Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi dan Dosis Erythromycin general_alomedika 2019-10-02T09:24:57+07:00 2019-10-02T09:24:57+07:00
Erythromycin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Erythromycin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Indikasi erythromycin digunakan sebagai terapi standar untuk mengobati pertusis dan difteri. Selain itu, erythromycin digunakan juga untuk mengobati infeksi klamidia pada anak dan infant, dan konjungtivitis  klamidia neonatorum. Untuk pasien yang alergi penisilin, pengobatan dengan erythromycin dapat sebagai alternatif.

Pertusis

Pengobatan pertusis dengan erythromycin, dosis dewasa 500 mg diberikan per oral, 3-4 kali sehari selama 7-14 hari. Sedangkan, dosis  erythromycin  pada anak dan neonatus usia >1 bulan, 40‒50 mg/kgBB/hari per oral, diberikan 3-4 kali sehari selama 14 hari. Dosis maksimum 2 gram/hari.  Antibiotik pada orang yang kontak dengan pasien (postexposure antimicrobial prophylaxis / PEP), bisa diberikan erythromycin dosis 40 mg/kgBB/hari, dibagi 4 kali sehari, selama 14 hari, terutama untuk setiap bayi di bawah usia 6 bulan yang disertai demam atau tanda lain dari infeksi saluran pernapasan dalam keluarga pasien pertusis. [2,6]

Difteri

Pengobatan difteri dengan antibiotik erythromycin dapat diberikan per oral atau injeksi, dosis 40 mg/kg/hari, maksimum 2 gram/hari,  selama 14 hari. Difteri biasanya tidak dapat menular lagi setelah 48 jam setelah mulai pengobatan antibiotik. Namun tindakan mencegah penularan tetap harus dilakukan sampai pemberian antibiotik tuntas dan hasil kultur negatif. Seseorang yang kontak dengan pasien difteri, juga harus mendapatkan terapi antibiotik erythromycin per oral, dosis 40 mg/kg/hari (anak) atau 1 gram/hari (dewasa), selama 7-10 hari. [3]

Infeksi Klamidia pada Anak dan Infant

Anak dengan berat badan <45 kg yang mengalami infeksi klamidia pada urogenital dan rektal, diberikan erythromycin etilsuksinat 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4, selama 14 hari. Sedangkan pada neonatus yang terinfeksi klamidia, seperti pneumonia, diberikan erythromycin etilsuksinat 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4, selama kurun waktu 14 hari. [17,18]

Konjungtivitis Klamidia Neonatorum

Pada konjungtivitis klamidia neonatorum diberikan dosis erythromycin diberikan pada neonatus usia >1 bulan, 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4 selama 14 hari. Sebagai profilaksis, erythromycin 0,5% salep mata dapat diaplikasikan pada kedua mata bayi segera setelah lahir untuk mencegah penularan infeksi klamidia atau gonore dari ibu yang melahirkannya. [4,16,19]

Infeksi Lainnya

WHO merekomendasikan penggunaan erythromycin sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati infeksi menular seksual, seperti klamidia genital atau gonore tanpa komplikasi, dengan dosis dewasa 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. [4,5]

Selain itu, pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin dapat diberikan erythromycin sebagai pilihan lain, misalnya pada kasus faringitis streptokokus grup A, dan pencegahan primer terhadap demam rematik. Pemberian erythromycin estolat dosis 20-40 mg/kgBB/hari diberikan 3 kali sehari selama 10 hari. Dosis maksimal 1,5 gram/hari. [20]

Gel atau krim erythromycin digunakan secara topikal misalnya pada pengobatan acne vulgaris dengan peradangan ringan hingga sedang. Erythromycin topikal sangat berguna ketika digunakan dengan benzoil peroksida atau retinoid topikal, dapat mengurangi jumlah lesi total 50-70%, bila diaplikasikan sehari 2 kali. [1,4]

Referensi

2. CDC. Pertussis (Whooping Cough): Clinical Treatment. January 2017; Available from: https://www.cdc.gov/pertussis/clinical/treatment.html
3. CDC. Diphtheria: Clinicians. February 2019; Available from: https://www.cdc.gov/diphtheria/clinicians.html
4. The World Health Organization, WHO Guideline for the Treatment Chlamydia trachomatis. 2016, WHO: Geneva
5. The World Health Organization. WHO Guideline for the Treatment Neisseria gonorrhoeae. 2016; Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246114/9789241549691-eng.pdf
6. Kilgore PE, Salim AM, et al. Pertussis: Microbiology, Disease, Treatment, and Prevention. Clinical microbiology reviews, 2016. 29(3): p. 449-486
16. Drugs.com. Erythromycin. October 2018; Available from: https://www.drugs.com/erythromycin.html
17. CDC. Summary of CDC Treatment Guidelines: Sexually Transmitted Diseases. 2015; Available from: https://www.cdc.gov/std/tg2015/2015-wall-chart.pdf
18. The World Health Organization. Recommendations for Treatment of Chlamydial Infections. 2016; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
19. Zikic A, Schünemann H, Wi T, et al. Treatment of Neonatal Chlamydial Conjunctivitis: A Systematic Review and Meta-analysis. Journal of the Pediatric Infectious Diseases Society, 2018. 7(3): p. e107-e115
20. The World Health Organization. Drugs Used in the Treatment of Streptococcal Pharyngitis and Prevention of Rheumatic Fever: Table 1. Treatment of Group a Streptococcal Pharyngitis (Primary Prevention of Rheumatic Fever). October 2018; Available from: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Js2252e/4.html

Formulasi Erythromycin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Hubungan Erythromycin dan Makrolida Lain dengan Malformasi Kongenital
    Hubungan Erythromycin dan Makrolida Lain dengan Malformasi Kongenital
  • Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
    Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
13 September 2021
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
26 November 2019
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
10 Agustus 2019
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.