Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Immune Thrombocytopenic Purpura general_alomedika 2020-10-07T09:29:18+07:00 2020-10-07T09:29:18+07:00
Immune Thrombocytopenic Purpura
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Immune Thrombocytopenic Purpura

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Diagnosis immune thrombocytopenic purpura (ITP) ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

Pasien dengan ITP biasanya tidak memiliki keluhan sebelumnya, Pasien akan mengeluhkan munculnya perdarahan pada kulit, seperti petekie atau purpura, dan perdarahan mukosa, seperti epistaksis secara mendadak. ITP dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien, bukan berdasarkan nilai trombosit, yaitu:

  • Tanpa gejala
  • Gejala ringan: lebam dan petekie, epistaksis ringan yang jarang, tidak mengganggu kegiatan sehari-hari
  • Gejala sedang: lesi kulit dan mukosa yang lebih berat, epistaksis dan menorrhagia yang mengganggu
  • Gejala berat: gejala perdarahan, seperti menorrhagia, epistaksis, dan melena, menyebabkan kebutuhan rawat inap dan transfusi, gejala mengganggu kegiatan sehari-hari

Riwayat pengobatan dan penyakit sebelumnya perlu diketahui. Gejala biasanya dialami 1 hingga 3 minggu setelah infeksi virus atau bakteri, atau setelah imunisasi.

Riwayat pengobatan dapat mempengaruhi terjadinya trombositopenia adalah sebagai berikut:

  • Obat yang dapat menurunkan produksi trombosit : Obat kemoterapi dan radiasi, thiazide, estrogen, kloramfenikol

  • Obat yang dapat meningkatkan destruksi trombosit : Sulfonamid, quinidine, quinine, carbamazepin, asam valproat, heparin, digoxin

  • Obat yang berhubungan dengan perubahan fungsi trombosit: Aspirin, dipiridamol [2,3,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang paling sering didapatkan pada pasien dengan ITP adalah bukti perdarahan tipe trombosit (platelet-type bleeding) seperti:

  • Petekie
  • Purpura
  • Perdarahan konjungtiva, atau
  • Perdarahan mukokutaneus lain : seperti hidung, gusi, gastrointestinal, dan urogenital [2,3]

Penemuan lain pada pemeriksaan fisik, seperti splenomegali, limfadenopati, nyeri tulang, dan pucat jarang ditemukan pada pasien.[2,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding ITP, antara lain:

Thrombotic Thrombocytopenic Purpura

Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) merupakan salah satu tipe dari thrombotic microangiopathy (TMA), grup penyakit yang ditandai dengan anemia hemolitik mikroangiopati dengan fragmentasi sel darah merah, trombositopenia, dan disfungsi organ akibat gangguan mikrosirkulasi. TTP disebabkan oleh defisiensi berat ADAMTS13. TTP dapat dibedakan dari ITP dari kondisi pasien tampak sakit, dengan keberadaan schistocytes pada pemeriksaan penunjang.[11,12]

Haemolytic Uremic Syndrome

Haemolytic uremic syndrome (HUS) merupakan tipe lain dari TMA. HUS memiliki karakteristik trombositopenia, anemia hemolitik mekanik, dan acute kidney injury. HUS disebabkan oleh berbagai etiologi dan seperti tipe TMA lain, HUS dapat dibedakan dari ITP dari kondisi pasien tampak sakit, dengan keberadaan schistocytes pada pemeriksaan penunjang.[11,13]

Disseminated Intravascular Coagulation

Disseminated intravascular coagulation (DIC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh aktivasi sistemik koagulasi darah yang menyebabkan trombosis pada pembuluh darah kecil hingga sedang. Trombosis yang terjadi menyebabkan perdarahan hebat dan disfungsi organ. DIC dapat dibedakan dari ITP dari kondisi pasien tampak sakit, dengan pemanjangan PT, elevasi D-dimer, dan penurunan fibrinogen.[11,14]

Infeksi Virus

Beberapa jenis infeksi virus seperti HIV, Hepatitis C dan virus dengue dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit. Adanya infeksi pada pasien dapat dibedakan dengan ITP, seperti adanya gejala tambahan maupun munculnya penanda infeksi pada pemeriksaan laboratorium.[1,11]

