksaan mata anterior, pemeriksaan visus, tekanan intraokular, dan respon pupil.
Pemeriksaan mata anterior sebaiknya dilakukan dengan menggunakan lampu celah. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan defek pada epitel kornea berupa bintik berwarna kuning atau putih yang mungkin disertai kekeruhan kornea.
Apabila ulkus terjadi pada seluruh lapisan kornea, maka dapat pula ditemukan pus pada kamera okuli anterior berupa hipopion yang dapat meningkatkan tekanan intraokular dan mengganggu respon pupil.
Kondisi anatomis kerusakan kornea yang merupakan salah satu organ refraktif juga akan berpengaruh terhadap tajam penglihatan.[1,3-5,13]
Klasifikasi
Ulkus kornea dapat dibagi berdasarkan lokasi dan etiologi.
Klasifikasi Menurut Lokasi
Berdasarkan lokasi, ulkus kornea dibagi menjadi:
- Ulkus kornea sentral: umumnya disebabkan oleh infeksi, seperti bakteri, virus, atau jamur
- Ulkus kornea marginal: umumnya ditemukan pada orang tua dan berhubungan dengan penyakit autoimun[1,3-5,13]
Klasifikasi Menurut Etiologi
Berdasarkan etiologi, ulkus kornea dibagi menjadi ulkus kornea infeksi dan noninfeksi:
- Ulkus kornea oleh bakteri: biasanya destruksi kornea terjadi secara cepat, dalam 24-48 jam. Kornea tampak berwarna putih kekuningan sampai dengan keabuan yang berbatas tegas. Pada kasus tanpa pengobatan adekuat, maka dapat terjadi edema stroma
- Ulkus kornea oleh virus: penyebab yang paling sering adalah virus herpes simpleks dengan gambaran khas berupa lesi dendritik (lesi linear bercabgan dengan bulbus terminal dan batas epitel yang membengkak serta mengandung virus hidup). Pada ulkus virus herpes, dapat diikuti oleh vesikel pada lapisan epitel yang apabila pecah akan menimbulkan ulkus yang nekrosis
- Ulkus kornea oleh jamur: ulkus jamur bersifat indolen dengan infiltrat dan ulkus keabuan, batas ireguler, reaksi inflamasi hebat, dan kadang disertai lesi satelit. Pada sebagian besar kasus terdapat plak endotel, reaksi kamera okuli anterior yang hebat, dan abses kornea yang berlanjut sampai dengan perforasi
- Ulkus kornea oleh amoeba: infeksi Acanthamoeba sering berkaitan dengan penggunaan lensa kontak. Gambaran ulkus indolen, terdapat infiltrat perineural, dan berbentuk cincin di parasentral
- Ulkus kornea noninfeksi: sering berhubungan dengan penyakit autoimun. Biasanya memiliki karakteristik berupa ulkus perifer disertai kelainan vaskular kolagen. Dapat berhubungan dengan rheumatoid arthritis, granulomatosis Wegener, poliarteritis nodosa, dan sindrom Churg-Strauss. Pada kondisi kronis dapat terjadi ulserasi yang menetap pada bagian perifer kornea, disertai rasa nyeri, penggaungan limbus yang progresif, sehingga berisiko terjadi perforasi kornea[1,3-5,13]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding ulkus kornea adalah keratitis nonulseratif, benda asing kornea, glaukoma akut, dan uveitis anterior.[3,4,16]
Keratitis Nonulseratif
Keratitis adalah suatu inflamasi pada kornea yang bisa disebabkan oleh etiologi infeksi atau noninfeksi. Gejala yang dialami adalah penurunan visus, rasa nyeri, dan mata berair. Tampakan pada pemeriksaan berupa injeksi kornea tanpa disertai defek atau ulkus pada kornea.[3,4]
Benda Asing Kornea
Benda asing kornea adalah kondisi adanya partikel pada kornea. Pada kasus ini, akan terdapat riwayat paparan benda asing, dan timbul gejala berupa rasa mengganjal, nyeri hebat terutama saat mengedip atau melirik, dan pada pemeriksaan akan tampak benda asing pada kornea.[3,4]
Glaukoma Akut
Glaukoma akut merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan intraokular yang menyebabkan kerusakan saraf mata. Gejala berupa nyeri, penurunan tajam penglihatan, yang bisa disertai dengan mual, muntah, dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan akan tampak injeksi konjungtiva, pupil nonreaktif dan mid dilatasi, bilik mata depan dangkal, dan peningkatan tekanan intraokular > 21 mmHg.[3,4]
Uveitis Anterior
Uveitis anterior adalah inflamasi terbatas pada iris atau badan siliar yang muncul secara akut. Gejala yang dialami adalah nyeri dan mata merah tanpa sekret, dengan tampakan injeksi, keratik presipitat, sel dan flare, serta miosis inflamatorik. Sebagian besar kasus disertai dengan gejala fotofobia dan penurunan tajam penglihatan yang ringan.[4,16]
Luka Bakar Kimia
Luka bakar kimia, terutama pada area dekat wajah, dapat menyebabkan komplikasi berupa keratitis ataupun ulkus kornea.[10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengonfirmasi temuan pemeriksaan fisik dan menyingkirkan diagnosis banding.
Tes Fluoresensi
Tes fluoresensi dilakukan dengan meneteskan zat warna fluoresein pada mata, kemudian diirigasi dengan cairan steril aquades. Setelahnya, kondisi kornea dievaluasi dengan lampu celah menggunakan lampu biru. Temuan warna hijau pada kornea mengindikasikan adanya defek pada epitel kornea.
Tes Seidel
Pada tes seidel, fluoresein diteteskan kemudian diberikan sedikit penekanan pada bola mata. Setelahnya, dilihat dengan lampu celah menggunakan lampu biru untuk mengetahui apakah ada gambaran cairan aqueous mengalir keluar dari defek kornea. Bila ditemukan, maka dicurigai telah terjadi perforasi kornea.
Konfirmasi Etiologi
Etiologi dapat dikonfirmasi dengan melakukan kultur pada infiltrat atau pus dari ulkus kornea. Penyebab tersering adalah bakteri. Patogen yang banyak dilaporkan adalah Staphylococcus aureus, coagulase negative Staphylococcus, dan Pseudomonas aeruginosa.[1,2,4]