Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Scarlet Fever general_alomedika 2021-07-28T14:47:39+07:00 2021-07-28T14:47:39+07:00
Scarlet Fever
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Diagnosis Scarlet Fever

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Diagnosis scarlet fever dapat ditegakkan melalui karakteristik lesi. Lesi yang ditemukan berupa ruam makulopapular eritem dengan pungtata, menyerupai sandpaper, yang akan memudar bila dilakukan penekanan. Lesi pertama kali muncul pada bagian leher, trunkus, dan menyebar ke ekstremitas. Pada saat lesi menghilang diikuti oleh deskuamasi. Karakteristik lain yaitu adanya Pastia line, strawberry tongue, wajah flushing, dengan pucat pada bagian sirkumoral.

Diagnosis pasti adalah dengan melakukan swab tenggorokan. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat digunakan yaitu Rapid Antigen Detection Test (RADT).

Anamnesis

Pada anamnesis dapat ditemukan riwayat gejala awal yang tidak spesifik seperti demam, nyeri kepala, malaise, mual, dan muntah. Gejala faringitis berupa nyeri tenggorokan dan nyeri menelan juga dapat ditemukan pada kondisi ini. Erupsi pada kulit terjadi dalam 24-72 jam setelah onset gejala faring, atau dapat muncul hingga 7 hari kemudian. Ruam pertama kali muncul pada bagian leher, kemudian menyebar ke bagian trunkus dan kemudian ekstremitas. Sumber infeksi selain faring perlu dicari, seperti luka bakar atau luka lainnya yang dapat terinfeksi oleh Group A Streptococcus (GAS).[1,3,4]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, karakteristik lesi dan penyebaran lokasi ruam perlu diperhatikan. Lesi kulit pada kasus scarlet fever  berupa papul eritem (1-2 mm) dengan pungtata (finely punctate), tidak konfluens, dan memberikan gambaran menyerupai sandpaper. Pada orang berkulit gelap, ruam sulit dilihat sehingga diagnosis scarlet fever dapat dikenali melalui perabaan terhadap karakteristik lesi yang menyerupai sandpaper.[1-3]

Gambaran tipikal pada kasus ini adalah ruam akan hilang atau memudar pada saat penekanan. Setelah 3-4 hari ruam akan mulai memudar, yang diikuti oleh deskuamasi. Hilangnya lesi dimulai dari bagian wajah yang berlanjut ke bagian bawah, dan seringkali menyisakan gambaran menyerupai terbakar sinar matahari derajat ringan. Deskuamasi terjadi pada bagian tepi kuku jari, telapak tangan, dan kaki kurang lebih selama dua minggu setelah perjalanan penyakit akut.[1,2,15]

Pada kasus ini juga dapat dijumpai Pastia lines, yaitu garis merah linear akibat akumulasi papul pada pada bagian tubuh yang mengalami penekanan, lipatan kulit (bagian fossa antekubiti, aksila, lutut, dan selangkangan), atau pada bagian ekstremitas lainnya.[1-3]

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai wajah tampak mengalami flushing, area sekitar mulut tampak pucat (circumoral pallor), tonsilofaringitis eksudatif, pembesaran kelenjar getah bening servikal anterior, demam, dan takikardia.[1-3,15]

Pada scarlet fever juga dapat ditemukan strawberry tongue, yang pada mulanya lidah ditutupi oleh lapisan berwarna putih kekuningan (white strawberry tongue) dengan hiperplasia papila, yang selanjutnya pada hari keempat atau kelima lapisan putih akan menghilang sehingga lidah akan berwarna merah (red strawberry tongue). Selain itu, pada bagian palatum lunak dapat dijumpai petekie.[1-3,15]

Dikarenakan faringitis oleh GAS berkaitan erat dengan scarlet fever, maka sistem Skor Mc-Isaac (modifikasi skor CENTOR) dapat digunakan untuk membantu memperkirakan kemungkinan faringitis yang disebabkan oleh GAS.[1]

Tabel 1. Skor Mc-Isaac

Gejala Skor
Suhu >38ºC 1
Tidak ada batuk 1
Pembengkakkan/ eksudat tonsil 1
Limfadenopati servikal 1
Usia

  • 3-14 tahun
  • 15-44 tahun
  • ≥45 tahun

 