Drug-Induced Thrombocytopenia

Trombositopenia dapat disebabkan oleh obat yang menyebabkan penurunan trombosit, seperti obat-obatan yang menurunkan produksi trombosit (alkohol, kemoterapi, thiazide), obat-obatan yang dapat meningkatkan destruksi trombosit (sulfonamid, quinidine, quinine), dan obat-obatan yang berhubungan dengan perubahan fungsi trombosit (aspirin, dipiridamol).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium utama untuk menegakkan diagnosis ITP adalah pemeriksaan darah lengkap. Pasien dengan ITP akan mengalami trombositopenia (<150.000/µL). Hasil darah lengkap lain, seperti hemoglobin, leukosit, dan hitung jenis, pada ITP akut akan berada pada nilai normal. Kadar hemoglobin dapat menurun bila terjadi perdarahan mukosa berat, seperti epistaksis (red flag epistaksis) atau menorrhagia.[1-3]

Pemeriksaan sumsum tulang akan memberi gambaran granulosit dan eritrosit normal, dengan megakariosit yang dapat meningkat atau normal. Pemeriksaan sumsum tulang diindikasikan pada pasien ITP dengan kelainan kadar leukosit, anemia yang tidak dapat diketahui penyebabnya, dengan pemeriksaan fisik sugestif terhadap kelainan atau keganasan pada sumsum tulang, kegagalan terapi, atau organomegali yang disertai bisitopenia.[2,3]

Pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti infeksi HIV dan hepatitis C, pemeriksaan serologi syndrome lupus erythematosus, elektroforesis protein serum, dan kadar imunoglobulin. Bila terdapat anemia, pemeriksaan antiglobulin direct, seperti Coomb’s test, mungkin diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis anemia hemolitik autoimun dengan ITP (Evans syndrome).[1,3]

Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lain, seperti pemeriksaan radiologi, mungkin diperlukan. Pencitraan dengan computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan pada pasien ITP dengan kecurigaan perdarahan intrakranial.[14]

Referensi

1. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, editors. Harrison's principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill; 2015.
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, et al. Pedoman Pelayanan Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011
3. Kliegman RM, St Geme JW, Blum NJ, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 21st edition. Philadelphia: Elsevier; 2016
5. Setyoboedi B, Ugrasena ID. Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak (patofisiologi, tata laksana serta kontroversinya). Sari Pediatri. 2016 Dec 6;6(1):16-22.
11. Zainal A, Salama A, Alweis R. Immune thrombocytopenic purpura. Journal of community hospital internal medicine perspectives. 2019 Jan 2;9(1):59-61.
12. Knöbl P. Inherited and acquired thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) in adults. InSeminars in thrombosis and hemostasis 2014 Jun (Vol. 40, No. 04, pp. 493-502). Thieme Medical Publishers.
13. Fakhouri F, Zuber J, Frémeaux-Bacchi V, Loirat C. Haemolytic uraemic syndrome. The Lancet. 2017 Aug 12;390(10095):681-96.
14. Neunert C, Terrell DR, Arnold DM, Buchanan G, Cines DB, Cooper N, Cuker A, Despotovic JM, George JN, Grace RF, Kühne T. American Society of Hematology 2019 guidelines for immune thrombocytopenia. Blood Advances. 2019 Dec 3;3(23):3829-66.

Epidemiologi Immune Thrombocytop...
Penatalaksanaan Immune Thrombocy...

Artikel Terkait

  • Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
    Evaluasi Purpura dan Petekie pada Anak
  • Pedoman Tata Laksana Immune Thrombocytopenic Purpura oleh American Society of Hematology 2019
    Pedoman Tata Laksana Immune Thrombocytopenic Purpura oleh American Society of Hematology 2019
Diskusi Terkait
dr.Fanana Firdaus
13 Maret 2022
Pasien wanita usia 78 tahun dengan bercak merah dan gatal
Oleh: dr.Fanana Firdaus
4 Balasan
Pasien wanita usia 78 thn, dtg dg keluhan muncul bercak kemerahan + gatal di tungkai bawah bilateral sejak 5bln yg lalu. sudah berobat ke berbagai klinik...
dr. Dhenis asmara suryadarma
15 Februari 2022
Pasien pria usia 20 tahun dengan perdarahan spontan dari kelenjar kulit tanpa ada luka
Oleh: dr. Dhenis asmara suryadarma
3 Balasan
Ijin berdiskusi dengan TS. Pasien pria 20 thn datang dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu keluar darah tiba-tiba dari kulit seperti keringat. Perdarahan...
dr.Haryati
11 Juli 2020
Pasien wanita usia 66 tahun dengan keluhan terdapat memar yang semakin membesar pada femur sejak 2 minggu yang lalu
Oleh: dr.Haryati
5 Balasan
Assalamu'alaikum dok, mohon Konsul dok, Perempuan,/ 66 tahun, dengan keluhan memar pada bagian femur kurang lebih 2 Minggu yg lalu, terasa nyeri, keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.