Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut y2afrika 2020-12-11T15:42:00+07:00 2020-12-11T15:42:00+07:00
Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

Oleh :
Athieqah Asy Syahidah
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit tangan, kaki, dan mulut (PTKM) atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) terutama ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang tidak rutin diperlukan pada penyakit ini.

Anamnesis

Anamnesis PTKM meliputi usia pasien, pola gejala yang timbul, dan tampilan dari ruam yang muncul. Onset gejala dimulai setelah fase inkubasi selama 3‒6 hari. Penderita PTKM biasanya menunjukkan gejala awal infeksi seperti demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri perut, dan gejala infeksi saluran nafas atas seperti nyeri tenggorokan atau nyeri menelan. Gejala ini dapat menyebabkan kekurangan intake sehingga rentan terjadi dehidrasi.[1,11]

Sekitar 1‒2 hari setelah gejala awal, muncul vesikel pada mulut, tangan, kaki, dan terkadang pada daerah bokong. Pasien biasanya mengeluh dengan sebutan plenting-plenting, bintik-bintik, maupun bentol pada kulit. Lesi kulit biasanya tidak disertai keluhan gatal.[3,16]

Gejala klinis yang menandai adanya keterlibatan neurologi harus diwaspadai, seperti letargi, muntah terus menerus, lemah tungkai, dan kejang.[1]

Gambaran klinis HFMD. Sumber: anonim, Openi, 2012. Gambaran klinis HFMD. Sumber: Openi, 2012.

Pemeriksaan Fisik

Gejala prodromal PTKM biasanya subfebris, 38–39 derajat C yang bertahan selama 1‒2 hari. Lesi awal berupa papul dan makula berwarna merah muda akan berubah menjadi vesikel kecil berukuran 4‒8 mm dengan eritema di sekelilingnya. Vesikel kemudian akan terkikis dan membentuk erosi berwarna kuning keabuan yang dikelilingi halo eritematosa. Jarak waktu antara vesikel dengan erosi biasanya pendek dan sebentar, sehingga saat pasien memeriksakan dirinya ke dokter kebanyakan sudah terjadi erosi.[3,7,11]

Hampir semua kasus PTKM disertai dengan lesi oral yang menimbulkan rasa nyeri, biasanya terdapat pada lidah, mukosa bukal, palatum durum, dan terkadang pada orofaring.[3,7,11]

Lesi kutaneus perifer terjadi pada 2/3 pasien dan muncul setelah lesi oral. Lesi kutaneus perifer biasanya muncul pada telapak tangan, telapak kaki, bokong, dan terkadang pada genitalia eksterna, wajah, dan tungkai. Jumlah lesi kutaneus bervariasi, dan tersebar paralel pada garis kulit di jari tangan dan kaki. Lesi akan sembuh dan mengalami perbaikan selama 7‒10 hari.[3,7,11]

PTKM yang disebabkan oleh Coxsackievirus dapat timbul bersamaan dengan gambaran meningitis aseptik. Sedangkan PTKM yang disebabkan oleh Enterovirus 71 (EV-71) memiliki insidensi lebih tinggi melibatkan gangguan neurologi, yang akhirnya berkembang menjadi komplikasi sistemik. Spektrum komplikasi neurologi akibat EV-71 dapat berupa polio like syndrome, meningitis aseptik, ensefalitis, ensefalomielitis, ataksia serebelar akut, acute transverse myelitis, Guillain-Barre syndrome, opsomyoclonus syndrome, dan hipertensi intrakranial jinak.[7,18,19]

Tanda dan gejala klinis yang menunjukkan adanya keterlibatan neurologi di antaranya kenaikan suhu hingga 38,5 derajat C atau lebih tinggi, demam menetap lebih dari 3 hari, letargi, muntah berulang, lemah tungkai, ataupun kejang mioklonik.[7,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding PTKM tergantung pada usia pasien dan gambaran klinis yang muncul. Misalnya, lesi pada mulut didiagnosis banding  dengan herpangina, gingivostomatitis herpetik, dan stomatitis aphthous. Sedangkan gejala vesikel kulit dapat didiagnosis banding dengan skabies, varisela, measles, dan rubella.[3,11,13]

Herpangina

Herpangina dan PTKM memiliki etiologi virus yang sama, namun strain kausalnya berbeda. Herpangina memiliki gambaran klinis yang lebih berat, yaitu demam yang lebih tinggi dan lokasi lesi hingga ke kavitas oral posterior, tonsil, palatum mole, dan uvula.[3,11,13]

Gingivostomatitis Herpetik

Pada gingivostomatitis herpetik, pasien biasanya mengalami demam tinggi dan terlihat toksik, disertai eritema gingival, gusi bengkak atau berdarah, dan bisa ditemukan limfadenopati servikal. Dapat juga terjadi ulkus atau vesikel sirkumoral yang tidak disertai keterlibatan ekstremitas.[3,11,13]

