Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Poliomielitis yogi 2023-03-13T09:43:03+07:00 2023-03-13T09:43:03+07:00
Poliomielitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Poliomielitis

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Poliomielitis atau polio adalah lumpuh layu akut yang umumnya mengenai tungkai secara asimetri. Poliomielitis disebabkan oleh infeksi virus polio terutama menyerang anak-anak, di mana 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan permanen dan 5‒10% diantaranya meninggal karena kelumpuhan otot napas.[1-3]

Virus  polio adalah golongan enterovirus, yang masuk ke dalam tubuh melalui rute fekal-oral sebagai transmisi primer. Secara global, kasus akibat virus polio liar telah menurun >99% sejak tahun 1988, yaitu dari +350.000 kasus menjadi 6 kasus pada tahun 2021.[1-3]

Poliomielitis-min

Diagnosis poliomielitis ditegakkan dengan riwayat lumpuh layu akut, isolasi virus polio dari sampel klinis, kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan genomic sequencing untuk menentukan tipe virus. Tata laksana poliomielitis berupa terapi suportif, meminimalkan sekuele melalui fisioterapi dan rehabilitasi, serta bedah rekonstruksi bila diperlukan sebagai upaya mengembalikan kualitas hidup senormal mungkin.[2,4,5]

Komplikasi poliomielitis terbanyak adalah sekuele deformitas anggota tubuh, seperti genu valgum, osteoporosis, fraktur, osteoarthritis, skoliosis, disfagia, dan sindrom postpolio. Penanganan efektif pasca polio memerlukan keterlibatan multidisiplin untuk mengembalikan rasa percaya diri pasien akan keadaan disabilitasnya, tetap termotivasi untuk mampu secara efektif dan produktif beraktifitas sehari-hari, dan menyesuaikan diri dengan keadaannya tersebut.[2,4,5]

Meski Indonesia telah berstatus sebagai negara yang bebas polio, upaya mempertahankan herd immunity dengan cakupan imunisasi polio yang tinggi harus terus dilakukan. Penting untuk memastikan imunisasi yang berkelanjutan secara luas.[6,7]

Hal ini adalah bentuk penerapan akan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya polio importasi, karena keberadaan virus polio liar masih bersirkulasi di dunia. Fokus perhatian juga ditujukan pada daerah-daerah berisiko dengan cakupan imunisasi yang masih rendah.[6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Racaniello, V.R., One hundred years of poliovirus pathogenesis. Virology, 2006. 344(1): p. 9-16.
2. Estivari F. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases: Poliomyelitis. CDC. 2021; https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/polio.html
3. Mammas, I.N., et al., Current views and advances on Paediatric Virology: An update for paediatric trainees. Experimental and Therapeutic Medicine, 2016. 11(1): p. 6-14.
4. Howard, R.S., Poliomyelitis and the post polio syndrome. BMJ : British Medical Journal, 2005. 330(7503): p. 1314-1318.
5. WHO. Poliomyelitis. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
6. Kementerian Kesehatan R.I. Ayo Sukseskan PIN Polio Tahun 2016. 09 Maret 2017. http://www.depkes.go.id/article/view/16030500001/ayo-sukseskan-pin-polio-tahun-2016.html.
7. WHO. WHO South-East Asia Region certified polio-free. 2014. http://www.searo.who.int/mediacentre/releases/2014/pr1569/en/.

Patofisiologi Poliomielitis
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
21 Oktober 2021
Rehabilitasi pada kasus poliomyelitis - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Dr. dr. Vitriani Biben, Sp.KFR(K), izin bertanya dokter.Kapan sebaiknya pasien bayi dengan poliomyelitis menjalani rehabilitasi? Jenis...
dr. Nurul Falah
09 Februari 2021
Jarak Suntik IPV yang terlalu berdekatan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya.Apakah ada dampak negatif dari jarak antar penyuntikan IPV yang terlalu berdekatan misalnya hanya 3 minggu?Terimakasih sebelumnya...
dr. Nurul Falah
26 Januari 2021
Berapa Persen Tingkat Kesembuhan Pasien dengan Poliomyelitis - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, Sp. S. Izin bertanya dokter.Dulu pernah ada user berusia 21 tahun yang didiagnosis dokter dengan poliomyelitis, saat ini user mengalami...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.