Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Bakterial Vaginosis general_alomedika 2020-10-19T14:57:39+07:00 2020-10-19T14:57:39+07:00
Bakterial Vaginosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Bakterial Vaginosis

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Diagnosis bakterial vaginosis dapat ditegakkan berdasarkan Kriteria Nugent atau Kriteria Amsel. Diagnosis bakterial vaginosis dapat ditegakkan bila skor Nugent 7-10. Diagnosis klinis bakterial vaginosis juga dapat ditegakkan bila didapatkan 3 dari 4 kriteria Amsel, yaitu:

  • Leukorrhea tipis, putih keabuan, homogen, berbau amis (fishy odor)

  • pH > 4.5
  • Tes Whiff positif
  • Terdapat sel klu (clue cells) [1,3-5,15,23]

Anamnesis

Keluhan utama pada bakterial vaginosis adalah keputihan atau keluarnya cairan dari vagina. Cairan vagina atau vaginal discharge dapat bersifat fisiologis ataupun patologis. Perlu dicurigai adanya infeksi bila terdapat tanda cairan vagina patologis, yaitu perubahan warna, cairan kental, berbau, dan terdapat gejala penyerta seperti gatal, nyeri vagina, disuria, dan nyeri panggul. Cairan vagina yang kental, lengket, cair, tidak berwarna, tidak berbau, sesuai dengan siklus haid pada masa ovulasi, dan tidak disertai rasa gatal merupakan ciri cairan vagina fisiologis. [1,3,23,24]

Anamnesis lebih lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kecurigaan terhadap infeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Karakteristik duh vagina: meliputi warna, konsistensi, volume, dan bau
  • Gejala penyerta: rasa gatal, nyeri, dan perdarahan
  • Riwayat kontrasepsi dan menstruasi
  • Riwayat seksual pasien dan pasangan
  • Riwayat obstetrik
  • Skrining faktor risiko: vaginal douching, paparan sperma, penggunaan antibiotik, promiskuitas, wanita yang berhubungan seksual dengan sesama wanita, penggunaan intrauterine device (IUD).
  • Skrining infeksi menular seksual lain: HIV, trikomoniasis, klamidia, gonorrhea, tetapi perlu diingat bahwa bakterial vaginosis bisa muncul pada wanita yang tidak aktif secara seksual [1,4,15,23]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain adalah:

  • Pemeriksaan genitalia umum
  • Pemeriksaan dalam
  • Pemeriksaan bimanual

Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan swab duh vagina secara bersamaan bila dinilai perlu.

Pemeriksaan Genitalia Umum

Inspeksi dilakukan dalam posisi litotomi, pada bakterial vaginosis dapat ditemukan vulva vagina tampak kemerahan dan edema, labia dan introitus vagina umumnya normal, serta terdapat duh tubuh vagina berwarna keabuan, kental, dan berbau amis.

Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dilakukan dalam posisi litotomi dan dilakukan dengan spekulum, dapat ditemukan:

  • Inspeksi: sekret menempel sepanjang liang vagina, tipis, homogen, warna keabuan, berbau amis
  • Forniks: dapat ditemukan kumpulan (pooling) sekret pada forniks posterior, dapat disertai gelembung pada cairan
  • Refleks cahaya: dinding vagina terlihat basah, dapat ditemukan tanda-tanda inflamasi

Pada pemeriksaan dalam dapat dilakukan swab duh tubuh vagina secara bersamaan bila dinilai perlu.

Pemeriksaan Bimanual

Pemeriksaan dilakukan dalam posisi litotomi, tangan kiri menekan abdomen bagian bawah. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan duh tubuh vagina kental berwarna keabuan. Bila terjadi penyakit radang panggul, dapat ditemukan nyeri goyang porsio. [1,3,15,23,24]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding bakterial vaginosis antara lain vaginitis inflamasi deskuamatif, kandidiasis vulvovagina, trikomoniasis, klamidia, gonorrhea, dan servisitis.

