Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Krisis Adrenal general_alomedika 2023-02-28T13:33:17+07:00 2023-02-28T13:33:17+07:00
Krisis Adrenal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Krisis Adrenal

Oleh :
dr. Brenda Desy Romadhon
Share To Social Media:

Diagnosis krisis adrenal perlu dilakukan secara cepat dan tepat. Terapi krisis adrenal cukup mudah, namun kebanyakan diagnosis ini terlewatkan karena kondisi krisis adrenal menyerupai penyakit lainnya.

Anamnesis

Gejala yang dapat muncul pada insufisiensi adrenal kronis adalah rasa lelah yang cukup parah dan kehilangan berat badan. Manifestasi gejala psikiatri pada insufisiensi adrenal kronis dapat berupa kehilangan memori, depresi, ansietas, psikosis, dan delirium.

Pada insufisiensi adrenal akut, dapat terjadi sinkop, anoreksia, mual, dan muntah. Nyeri abdomen seperti akut abdomen, nyeri punggung, dan nyeri dada bawah, tanpa penyebab yang jelas, dapat mengarahkan kecurigaan terhadap perdarahan adrenal akut. Kebingungan, letargi, dan disorientasi dapat terjadi. Nyeri kepala mendadak, hilangnya penglihatan, atau menurunnya lapang pandang penglihatan dapat mengarahkan kecurigaan kepada apoplexy pituitary.[1]

Dokter perlu menggali riwayat penyakit dahulu, yaitu penyakit infeksi, seperti tuberkulosis; dan penyakit autoimun, seperti Cushing disease dan penyakit Addison. Penggunaan glukokortikoid eksogen jangka panjang, biasanya lebih dari 5 mg prednison selama lebih dari 4 minggu, dapat menjadi salah satu kecurigaan adanya krisis adrenal.[1,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang didapatkan pada kondisi krisis adrenal adalah hipotensi dengan tekanan sistolik <110 mmHg, nyeri tekan abdomen dan rigiditas abdomen, demam, serta penurunan kesadaran, seperti delirium dan koma. Pada pasien yang didahului insufisiensi adrenal primer, akan tampak hiperpigmentasi pada area yang terkena stres mekanik seperti garis telapak tangan, puting payudara, bekas luka, dan mukosa oral. Kondisi krisis adrenal akibat autoimun terkadang disertai keberadaan bercak vitiligo pada kulit.[1]

Klasifikasi Derajat Krisis Adrenal

Allolio et al. mendefinisikan dan mengklasifikasikan krisis adrenal sebagai berikut:

  1. Kerusakan besar pada kondisi umum tubuh dengan setidaknya dua dari tanda dan gejala berikut:

  • Hipotensi (tekanan darah sistolik <100 mmHg)
  • Mual atau muntah
  • Kelelahan berat
  • Demam
  • Somnolen
  • Hiponatremia (≤ 132 mmol/l) atau hiperkalemia
  • Hipoglikemia

  1. Pemberian glukokortikoid parenteral (hydrocortisone) yang diikuti perbaikan klinis.

  • Grade 1: rawat jalan saja

  • Grade 2: perawatan di rumah sakit (ruang rawat inap umum)

  • Grade 3: masuk ke unit perawatan intensif

  • Grade 4: kematian akibat krisis adrenal (dengan atau tanpa pemberian glukokortikoid parenteral)

Diagnosis Banding

Diagnosis banding krisis adrenal cukup luas sesuai dengan gejala yang muncul.

Syok

Gejala utama krisis adrenal yang muncul adalah berupa hipotensi. Diagnosis banding hipotensi adalah jenis syok yang lainnya yakni syok septik, syok kardiogenik, syok hipovolemik, dan syok obstruktif, seperti emboli paru dan tamponade jantung. Untuk membedakannya, pada krisis adrenal, kondisi syok cenderung refrakter terhadap pemberian cairan dan vasopressor.

Penurunan Kesadaran

Kondisi delirium dan koma dapat dicurigai sebagai kelainan organik pada otak, untuk membedakannya, pada krisis adrenal hampir selalu disertai dengan ketidakseimbangan elektrolit.[5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan mencari etiologi dasar terjadinya krisis adrenal.

