Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Salpingitis general_alomedika 2023-05-26T09:20:23+07:00 2023-05-26T09:20:23+07:00
Salpingitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Salpingitis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis salpingitis berdasarkan keluhan nyeri abdomen bawah atau pelvis, yang seringkali disertai keputihan, perdarahan uterus abnormal, dispareunia, atau disuria. Pemeriksaan dilakukan serupa dengan penyakit radang panggul (PID), di mana ditemukan nyeri tekan abdomen kuadran bawah dan pembengkakan atau massa adneksa.[1,2,6]

Anamnesis

Gejala pasien dengan salpingitis sangat bervariasi, dari asimptomatik sampai nyeri pelvis berat. Gejala salpingitis serupa dengan penyakit radang panggul (PID). Berikut ini gejala yang dapat ditemukan pada pasien salpingitis:

  • Nyeri abdomen bawah atau pelvis
  • Duh vagina
  • Perdarahan uterus abnormal, seperti perdarahan pascakoitus, perdarahan intermenstrual, dan menorrhagia

  • Dispareunia
  • Disuria

Pada pasien yang sudah mengalami peritonitis atau abses pelvis, bisa ditemukan gejala nyeri abdomen yang lebih berat disertai dengan gejala sistemik, seperti demam, mual, dan muntah. Selain itu, apabila terdapat gejala  nyeri abdomen kuadran kanan atas, perlu dicurigai sudah terbentuk adhesi dan inflamasi pada kapsul hepar, yang disebut sebagai perihepatitis atau sindroma Fitz-Hugh-Curtis.[1,2,6]

Faktor risiko pasien juga perlu digali, seperti riwayat gonorrhea atau klamidia, riwayat seksual, dan riwayat pemasangan intrauterine device (IUD).[6,8]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan nyeri tekan uterus atau adneksa dan nyeri goyang serviks. Peningkatan suhu tubuh dapat ditemukan pada beberapa kasus, terutama jika terjadi komplikasi peritonitis.

Pemeriksaan Abdomen

Pada pasien salpingitis dapat ditemukan nyeri tekan abdomen kuadran bawah dan pembengkakan atau massa adneksa. Penemuan defans muskular, penurunan bising usus, dan rebound tenderness menandakan salpingitis berat. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas mengindikasikan perihepatitis.[1,2,6]

Pemeriksaan Pelvis

Pada pasien salpingitis umumnya dapat ditemukan duh vagina atau duh purulen endoservikal. Selain itu, dapat ditemukan nyeri goyang serviks, uterus, dan nyeri tekan adneksa pada pemeriksaan bimanual

Ditemukannya massa pada adneksa umumnya menandakan terjadi komplikasi abses tuboovarium.[1,2,6]

Diagnosis Banding

Salpingitis memiliki tanda dan gejala yang tidak spesifik. Diagnosis banding perlu mencakup kehamilan ektopik, appendicitis akut, dan endometriosis.

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik umumnya memiliki tanda dan gejala yang menyerupai salpingitis, seperti nyeri abdomen bawah, demam, dan nyeri tekan adneksa. Akan tetapi, pada kehamilan ektopik, hasil tes kehamilan positif dan akan ditemukan janin ekstrauterin pada USG.[2,10]

Appendicitis Akut

Pada appendicitis akut juga bisa ditemukan nyeri abdomen bawah, mual, dan muntah. Nyeri goyang serviks juga dapat ditemukan pada 25% kasus appendicitis wanita. USG dan CT scan abdomen dapat membedakan appendicitis akut dengan salpingitis.[2,10]

Endometriosis

Pada endometriosis juga dapat ditemukan nyeri abdomen bawah dan pembesaran adneksa. Akan tetapi, pada endometriosis gejala nyeri abdomen umumnya memberat saat menstruasi dan saat fase luteal. Pada pemeriksaan USG transvaginal juga dapat ditemukan endometrioma ovarium.[2,10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laparoskopi merupakan pemeriksaan diagnostik untuk menegakkan diagnosis salpingitis, namun pemeriksaan ini jarang dilakukan karena bersifat invasif.

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi pelvis merupakan pemeriksaan yang disarankan untuk evaluasi pasien salpingitis. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk evaluasi komplikasi abses tuboovarium. Temuan USG mencakup tuba falopi penuh cairan, menebal, dan tanda cogwheel. Tidak ditemukannya kelainan pada USG pelvis tidak menyingkirkan diagnosis salpingitis pada pasien.[1,2,6]

CT Scan dan MRI Abdomen

Pemeriksaan CT scan dan MRI abdomen tidak rutin dilakukan pada pasien salpingitis dan hanya dilakukan untuk mengeksklusi diagnosis banding, seperti appendicitis, jika diagnosis masih meragukan.[1,2,6]

Laparoskopi

Diagnosis salpingitis dapat dikonfirmasi melalui laparoskopi. Visualisasi langsung eritema, edema, dan adhesi tuba falopi dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis.[1,2,6]

Tes Laboratorium

Tes laboratorium pada pasien salpingitis bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding dan mendukung diagnosis. Berikut ini merupakan beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien salpingitis:

  • Tes kehamilan: untuk menyingkirkan diagnosis banding kehamilan ektopik dan komplikasi kehamilan intrauterin
  • Pemeriksaan mikroskopik duh vagina: dapat ditemukan peningkatan sel darah putih pada duh vagina
  • Nucleic Acid Amplification Test (NAATs): untuk mengidentifikasi organisme trachomatis, N. gonorrhoeae, atau M. genitalium. Sampel diambil dari swab vagina

  • Pewarnaan gram duh vagina: untuk mendeteksi etiologi penyakit. Apabila dilakukan pewarnaan gram dengan hasil diplokokus intraseluler gram negatif, maka etiologi gonorrhea sangat memungkinkan[1,2,6]

Referensi

1. Brunham RC, Gottlieb SL, Paavonen J. Pelvic inflammatory disease. N Engl J Med. 2015;372(21):2039–48.
2. Ross J, Chacko MR. Pelvic inflammatory disease : clinical manifestations and diagnosis. UpToDate. 2020.
6. Bardawil T. Fallopian Tube Disorders. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/275463-overview#a1
8. Simms I, Stephenson JM, et al. Risk factors associated with pelvic inflammatory disease. Sex Transm Infect. 2006;82(6):452–7.
10. Jennings LK, Krywko DM. Pelvic Inflammatory Disease (PID). Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499959/

Epidemiologi Salpingitis
Penatalaksanaan Salpingitis

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
Dibalas 28 September 2018, 11:06
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.