1

0

-1

Sumber: Nelson Textbook of Pediatrics 20th edition. 2016

Jumlah skoring 4 memiliki nilai prediksi positif infeksi GAS, sebesar 67,8% sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi seperti kultur tenggorokan, atau Rapid Antigen Detection Test (RADT). Beberapa hasil penelitian di Indonesia oleh Damayanti et al (2014), Malino et al (2013) memberikan hasil serupa dengan skor McIsaac ≥4 memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk mengkonfirmasi GAS, dan hasil skor < 4 dapat menyingkirkan kemungkinan faringitis yang disebabkan oleh GAS.[1,12,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding scarlet fever cukup luas, terutama penyakit yang disebabkan oleh etiologi lain yang dapat menyebabkan faringitis dan eksantema. Berikut merupakan beberapa diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan:

Campak (rubeola)

Pada campak terdapat Koplik spot (lesi berwarna putih atau abu-abu dengan dasar eritem) pada bagian mukosa bukal.  Pada scarlet fever tidak didapatkan lesi pada bagian mulut. Pada campak tidak didapatkan tanda inflamasi saluran nafas atas, sedangkan pada scarlet fever dapat dijumpai gejala faringitis.[15,16]

Pada campak, ruam makulopapular muncul pertama kali pada bagian hairline, dahi, dan leher yang selanjutnya menyebar ke bagian trunkus dan ekstremitas. Ruam dapat menetap selama 2-4 hari. Pada scarlet fever ruam memiliki karakteristik sandpaper dan lesi dimulai pada bagian leher yang selanjutnya berprogresi ke trunkus dan ekstremitas.[16]

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut atau istilah lainnya dikenal dengan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) ditandai dengan demam, nyeri pada bagian mulut dan tenggorokan. Lesi HFMD pada bagian mulut (lidah dan mukosa bukal) berupa makula eritem yang berprogresi menjadi vesikel, kemudian ulkus superfisial. Predileksi HFMD lainnya yaitu tangan, kaki, bokong, dan lengan. Lesi berbentuk makulopapular/vesikel yang menetap selama 3-4 hari. Sedangkan pada scarlet fever tidak ditemukan vesikel, ataupun lesi pada bagian mulut.[16]

Penyakit Kawasaki

Gejala klinis penyakit kawasaki yaitu demam paling tidak selama lima hari, yang disertai paling tidak 4 gejala klinis lain berupa (i) injeksi konjungtiva bilateral tanpa eksudat, manifestasi oral (bibir eritem dan pecah-pecah, strawberry tongue, eritema mukosa orofaring, faring eritem tanpa eksudat), (iii) limfadenopati servikal, (iv) ruam terutama berbentuk makulopapular difus yang tidak dijumpai pada bagian wajah, (v) eritema/indurasi pada bagian telapak tangan dan kaki yang diikuti dengan deskuamasi yang terjadi 2-3 minggu setelah onset demam. Ruam dimulai pada bagian perineal yang selanjutnya berlanjut pada bagian trunkus dan ekstremitas.[16]

Pada scarlet fever yang disertai faringitis didapatkan faring eritem dengan eksudat, sedangkan pada kawasaki didapatkan faring tanpa eksudat. Ruam scarlet fever memiliki karakteristik sandpaper, sedangkan kawasaki ruam memiliki bentuk polimorfik. Lesi pada scarlet fever dimulai pada bagian leher yang selanjutnya berprogresi ke trunkus dan ekstremitas, sedangkan pada kawasaki dimulai dari bagian perineal yang menyebar ke bagian trunkus dan ekstremitas. Deskuamasi kulit pada scarlet fever memiliki gambaran flaky, sedangkan pada penyakit kawasaki memiliki gambaran sheetlike. Pada scarlet fever tidak ditemukan kelainan pada bagian mata.[16,17]

Staphylococcal Scarlatina

Staphylococcal scarlatina merupakan kondisi menyerupai scarlet fever, namun pada staphylococcal scarlatina tidak didapatkan strawberry tongue. [2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan baku emas scarlet fever yaitu kultur tenggorokan. Pemeriksaan lain yang dapat digunakan yaitu Rapid Antigen Detection Test (RADT).[1,3,4]

Kultur Tenggorokan

Pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama (dalam hitungan hari) dan bersifat lebih spesifik. Pemeriksaan kultur yang benar dapat memberikan sensivitas sebesar 90-95%.[1,3]

Pemeriksaan kultur dapat memberikan hasil negatif palsu, bila terjadi kesalahan pengambilan sampel atau terdapat riwayat mengonsumsi antibiotik sebelumnya. Hasil positif palsu terjadi bila terdapat kesalahan saat mengidentifikasi bakteri lain sebagai GAS, atau bila anak merupakan karier GAS.[1,3,4]

Rapid Antigen Detection Test (RADT)

