Epidemiologi Bakterial Vaginosis
Epidemiologi bakterial vaginosis lebih tinggi pada wanita usia produktif. Bakterial vaginosis juga merupakan penyebab paling sering leukorrhea, yaitu 40-50% dari seluruh kasus.[2,12,15,16]
Global
Bakterial vaginosis merupakan penyebab infeksi vagina yang paling sering terjadi pada wanita di Amerika Serikat. Data nasional dari CDC menunjukkan bahwa prevalensi bakterial vaginosis adalah 29%, atau sekitar 21 juta, pada wanita usia produktif (14-49 tahun). Angka ini mewakili 1/3 dari seluruh wanita dewasa di Amerika Serikat. [2,17]
Studi epidemiologi global menunjukkan bahwa prevalensi bakterial vaginosis lebih tinggi pada wanita keturunan Afrika (45%-55%) dan hanya 5%-15% pada wanita Kaukasia.
Data dari studi National Social Life, Health, and Aging Project (NSHAP) mendapatkan bahwa wanita pascamenopause (usia 57-85) memiliki prevalensi bakterial vaginosis yang cukup tinggi, yaitu 23% dalam waktu 5 tahun setelah mengalami menopause. [18,19]
Indonesia
Bakterial vaginosis merupakan penyebab leukorrhea yang paling sering ditemukan. Studi di Departemen Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2012-2014 mendapatkan bahwa bakterial vaginosis paling banyak ditemukan pada wanita usia produktif (25-44 tahun) dengan jumlah kasus 74,3%. [1,20]
Studi di Manado menunjukkan bahwa 32,5% wanita (116 dari 357) mengalami bakterial vaginosis. Bakterial vaginosis juga ditemukan lebih tinggi pada wanita pengguna intrauterine device (IUD) dibandingkan wanita yang tidak menggunakan IUD (47,2% vs 29,9%). Bakterial vaginosis juga ditemukan lebih tinggi pada wanita yang mengalami infeksi menular seksual (IMS), seperti gonorrhea, klamidia, dan trikomoniasis (41.3%), dibandingkan wanita yang tidak mengalami IMS (29.4%). [19,21]
Mortalitas
Bakterial vaginosis tidak secara langsung menyebabkan kematian. Studi kohort pada 12.340 pasangan ibu-bayi mendapatkan bahwa infeksi bakterial vaginosis pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan memerlukan perawatan di NICU (neonatal intensive care unit). Bakterial vaginosis pada ibu juga meningkatkan risiko bayinya mengalami aspirasi mekonium, distress pernapasan saat lahir, dan sepsis neonatorum. Namun, infeksi bakterial vaginosis tidak meningkatkan angka kematian bayi. [17,19,22]