Edukasi dan Promosi Kesehatan Parkinson
Edukasi dan promosi kesehatan pada penyakit Parkinson perlu ditekankan pada pasien guna meminimalisir terjadinya perburukan di masa mendatang. Penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif tersering setelah Alzheimer. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan tingkat disabilitas yang cukup tinggi.
Edukasi terkait Komplikasi Parkinson
Jatuh dan pneumonia aspirasi merupakan komplikasi pada pasien yang sering menyebabkan kematian. Maka pada pasien dengan Parkinson yang sudah terganggu kehidupan sehari–harinya, perlu diberikan edukasi untuk keluarga dan caregiver untuk selalu mendampingi pasien.
Edukasi terkait Jatuh
Jatuh pada penyakit Parkinson memiliki angka pelaporan yang tinggi, yakni berkisar 35 hingga 68%. Dampak dari jatuh sendiri tidak hanya menimbulkan nyeri, namun pada golongan lansia, jatuh dapat menyebabkan bertambahnya faktor komorbid akibat proses penyembuhan yang jauh lebih lama. Kejadian jatuh dapat dicegah dengan cara pemasangan pegangan, baik di kamar mandi, maupun jalur pasien dapat berjalan agar pasien dapat lebih terproteksi dengan adanya kekuatan tangan yang menopang dan memberi keseimbangan. Bagian lantai juga dapat dilengkapi dengan karpet guna melindungi pasien dari benturan langsung dengan lantai yang keras. Namun perlu dipastikan pemasangan karpet agar terfiksasi dan tidak mudah bergerak agar tidak menyebabkan pasien justru terpeleset. Penggunaan anti slip di keset atau karpet juga dapat dipertimbangkan untuk menambah traksi pada lantai. Benda-benda seperti perabot rumah sedapat mungkin dijauhkan dari jalan pasien guna mengurangi potensi kecelakaan yang ditimbulkan barang tersebut. Namun apabila terdapat keterbatasan biaya atau luas rumah yang tidak memungkinkan, maka setidaknya pasien diberikan caregiver yang siap menemani setiap aktivitasnya. [25]
Edukasi terkait Pneumonia Aspirasi
Pneumonia aspirasi merupakan faktor kedua yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien Parkinson. Disfagia merupakan penyebab terjadinya pneumonia aspirasi pada pasien Parkinson. Gejala ini dapat terjadi di fase apapun pada Parkinson, namun penanganan disfagia pada dasarnya mudah dan tidak memakan biaya. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah agar pasien dan keluarga pasien cepat menyadari apabila pasien mulai merasakan gejala sulit menelan ini dan segera membawa ke dokter sebelum berkembang menjadi pneumonia.
Pencegahan komplikasi ini dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Teknik menelan: posisi menunduk dengan dagu diusahakan menempel pada dada, baru kemudian telan dengan cepat sambil menahan nafas. Posisi ini menyebabkan lubang pernapasan tertutup dan makanan terarah ke kerongkongan
- Perubahan makanan: membuat cairan lebih padat dan makanan lebih cair guna melekatkan makanan maupun cairan agar lebih terarah dan tidak tercerai berai saat ditelan
- Menggunakan selang nasogastrik sesuai kondisi pasien[26]
Modifikasi Faktor Risiko
Modifikasi faktor risiko seperti diabetes melitus merupakan salah satu faktor yang berperan penting terhadap perjalanan penyakit Parkinson. Manajemen dari diabetes melitus dapat dilakukan dengan berobat dan pola hidup sehat yang dapat dimulai dari pemilihan makanan, program diet bagi yang memiliki berat badan berlebih, aktivitas fisik yang sesuai dengan usia, dan yang terlebih penting adalah pemantauan gula darah. Fluktuasi gula darah meningkatkan risiko kerusakan pada saraf yang juga secara tidak langsung dapat memperparah kondisi penyakit Parkinson. [27]
Edukasi mengenai Perjalanan Penyakit Parkinson
Perjalanan penyakit Parkinson penting untuk dijelaskan kepada keluarga pasien dan juga pasien sendiri agar mengkomunikasikan apabila terdapat gejala-gejala baru agar dapat segera ditangani sebelum menimbulkan gangguan dan potensi kecelakaan. Pasien juga perlu diberikan dukungan secara moral dan perhatian karena penyakit ini sering kali menyebabkan disabilitas. [20-21]