Pemeriksaan ini dapat langsung dilakukan dalam hitungan menit, namun kurang spesifik. Pemeriksaan ini memiliki tingkat spesifitas sebesar ≥95%, sehingga hasil RADT positif, tidak memerlukan konfirmasi dengan pemeriksaan kultur. Bila hasil RADT negatif, diperlukan pemeriksaan kultur untuk mengkonfirmasi diagnosis, karena pemeriksaan kultur lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan RADT. Pemeriksaan konfirmasi tidak rutin dilakukan pada orang dewasa, karena risiko komplikasi demam rematik jarang terjadi pada orang dewasa tanpa riwayat episode sebelumnya.[1,4,18]

Serologi

Pemeriksaan serologi bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen bakteri S.pyogenes seperti anti-streptolisin O (ASLO) atau anti-deoksiribonuklease B (anti-DNAse B). Peningkatan titer anti-streptolisin O dapat membuktikan terjadinya infeksi GAS yang baru saja terjadi, namun tidak dapat untuk mendiagnosis faringitis streptokokal yang sedang terjadi. [2,18,19]

Titer ASLO meningkat kurang lebih satu minggu, dan mencapai puncak pada saat 3-6 minggu setelah infeksi GAS. Titer anti-DNAase-B mulai meningkat kira-kira 1-2 minggu dan mencapai puncak 6-8 minggu setelah infeksi. Pemeriksaan serologi ini bermanfaat untuk mendiagnosis adanya infeksi S.pyogenes sebelumnya.[18,19]

Referensi

1. R. Kliegman, B. Stanton, J. St. Geme, N. Schor (eds). Nelson Textbook of Pediatrics 20th edition. Elseiver. Philadelphia. 2016.
2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases of the Skin Clinical Dermatology 11th edition. Elseiver.
3. Pardo Sm Perera TB. Scarlet fever. StatPearls. NCBI. 2020. Available from: Scarlet fever - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
4. Centers for Disease Control and Prevention. Group A Streptococcal (GAS) Disease. Scarlet fever. 2018. Available from: Group A Strep | Scarlet fever | For Clinicians | GAS | CDC
12. Damayanti E, Iriani Y, Yuwono. Ketepatan Skoring McIsaac untuk Mengidentifikasi Faringitis Group A Streptococcus pada Anak. Sari Pediatri. 2014
13. Malino I, Utama D, Soenarto Y. McIsaac criteria for diagnosis of acute group-A β-hemolytic streptococcal pharyngitis. PI [Internet]. 30 Dec.2020 [cited 30Dec.2020];53(5):258-3. Available from: https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/302
15. Basetti S, Hodgson J, Rawson TM, Majeed A. Scarlet fever: A Guide for General Practitioners. London Journal of Primary Care. 2017;9(5):77-79.
16. Mazumdar S, Rothe MJ, Grant-Kels JM. The Rash with Maculopapules and Fever in Children. Clinics in Dermatology. 2018.
17. Cox JR, Sallis RE. Recognition of Kawasaki Disease. The Permanente Journal. 2009;13(1):57-61.
18. Wessels MR. Streptococcus Pyogenes: Basic Biology to Clinical Manifestation-Pharyngitis and Scarlet fever. NCBI. 2016.
19. Uziel Y, Perl L, Barash J, Hashkes PJ. Post-Streptococcal Reactive Arthritis in Children: A Distinct Entity from Acute Rheumatic Fever. Pediatric Rheumatology. 2011:32.

Epidemiologi Scarlet Fever
Penatalaksanaan Scarlet Fever
Diskusi Terbaru
dr.Yulius Widjaya
Hari ini, 16:34
Sertifikat yg tak ada tanda tgn para pelaksana
Oleh: dr.Yulius Widjaya
7 Balasan
Hari ini saya mengikuti Webinar Def.zat besi kenali faktor resiko & strategi pencegahan.Telah mengikuti post test & dinyatakan lulus sertifikat dikirim tapi...
Anonymous
Hari ini, 10:15
Obat eye drop yang aman untuk anak usia 1 tahun
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, pasien laki-laki usia 1 tahun dengan mata merah karena kelilipan. Obat apa yang sekiranya aman untuk meredakan mata merah pada anak usia 1 tahun...
ayu nasiroh
Hari ini, 07:23
Metode sirkumsisi terbaik
Oleh: ayu nasiroh
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, apakah metode yg terbaik untuk sirkumsisi? Mengingat semakin banyak metode2 yang berkembang saat ini. Ada cauter, laser, stapler...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.