Penatalaksanaan Krisis Adrenal
Penatalaksanaan krisis adrenal yang cepat mampu mengurangi angka mortalitas penyakit ini. Pemberian cairan dan kortikosteroid merupakan modalitas utama dalam penatalaksanaan krisis adrenal.
Pemberian Cairan
Dua sampai tiga liter cairan isotonik, seperti cairan salin normal, atau dextrose 5% dalam cairan salin normal harus diberikan melalui infus pada 12-24 jam pertama. Status volume dan urine output digunakan sebagai dasar resusitasi cairan. Pada kondisi khusus, seperti gagal jantung dan penyakit ginjal kronis, sebaiknya dilakukan monitoring ketat terhadap tanda vital dan pastikan tidak terjadi overload cairan. Hentikan pemberian cairan apabila muncul tanda-tanda edema paru akut.[1,16,17]
Kortikosteroid Intravena
Kortikosteroid merupakan penatalaksanaan utama untuk krisis adrenal.
Hydrocortisone
Hydrocortisone merupakan drug of choice penanganan krisis adrenal. Hydrocortisone 100 mg bolus diikuti dosis harian 100 mg dibagi menjadi dua sampai tiga kali per hari. Pada anak balita hingga usia 3 tahun, digunakan dosis 25 mg IV, 3-12 tahun sebesar 50 mg IV dan >12 tahun menggunakan dosis 100 mg IV.[1,17, 19, 20].
Hydrocortisone merupakan glukokortikoid short acting sehingga memiliki waktu paruh yang sangat cepat. Selain memiliki aktivitas glukokortikoid, hydrocortisone juga berperan sebagai mineralokortikoid. Absorpsi hydrocortisone secara intravena, intramuskular, gastrik, dan sublingual pun hampir sama sehingga dapat diberikan secara bolus intravena maupun intramuskular apabila akses intravena sulit didapat. Lakukan tapering off steroid hanya jika perbaikan klinis telah didapatkan, tapering off juga dilakukan secara bertahap[14, 21]
Dexamethasone
Pemberian steroid intravena berupa dexamethasone 4 mg bolus dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak diketahui riwayat insufisiensi adrenal sebelumnya, injeksi dexamethasone intravena lebih dianjurkan. Pada kondisi syok yang dicurigai disebabkan oleh krisis adrenal, injeksi dexamethasone dapat dilakukah sampai kadar serum kortisol diketahui. Setelah itu, lanjutkan dengan dosis rumatan, yaitu 4 mg setiap 12 jam secara IV.[1,14]
Fludrocortisone
Fludrocortisone 0,1 mg sering digunakan sebagai regimen maintenance harian pada penanganan krisis adrenal. Fludrocortisone merupakan suatu mineralokortikoid yang berfungsi sebagai terapi insufisiensi adrenal primer. Fludrocortisone bekerja pada tubulus distal ginjal, memiliki efek retensi natrium dan meningkatkan ekskresi kalium melalui ginjal.[14,20]
Methylprednisolone
Methylprednisolone dapat digunakan sebagai terapi krisis adrenal, namun tidak lebih superior dibanding steroid lainnya karena memiliki aktivitas mineralokortikoid yang rendah. Methylprednisolone biasanya digunakan pada pasien yang mengalami overload cairan, edema, dan hipokalemia.[14]
Vasopressor
Beberapa pasien membutuhkan vasopressor untuk meningkatkan tekanan darah. Dopamin atau norepinephrine dapat diberikan, meskipun pada krisis adrenal kondisi refrakter sering terjadi.[20]
Penanganan Hipoglikemia
Cairan yang mengandung dextrose (dextrose 10% atau dextrose 40%) dapat diberikan untuk memperbaiki kondisi hipoglikemia.[1,16]
Koreksi Elektrolit
Penggunaan glukokortikoid yang dikombinasikan dengan mineralokortikoid dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yaitu hiponatremia dan hiperkalemia, akibat peningkatan kehilangan natrium dalam urine. Hydrocortisone lebih disukai karena dapat mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit. Penggunaannya yang didampingi dengan infus cairan salin normal 0,9% cukup untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit.[16]
Tata Laksana Lanjutan
Penyakit dasar yang mencetuskan krisis adrenal seperti infeksi dan perdarahan perlu ditangani dengan seksama. Penderita perlu dikonsultasikan dengan endokrinologis, spesialis penyakit Infeksi, ahli critical care, kardiologis, dan ahli bedah.[1,16-18]