Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Infertilitas Pria general_alomedika 2022-11-28T22:27:24+07:00 2022-11-28T22:27:24+07:00
Infertilitas Pria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Infertilitas Pria

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Patofisiologi dari infertilitas pria melibatkan kelainan berbagai proses yang terlibat dalam menentukan jumlah dan fungsi sperma yang baik. Setiap proses mulai dari aksis hipotalamus-pituitari-gonad (HPG) hingga faktor yang mempengaruhi pergerakan sperma di dalam vagina berpeluang menyebabkan infertilitas pria.[3,4]

Fisiologi Fungsi Fertilitas pada Pria

Aksis hipotalamus-pituitari-gonad (HPG) mempengaruhi fungsi seksual dan gonadal dan bertindak dengan sistem closed loop berdasarkan umpan balik dari testis. Ketika ada sinyal dari sistem saraf pusat, hipotalamus merespon dan melepaskan gonadotropin releasing hormone (GnRH). GnRH kemudian berjalan menuju pituitari anterior dan menstimulasi pelepasan gonadotropin, luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). GnRH distimulasi oleh melatonin dan diinhibisi oleh testosterone, corticotropin-releasing hormone, opiat, stress, dan penyakit fisik.

LH dan FSH berperan dalam mengatur spermatogenesis. LH memberikan sinyal kepada sel Leydig untuk melakukan steroidogenesis, sedangkan FSH mengatur spermatogenesis oleh sel Sertoli. Selain oleh FSH, sel Sertoli juga dimodulasi oleh testosterone intratestikular dan sel mioid peritubular.

Sel germinal merupakan prekursor dari spermatozoa. Ketika terjadi stimulasi dari FSH, sel germinal berubah menjadi spermatogonia dan kemudian mengalami maturasi menjadi spermatozoa. Proses spermatogenesis sendiri terdiri dari 4 fase: 1) proliferasi mitosis dan diferensiasi spermatogonial, 2) pembelahan meiosis dari spermatosit menjadi spermatid, 3) perubahan spermatid menjadi dewasa (spermogenesis), 4) pelepasan spermatid kepada lumen (spermatogenesis) menuju epididimis. Gangguan pada fase manapun akan berpengaruh terhadap kesuburan.[3,4]

Abnormalitas Fungsi Fertilitas

Kelainan yang mempengaruhi kerja gonadotropin memiliki spektrum yang luas mulai dari hipoandrogenisme parsial hingga hipogonadisme hipogonadotropik yang berkaitan dengan sindrom tertentu seperti sindrom Kallman. Selain itu, faktor ekstrinsik seperti trauma kepala, riwayat radiasi sinar pengion pada area kepala, penyalahgunaan alkohol, penyakit sistemik, dan hemokromatosis juga patut dipertimbangkan sebagai penyebab hipogonadisme pada kasus infertilitas pria.

Pada kasus lain, sindrom genetik yang melibatkan spermatogenesis diketahui dapat berkaitan dengan infertilitas pria. Sindrom genetik ini dapat mempengaruhi jumlah kromosom, kelainan struktural, maupun anomali epigenetik pada gamet. Kelainan jumlah kromosom yang umum dijumpai sebagai penyebab genetik infertilitas pria adalah sindrom Klinefelter. Pada lebih dari 90% kasus sindrom Klinefelter, azoospermia disertai hipogonadisme.

Infertilitas pria juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit yang mempengaruhi kompartemen testis. Gangguan testikuler yang berkontribusi pada infertilitas pria terjadi biasanya melibatkan kelainan pada produksi sperma di epitel tubulus seminiferus, sintesis testosteron oleh sel Leydig, maupun sumbatan mikroduktal pada sistem transportasi sperma ke duktus ejakulatorius.

Infertilitas pria juga dapat disebabkan oleh varikokel. Sebagian besar pria dengan varikokel biasanya memiliki jumlah sperma yang masih baik dalam analisis semen. Meski demikian, varikokel diduga berperan dalam kejadian infertilitas pria akibat dampaknya terhadap peningkatan suhu intratestikuler akibat gangguan pada sistem pertukaran panas antara pleksus pampiniformis dengan sistem arteri sentral dan vena di sekitarnya. Selain itu, infertilitas juga dapat disebabkan oleh berbagai bentuk gangguan ejakulasi akibat kelainan anatomi, fungsional, dan neurologis.[1-4,6]

 

 

Penulisan pertama oleh:  dr. Sunita

Referensi

1. Leslie SW, Siref LE, Soon-Sutton TL, Khan MAB. Male Infertility - StatPearls - NCBI Bookshelf source 1. StatPearls Publ. 2022; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562258/
2. Agarwal A, Baskaran S, Parekh N, Cho CL, Henkel R, Vij S, et al. Male infertility. Lancet. 2021;397(10271):319–33. http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(20)32667-2
3. Dave CN. Male Infertility : Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape, 2020.
4. Babakhanzadeh E, Nazari M, Ghasemifar S, Khodadadian A. Some of the factors involved in male infertility: A prospective review. Int J Gen Med. 2020;13:29–41.
6. Leaver RB. Male infertility: an overview of causes and treatment options. Br J Nurs. 2016 Oct 13;25(18):S35-S40. doi: 10.12968/bjon.2016.25.18.S35. PMID: 27734725.

Pendahuluan Infertilitas Pria
Etiologi Infertilitas Pria

Artikel Terkait

  • Efek Merokok Terhadap Kualitas Semen pada Kelompok Pria Subur yang Sehat
    Efek Merokok Terhadap Kualitas Semen pada Kelompok Pria Subur yang Sehat
  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Suplementasi Asam Folat dan Zink untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
    Suplementasi Asam Folat dan Zink untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
  • Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
    Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
21 September 2022
Pasien wanita usia 28 tahun dengan keputihan, riwayat haid tidak teratur dan belum hamil sudah 1 tahun menikah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin diskusi dok. Pasien perempuan usia 28 tahun keluhan saat ini keputihan berwarna putih kekuningan. Keluhan dirasakan pada hari ke-13 dari...
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
03 Agustus 2022
Kapan waktu terbaik melakukan tes infertilitas? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
3 Balasan
ALO dr. Shandy, Sp. OG, izin bertanya dok, kapan waktu terbaik melakukan tes infertilitas? apakah harus setelah lebih dari 1 tahun menikah? atau ada kah...
Anonymous
14 Juli 2022
Pasien dengan nilai antibodi sperma autoimun tinggi pada serum darah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya memiliki pasien dengan nilai asa seperti pada gambar,,terapinya bagaimana,,mohon kiranya bagi dr sp andrologi agar bs membantu

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.