Epidemiologi Parkinson
Menurut data epidemiologi, penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif tersering kedua setelah penyakit Alzheimer. Parkinson juga merupakan salah satu sumber penyebab disabilitas global.
Global
Menurut data dari Global Burden of Disease, Injuries, and Risk Factors Study (GBD) 2015, Parkinson merupakan penyakit dengan prevalensi, disabilitas dan kematian yang peningkatannya paling cepat di antara penyakit neurologi lainnya, seperti Alzheimer.
Menurut studi analisis sistematik menyatakan bahwa pada tahun 2016, terdapat 6,1 juta orang dengan penyakit Parkinson di seluruh dunia. Jumlah penderita Parkinson sebanyak 6,1 juta mengalami peningkatan sebanyak 2,4 kali lipat dibandingkan tahun 1990 di mana penderita berjumlah hanya 2,5 juta orang di seluruh dunia.
Penderita Parkinson yang berjenis kelamin pria lebih banyak dibandingkan wanita, penderita pria berjumlah 3,2 juta orang dan wanita berjumlah 2,9 juta orang. Di antara seluruh jumlah penderita Parkinson pada 2016, 2,1 juta orang berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik tinggi, 3,1 juta berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik menengah, dan 0,9 juta berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik rendah. Prevalensi penyakit Parkinson meningkat sering pertambahan umur setelah umur 50 tahun, dengan puncak yaitu umur 85-89 tahun dan menurun setelah umur 89 tahun. [4]
Indonesia
Pada tahun 2002, WHO memperkirakan penyakit Parkinson menyerang 876.665 orang Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Berdasarkan hasil studi di 6 negara Asia, yaitu China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Jepang, terdapat 2,57 juta orang penderita penyakit Parkinson pada tahun 2005. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 6,17 juta orang pada tahun 2030. [5,7]
Mortalitas
Parkinson menyebabkan 211.296 kematian dan 3,2 juta orang hidup dengan disabilitas di seluruh dunia pada tahun 2016. Total kasus kematian akibat penyakit Parkinson di Indonesia berjumlah 1100 kematian, menempati peringkat ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia pada tahun 2002. Sedangkan pada tahun 2014, prevalensi mortalitas akibat Parkinson di Indonesia adalah 0,75 per 100.000 populasi. [4-6]