Vaginitis Inflamasi Deskuamatif

Vaginitis inflamasi deskuamatif atau Desquamative Inflammatory Vaginitis ditandai duh vagina yang purulen. Pada pemeriksaan akan ditemukan eritema vagina dan petekie submukosa pada serviks dan vagina. Pada pemeriksaan penunjang, pH >4,7, tidak ditemukan clue cell, terdapat sel epitel imatur, serta ditemukan dominasi basil dan kokus pada pewarnaan Gram.

Kandidiasis Vulvovagina

Pada kandidiasis vulvovagina pasien akan mengeluhkan rasa gatal yang berat dan keluar duh tubuh vagina putih kental seperti susu atau keju, tidak berbau, dan terasa panas. Pada pemeriksaan ditemukan eritema vulvovagina dengan sel satelit, edema vulva, dan pH < 4,5.

Trikomoniasis

Pada trikomoniasis, warna duh tubuh kuning atau kehijauan, berbuih, berbau, disertai nyeri vagina dan terkadang disuria. Pada pemeriksaan akan didapatkan pH >4,5. Pada pemeriksaan dalam tampak strawberry cervix appearance.

Klamidia

Pasien klamidia sering kali asimtomatik. Klamidia biasanya terjadi bersamaan dengan infeksi menular seksual lain. Dapat ditemukan duh tubuh mukopurulen warna kekuningan, dispareunia, dan dapat disertai demam atau radang panggul.

Gonorrhea

Pada gonorrhea, pasien dapat mengeluhkan duh vagina purulen, tidak berbau, dan dapat disertai perdarahan, dispareunia, atau gejala traktus urinarius bawah. Pada pemeriksaan duh tubuh vagina akan didapatkan diplococcus gram negatif.

Servisitis

Pada servisitis didapatkan duh mukopurulen. Pada pemeriksaan dalam akan tampak serviks mudah berdarah, nyeri angkat serviks, dan adneksa kaku. [1,3,4,8,15,23]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada seluruh wanita di atas 12 tahun dengan gejala vulvavagina atau dengan indikasi:

  • Kegagalan terapi empiris fluor albus
  • Gejala vulvavagina rekuren
  • Wanita hamil
  • Pasangan seksual positif infeksi menular seksual lain
  • Pasangan seksual sesama wanita

Pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis bakterial vaginosis adalah pemeriksaan duh tubuh vagina dengan pewarnaan Gram. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan Kriteria Nugent ataupun Kriteria Hay-Ison. Pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding atau mendeteksi adanya infeksi menular seksual penyerta. [1,3-8,15,23]

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada duh tubuh vagina. Swab duh tubuh vagina dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pewarnaan Gram: ditemukan bakteri vaginalis atau bakteri anaerob lain. Lactobacillus bisa ditemukan dalam jumlah sedikit atau tidak ada sama sekali. Interpretasi dilakukan berdasarkan Kriteria Nugent atau Kriteria Hay/Ison.
  • Tes saline: Dilakukan pada duh vagina yang diberikan air saline normal dan diperiksa di bawah mikroskop. Umumnya ditemukan clue cells, yaitu sel epitel yang dikelilingi oleh bakteri
  • Tes Whiff: Dilakukan dengan memberikan cairan KOH 10% pada speculum setelah pemeriksaan dalam. Hasil positif adalah ditemukannya bau amis (fishy odor) [2,3,11,23,25]

Tabel 1. Kriteria Nugent

Organisme Jumlah per Lapang Pandang Skor
Lactobacillus

>30 per lapang pandang

5-30 per lapang pandang

1-4 per lapang pandang

<1 per lapang pandang

0 per lapang pandang

0

1

2

3

4

Bacteroides/Gardnerella

0 per lapang pandang

<1 per lapang pandang

1-4 per lapang pandang

5-30 per lapang pandang

>30 per lapang pandang

0

1

2

3

4

Mobiluncus

0 per lapang pandang

1-4 per lapang pandang

5 per lapang pandang

0

1

2

Interpretasi:

Skor 0-3: normal

Skor 4-6: intermediate (lakukan pemeriksaan ulang)

