Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Ruam Popok general_alomedika 2022-08-08T16:27:40+07:00 2022-08-08T16:27:40+07:00
Ruam Popok
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ruam Popok

Oleh :
Immanuela Hartono
Share To Social Media:

Ruam popok atau diaper rash adalah kondisi inflamasi kulit pada area yang tertutup popok, terutama gluteus. Ruam popok paling sering dijumpai pada bayi dan anak-anak, terutama yang berusia 9–12 bulan. Ruam popok lebih sering terjadi pada bayi yang lebih tua, dibandingkan neonatus, sebab frekuensi penggantian popok lebih jarang.[1,2]

Pada beberapa kasus, ruam popok juga dapat terjadi pada orang dewasa atau geriatri dengan inkontinensia atau paralisis yang mengharuskan penggunaan popok. Faktor risiko yang berperan pada ruam popok, antara lain sawar kulit bayi yang imatur, kebiasaan penggunaan popok yang tidak baik, seperti jarang mengganti popok, serta kurang menjaga higienitas kulit area popok.[1–3]

Gambar 1. Ruam popok akibat Candida (Sumber : Openi, 2015) Gambar 1. Ruam popok akibat Candida (Sumber : Openi, 2015)

Diagnosis ruam popok umumnya dapat ditegakkan melalui manifestasi klinis pasien, yaitu adanya erupsi kulit berupa eritema, papul, atau erosi pada area konveks gluteus hingga genitalia. Ruam popok dapat didahului dengan riwayat gastroenteritis, maupun penyakit kulit lain, misalnya dermatitis atopik atau infeksi herpes. Pemeriksaan penunjang, seperti kultur, dapat dilakukan untuk melihat adanya infeksi sekunder atau mencari patogen penyebab.[1,2]

Tata laksana ruam popok memiliki 2 tujuan utama, yaitu mengobati inflamasi kulit yang sedang berlangsung, dan mencegah rekurensi. Penggunaan medikamentosa, seperti salep sawar kulit, berbahan zinc oksida, dexpanthenol, atau lanolin, dapat memperbaiki sawar kulit sekaligus menjadi barrier antara kulit dengan popok untuk mencegah iritasi lebih lanjut. Salep hidrokortison 0,5–1% juga dapat digunakan dalam jangka pendek, bila inflamasi belum membaik.[1,4]

Dokter perlu mengedukasi pasien mengenai kebiasaan penggunaan popok yang baik. Ganti popok lebih sering, yaitu setiap kali defekasi atau urinasi, dan gunakan popok dengan daya serap tinggi untuk mencegah area popok menjadi lembap. Jika menggunakan tisu basah, pilih yang memiliki kemampuan pH buffer, untuk menetralkan kulit yang mengalami alkalinisasi akibat urin. Hindari tisu basah yang mengandung sabun, minyak atsiri, atau pewangi.[1,3,4]

Saat memandikan bayi, gunakan air hangat pada suhu 37–40 C,  dengan sabun lembut khusus bayi yang bebas deterjen. Untuk membersihkan area popok dan genitalia lakukan dengan mengelap secara lembut dari arah depan ke belakang. Hindari menggosok dengan terlalu keras, karena dapat menyebabkan trauma kulit.[5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Dib R, Kazzi AA. Diaper rash. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/801222-overview#a1
2. Benitez Ojeda AB, Mendez MD. Diaper Dermatitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
3. Agrawal R. Diaper dermatitis. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/911985-overview#a4
4. Šikić Pogačar M, Maver U, Marčun Varda N, Mičetić-Turk D. Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on skin microbiota in the diaper area. Int J Dermatol. 2018 Mar;57(3):265-275. doi: 10.1111/ijd.13748.
5. Wesner E, Vassantachart JM, Jacob SE. Art of prevention: The importance of proper diapering practices. Int J Womens Dermatol. 2019 Mar 3;5(4):233-234. doi: 10.1016/j.ijwd.2019.02.005.

Patofisiologi Ruam Popok

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
10 Februari 2023
Bintik di kulit dekat siku disertai rasa gatal hilang timbul
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter izin konsulPasien usia 29 thn, laki laki, pekerjaan karyawan kantorSudah 1 bulan ini, di tangan atas dekat siku nya ada bintik. Kadang gatal,...
Anonymous
05 Januari 2023
Vesikel pada punggung setelah bekam
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dokter semua, Saya ingin sharing kasus pasien Usia 54 tahun, datang dengan keluhan gatal pada area bekas Bekam di Punggung. Diketahui saat...
Anonymous
15 Desember 2022
Kulit di kedua telapak kaki dan jari tangan kanan pecah-pecah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,Ijin berdiskusi utk pasien wanita usia 37 tahun, dengan kedua telapak kaki dan ujung jari tangan kanan pecah2.Menurut pasien, ruam di kedua...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.