Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Cyclosporine general_alomedika 2023-01-11T15:15:43+07:00 2023-01-11T15:15:43+07:00
Cyclosporine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Cyclosporine

Oleh :
dr. Anggia Shinta Wijaya Kusuma
Share To Social Media:

Pengawasan klinis terkait penggunaan cyclosporine atau siklosporin adalah adanya tanda-tanda nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas. Risiko nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas meningkat dengan kenaikan dosis cyclosporine.

Disfungsi ginjal, termasuk kerusakan struktural ginjal, merupakan konsekuensi dari penggunaan cyclosporine sehingga fungsi ginjal harus dipantau selama terapi.[6]

Monitoring untuk Pasien Rheumatoid Arthritis

Pengawasan sebelum memulai pengobatan cyclosporine pada pasien rheumatoid arthritis adalah pemeriksaan fisik yang cermat, termasuk pengukuran tekanan darah, dan pengukuran kadar kreatinin sebagai baseline.

Tekanan darah dan kreatinin dievaluasi setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama, dan kemudian setiap bulan jika pasien dinilai stabil. Apabila cyclosporine digunakan dengan methotrexate, uji fungsi hati dan darah lengkap direkomendasikan untuk dipantau setiap bulan.

Apabila terjadi hipertensi, dosis cyclosporine harus dikurangi 25-50%. Jika hipertensi berlanjut, dosis cyclosporine harus dikurangi atau tekanan darah harus dikontrol menggunakan obat antihipertensi. Umumnya, tekanan darah kembali normal apabila cyclosporine dihentikan.[6]

Monitoring untuk Pasien Psoriasis

Pada psoriasis, pengukuran tekanan dan pemeriksaan kulit perlu dilakukan sebagai basis data. Karena cyclosporine merupakan agen imunosupresan, keberadaan infeksi dan tumor pada pasien harus dievaluasi. Lesi kulit yang tidak khas pada psoriasis harus dibiopsi terlebih dahulu.

Pasien psoriasis yang memiliki lesi maligna atau premaligna hanya bisa diberi cyclosporine setelah lesi yang muncul dirawat terlebih dahulu dan apabila tidak ada pilihan pengobatan lain.

Pantau juga kadar kreatinin pasien. Dosis cyclosporine harus diturunkan apabila kadar kreatinin naik menjadi ≥25% dari sebelumnya. Peningkatan kreatinin umumnya bersifat reversibel setelah dosis diturunkan atau pemberian dihentikan.[6]

Monitoring untuk Pasien Keratitis

Penggunaan obat cyclosporine tetes mata pada pasien keratitis berat akibat dry eyes syndrome yang tidak respon terhadap artificial eye tears perlu dipantau melalui pemeriksaan oftalmologi setiap 6 bulan sekali.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

4. MIMS. Ciclosporin. 2022. http://mims.com/indonesia/drug/info/ciclosporin/?type=brief&mtype=generic
6. Drugs.com. Cyclosporine 2019. https://www.drugs.com/ppa/cyclosporine-systemic.html

Kontraindikasi dan Peringatan Cy...

Artikel Terkait

  • Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
    Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
    Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
Diskusi Terkait
dr. Felicia
15 Agustus 2022
Melanoma Maligna pada Transplantasi Ginjal - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO DokterRisiko melanoma meningkat pada resipien transplantasi organ solid, seperti transplantasi ginjal. Angka mortalitas pada pasien transplantasi ginjal...
dr. Gabriela Widjaja
12 Agustus 2022
Antibiotik untuk Bakteriuria Asimtomatik pada Resipien Transplantasi Ginjal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Resipien transplantasi ginjal dengan bakteriuria asimtomatik umumnya diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih yang...
dr. Nurul Falah
23 Februari 2021
Apakah ibu hamil dapat mendonorkan ginjalnya?
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya seorang wanita sedang hamil 14 minggu, saat ini suami user telah didiagnosis dengan gagal ginjal kronis dan direkomendasikan untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.