Prognosis Cushing Disease
Tanpa terapi yang tepat, prognosis Cushing disease biasanya fatal. Peningkatan produksi glukokortikoid pada Cushing disease dapat menyebabkan beragam komplikasi, seperti penyakit kardiovaskular.
Komplikasi
Komplikasi Cushing disease umumnya tidak berbeda dengan sindrom Cushing, yaitu sindrom metabolik. Selain itu, komplikasi berat seperti infark miokard dan stroke juga dapat terjadi.
Osteoporosis
Fraktur patologis merupakan salah satu komplikasi dari Cushing disease. Osteoporosis akan menimbulkan manifestasi berupa nyeri punggung, kifosis, dan penurunan tinggi badan. Pada anak-anak, komplikasi gangguan tulang pada Cushing disease akan menyebabkan gagal tumbuh berat dan gangguan pubertas.[19,20]
Sindrom Metabolik
Peningkatan glukokortikoid dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang bermanifestasi sebagai sindrom metabolik. Hal ini ditandai dengan obesitas viseral, gangguan metabolisme glukosa, hipertensi, dan dislipidemia.[19,20]
Diabetes
Diabetes melitus merupakan komplikasi umum yang terjadi pada Cushing disease. Sebanyak 20–45% pasien Cushing disease mengalami komplikasi diabetes mellitus. Hiperkortisolemia dapat menyebabkan intoleransi glukosa dan penurunan sensitivitas dari insulin yang menyebabkan diabetes mellitus.[23]
Infark Miokard
Cushing disease juga dapat meningkatkan risiko infark miokard. Hipertrofi ventrikel kiri dan aterosklerosis vaskular merupakan salah satu tanda yang sering ditemukan pada pasien Cushing disease. Selain itu, Cushing disease juga meningkatkan aktivitas renin-angiotensin system, mineralokortikoid, sistem saraf simpatis, dan sistem vasoregulatorik, yang menyebabkan hipertensi. Hal ini membuat pasien Cushing disease memiliki risiko tinggi untuk mengalami infark miokard.[19,20]
Tromboembolisme
Cushing disease dapat meningkatkan risiko terjadinya tromboembolisme vena dengan cara meningkatkan faktor VIII, fibrinogen, dan kadar faktor von Willebrand serta memperpendek activated partial thromboplastin time (aPTT).[19,20]
Prognosis
Prognosis Cushing disease umumnya cukup baik apabila diagnosis dan terapi dilakukan dengan cepat dan tepat. Studi Lindholm J et al menyatakan bahwa dari 45 pasien Cushing disease yang menjalani bedah transsfenoidal, hanya 1 yang berakhir meninggal. Namun, pasien Cushing disease yang tidak diterapi memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 50%.[5,21]