Skor 7-10: bakterial vaginosis

Tabel 2. Kriteria Hay/Ison

Hasil Pemeriksaan Grade Interpretasi
Ditemukan sel epitel, tidak terdapat Lactobacilli 0 Pasien sudah menggunakan antibiotik, atau bukan bakterial vaginosis
Dominasi morfotipe Lactobacillus 1 Normal
Ditemukan Lactobacillus dan Gardnerella atau Mobiluncus 2 Intermediate
Dominasi Gardnerella dan/atau Mobiluncus, terdapat clue cell, Lactobacillus tidak ditemukan atau sangat sedikit 3 Bakterial vaginosis
Ditemukan kokus gram positif, tidak ditemukan Lactobacillus 4 Vaginitis aerobik

 

Referensi

1. Kementerian Kesehatan Indonesia. Fluor Albus / Vaginal Discharge Non Gonore. Dalam: Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer. Jakarta: Kemenkes RI; 2013. h. 574–7.
3. Sherrard J, Wilson J, Donders G, Mendling W, Jensen J. 2018 European (IUSTI/WHO) Guideline on the Management of Vaginal Discharge. Int J STD AIDS. 2018;1–6.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Bakterial vaginosis. Dalam: Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Indonesia: PERDOSKI; 2011.
5. Rao DSR, Pindi DKG, Rani DU, Sasikala DG, Kawle DV. Diagnosis of Bacterial Vaginosis: Amsel’s Criteria vs Nugent’s scoring. Sch J Appl Med Sci. 2016;4:2027–31.
6. Muzny CA, Schwebke JR. Pathogenesis of Bacterial Vaginosis: Discussion of Current Hypotheses. J Infect Dis. 2016;214:S1–5.
7. Onderdonk AB, Delaney ML, Fichorova RN. The Human Microbiome during Bacterial Vaginosis. Am Soc Microbiol. 2016;29:223–38.
8. Paavonen J, Brunham RC. Bacterial Vaginosis and Desquamative Inflammatory Vaginitis. N Engl J Med. 2018;379:2246–54.
11. Nasioudis D, Linhares IM, Ledger WJ, Witkin SS. Bacterial vaginosis: a critical analysis of current knowledge. BJOG. 2017;124:61–9.
15. Sobel J. Bacterial vaginosis: Clinical manifestations and diagnosis. UpToDate. 2017. Diakses dari: https://www.uptodate.com/contents/bacterial-vaginosis-clinical-manifestations-and-diagnosis
23. Paladine HL, Desai UA. Vaginitis: Diagnosis and Treatment. Am Fam Phys. 2018;97:321–9.
24. Patel N, Seifeldin R, Hill W. Vaginal discharge in a young woman. Am Fam Physician. 2014;89:905–6.
25. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.

Epidemiologi Bakterial Vaginosis
Penatalaksanaan Bakterial Vaginosis

Artikel Terkait

  • Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
    Pemberian Probiotik pada Bacterial Vaginosis
  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
Diskusi Terkait
Anonymous
08 Oktober 2021
Rasionalitas Pemberian Probiotik pada Vaginitis/Keputihan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter,Izin bertanya mengenai rasionalitas pemberian probiotik pada kondisi vaginitis. Apakah probiotik termasuk terapi adjuvant yang bisa meningkatkan...
dr. Dewi Manalu
25 Mei 2021
Pasien dengan keputihan selama satu bulan
Oleh: dr. Dewi Manalu
3 Balasan
Alo dokt...izin bertanya.Pasien datang dengan keluhan keputihan dialami 1 bulan ini, keputihan berwarna kehijauan, kadang disertai darah, gatal,...
dr.Nodya Melinda Noori
22 Mei 2021
Pasien wanita usia 26 tahun dengan keluhan keputihan yang berkepanjangan
Oleh: dr.Nodya Melinda Noori
2 Balasan
Izin bertanya. Pasien wanita usia 26 th, selalu mengeluh keputihan berkepanjangan sejak setahun belakangan, keputihan berwana bening terkdang putih kental,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.