Stomatitis aphthous

Stomatitis aphthous ditandai dengan lesi ulseratif yang lebih besar pada bibir, lidah, dan mukosa bukal yang sangat nyeri. Stomatitis aphthous paling umum terjadi pada anak dengan usia yang lebih tua daripada penderita PTKM. Penyakit ini juga bisa terjadi pada dewasa.[3,11,13]

Investasi skabies

Skabies sering tertukar dengan PTKM karena menimbulkan tanda yang serupa, seperti adanya pustul, vesikel, atau nodul pada tangan dan kaki. Tanda klinis yang cukup khas dan berguna untuk mengetahui adanya infeksi parasit adalah rasa gatal yang kuat dan keterlibatan area sela interdigital.[3,11,13]

Varisela

Distribusi lesi varisela atau cacar air adalah sentrifugal, dan melibatkan area kulit yang lebih luas dibandingkan PTKM, termasuk kulit kepala. Lesi varisela juga tidak mengenai telapak tangan dan kaki. Lesi varisela sembuh dengan membentuk krusta, sedangkan vesikel pada PTKM akan sembuh tanpa krusta karena cairan vesikel direabsorpsi.[3,11,13]

Measles

Pada measles atau campak, lesi kulit ditandai dengan ruam makulopapular generalisata. Anak yang terkena juga mengeluhkan batuk, coryza, konjungtivitis, dan ditemukan koplik spot pada mulut.[3,11,13]

Rubella

Lesi atau ruam pada rubella mirip dengan measles, disertai dengan distribusi secara sentripetal dan terdapat limfadenopati oksipital. [3,11,13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada PTKM jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis.  Namun, pada kondisi epidemi, dapat dilakukan kultur dari tenggorokan, cairan vesikel, maupun feses untuk mengetahui strain virus penyebab, dan untuk mengetahui faktor risiko komplikasi yang mungkin timbul. Konfirmasi infeksi virus dapat diketahui melalui kultur atau pemeriksaan PCR. [3,11]

 

Referensi

1. CDC. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 2017. Available from CDC: https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/index.html
3. Nervi, S. J. Hand, foot, and Mouth Disease. 2017. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a5
7. Purwanthi, I. A. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease). 2016. CDK , 43 (11). Available from : http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_246CME-Penyakit%20Tangan-Kaki%20dan%20Mulut.pdf
11. Belazarian, L. T., Lorenzo, M. E., Pearson, A. L., Sweeney, S. M., & Wiss, K. Exanthematous Viral Diseases. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 2011. Vol. 2, pp. 2373-2367. New York: McGraw Hill.
13. WHO. A Guide to clinical management and public health response for hand, foot and mouth disease (HFMD). 2018. Available from : https://www.who.int/westernpacific/emergencies/surveillance/archives/hand-foot-and-mouth-disease
16. Susanti N, Herna, Purnamawati S, Setiawaty V. Deteksi penyebab dan sebaran kasus kejadian luar biasa hand foot and mouth disease (HFMD) tahun 2008-2012. J Biotek Medisiana Indon, 2014. 3:77-84.
18. Cai K, Wang Y, Guo Z, Yu H, Li H, Zhang L, Xu S, Zhang Q. Clinical characteristics and managements of severe hand, foot and mouth disease caused by enterovirus A71 and coxsackievirus A16 in Shanghai, China. BMC Infect Dis. 2019 Mar 27;19(1):285. doi: 10.1186/s12879-019-3878-6. PMID: 30917800; PMCID: PMC6438032.
19. Chang LY, Lin HY, Gau SS, Lu CY, Hsia SH, Huang YC, Huang LM, Lin TY. Enterovirus A71 neurologic complications and long-term sequelae. J Biomed Sci. 2019 Aug 8;26(1):57. doi: 10.1186/s12929-019-0552-7. PMID: 31395054; PMCID: PMC6688366.

Epidemiologi Penyakit Tangan, Ka...
Penatalaksanaan Penyakit Tangan,...
Diskusi Terkait
dr.agung amelia
14 hari yang lalu
ICD 10 untuk penyakit tangan kaki dan mulut
Oleh: dr.agung amelia
4 Balasan
Slamat sore sejawat. Mohon info untuk penyakit kaki dan mulut (ptkm) atau flu singapur kode icd nya brp ya? Terima kasih
dr.umam
20 hari yang lalu
Pasien 1 tahun dengan bercak merah pada seluruh tubuh
Oleh: dr.umam
15 Balasan
Alo dokter,izin diskusi,kebetulan keluarga saya sendiri.pasien usia 1 tahun,BB 11 kg.dengan keluhan muncul ruam di seluruh tubuh,onset 1 hari yang...
dr. Gabriela Widjaja
23 Mei 2022
Pilihan Analgesik untuk Memperbaiki Asupan Oral pada Anak dengan Ulserasi Rongga Mulut yang Disebabkan Infeksi - Artikel CME SKP
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Asupan oral yang sulit merupakan salah satu alasan mengapa anak dengan ulserasi rongga mulut sering dirawat di rumah sakit. Setiap tahunnya,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.