Darah Lengkap

Pada krisis adrenal dapat ditemukan anemia normokrom normositer, limfositosis, dan eosinofilia.[2,5,16]

Kadar Gula Darah

Pasien dengan insufisiensi adrenal sekunder juga akan mengalami kondisi hipoglikemia akibat tidak berjalannya proses glukoneogenesis dan glikogenolisis.[2,5]

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal juga dapat menurun, berupa prerenal failure, akibat hipovolemia dengan peningkatan kadar kreatinin serum.[2,16]

Urinalisis

Urinalisis diperlukan untuk menemukan sumber infeksi pada saluran kemih.[2]

Serum Elektrolit

Ketidakseimbangan elektrolit yang dapat muncul akibat krisis adrenal berupa hiponatremia, akibat defisiensi mineralokortikoid; hiperkalemia, akibat defisiensi mineralokortikoid, biasanya ditemukan pada insufisiensi adrenal primer dan tidak pada insufisiensi adrenal sekunder; serta hiperkalsemia, akibat menurunnya absorpsi kalsium di usus dan berkurangnya ekskresi kalsium melalui ginjal.[2,5,16]

Pemeriksaan Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)

Pemeriksaan hormon adrenal merupakan baku emas diagnosis krisis adrenal. Pada krisis adrenal, dapat ditemukan kadar kortisol pagi (pukul 8-9 pagi) <3 ug/dL, kadar ACTH rendah atau normal pada insufisiensi adrenal sekunder, kadar ACTH tinggi pada insufisiensi adrenal primer, serta kadar aldosteron rendah akibat defisiensi mineralokortikoid. Kadar renin tinggi dapat terjadi pada insufisiensi adrenal primer akibat meningkatnya keluaran natrium di ginjal dan menurunnya kadar natrium dalam darah.

Selain itu, dapat ditemukan juga peningkatan kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) 4-10 IU/L. Pada pasien dengan diagnosis krisis adrenal yang belum pasti, dapat dilakukan pemeriksaan stimulasi ACTH sebagai konfirmasi. Namun, tes ini tidak boleh menunda terapi.

ACTH test atau short synacthen test dapat dilakukan. Tes tersebut dilakukan dengan mengukur kadar kortisol sebelum dan setelah injeksi ACTH sintetis (tetracosactrin). Apabila kadar kortisol tidak merespons pemberian ACTH sintetis, maka diagnosisnya adalah insufisiensi adrenal primer tetapi jika kadar ACTH awal <10 ng/L maka diagnosis berupa insufisiensi adrenal sekunder.[2,5]

Kultur Darah

Kultur darah diperlukan untuk menemukan sumber infeksi yang menjadi pencetus terjadinya krisis adrenal.[2]

Serum Tiroid

Kadar serum tiroid dapat diperiksa apabila ada kecurigaan akan kondisi autoimun dan gangguan endokrin multipel.[1,14]

Pencitraan

Pemeriksaan penunjang dengan pencitraan digunakan untuk mencari penyebab krisis adrenal.

Rontgen Toraks

Pemeriksaan Rontgen toraks dapat dilakukan untuk melihat adanya infeksi, seperti tuberkulosis paru.[2]

CT Scan

Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan abdomen dapat menunjukkan perdarahan di adrenal, kalsifikasi adrenal (pada pasien tuberkulosis), atau metastasis. Dalam kasus insufisiensi adrenal sekunder, CT scan kepala dapat menunjukkan kerusakan pada hipofisis, misalnya empty sella syndrome, atau adanya lesi massa pada hipofisis.[2]

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menunjang diagnosis, antara lain:

EKG

Pada pemeriksaan elektrokardiografi dapat ditemukan gelombang peak T sebagai tanda hiperkalemia dan pemendekan interval QT akibat hiperkalsemia.[2]

Pemeriksaan Histologi

Pemeriksaan histologis dilakukan untuk melihat etiologi penyebab krisis adrenal. Pada insufisiensi adrenal primer, gambaran histologi kelenjar adrenal akan menunjukkan kondisi infeksi, penyakit infiltratif, atau kondisi lain seperti perdarahan. Sedangkan pada insufisiensi adrenal sekunder, dapat ditemukan atrofi kelenjar adrenal atau bahkan tanpa kelainan.[2,14]

Referensi

1. Dineen R, Thompson CJ, Sherlock M. Adrenal crisis: prevention and management in adult patients. Ther Adv Endocrinol Metab. 2019;10:2042018819848218. Published 2019 Jun 13. doi:10.1177/2042018819848218
2. Rathbun KM, Singhal M. Addisonian Crisis. [Updated 2019 Aug 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441933/
5. Elshimy G, Alghoula F, Jeong JM. Adrenal Crisis. [Updated 2019 Aug 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499968/
14. Medscape. Adrenal Crisis. https://emedicine.medscape.com/article/116716-overview#a6
16. Alexandraki KI, Grossman A. Adrenal Insufficiency. 2018 Aug 20. In: Feingold KR, Anawalt B, Boyce A, et al., editors. Endotext [Internet]. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279122/

Epidemiologi Krisis Adrenal
Penatalaksanaan Krisis Adrenal
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
1 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
1 hari yang lalu
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
2 hari yang lalu
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.