Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Erythromycin general_alomedika 2022-09-01T10:17:06+07:00 2022-09-01T10:17:06+07:00
Erythromycin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Erythromycin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Indikasi erythromycin atau eritromisin adalah sebagai terapi pertusis dan difteri. Selain itu, erythromycin digunakan juga untuk mengobati konjungtivitis klamidia neonatorum. Dosis erythromycin bervariasi tergantung pada indikasinya. Pada penyakit menular seksual, misanya sifilis atau klamidia, pengobatan dengan erythromycin merupakan alternatif bagi pasien yang alergi penisilin.

Pertusis

Pengobatan pertusis dengan erythromycin, dosis dewasa 500 mg diberikan per oral, 3–4 kali sehari selama 7–14 hari. Sedangkan, dosis  erythromycin  pada anak dan neonatus usia >1 bulan adalah 40‒50 mg/kg/hari per oral, diberikan 3-4 kali sehari selama 14 hari. Dosis maksimum 2 gram/hari.[7,8]

Postexposure Antimicrobial Prophylaxis

Postexposure antimicrobial prophylaxis/PEP adalah pemberian antimikroba profilaksis pada orang-orang risiko tinggi yang berkontak dengan pasien pertusis dalam 21 hari dari onset batuk dimulai. Termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi, antara lain bayi <12 bulan, wanita hamil trimester 3, dan pasien dengan gangguan kesehatan yang dapat diperberat infeksi pertusis, misalnya immunocompromised atau asma derajat sedang hingga berat.[2]

Dosis erythromycin PEP adalah 40 mg/kg/hari, dibagi 4 kali sehari, selama 14 hari. Profilaksis terutama diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan, yang disertai demam atau tanda lain dari infeksi saluran pernapasan dalam keluarga pasien pertusis.[2,7]

Difteri

Pengobatan difteri dengan antibiotik erythromycin dapat diberikan per oral atau injeksi, dengan dosis dewasa 40–50 mg/kg/hari, maksimum 2 gram/hari,  selama 14 hari. Difteri biasanya tidak dapat menular lagi setelah 48 jam setelah mulai pengobatan antibiotik. Namun, tindakan mencegah penularan tetap harus dilakukan sampai pemberian antibiotik tuntas dan hasil kultur negatif.

Seseorang yang kontak dengan pasien difteri dalam 7 hari sejak bergejala, juga harus mendapatkan terapi antibiotik erythromycin per oral, dosis 40 mg/kg/hari pada anak, atau 1 gram/hari pada dewasa. Pengobatan diberikan selama 7–10 hari.[10]

Klamidia

Penggunaan erythromycin pada infeksi Chlamydia trachomatis diindikasikan untuk konjungtivitis pada bayi dan anak-anak. Selain itu, erythromycin juga digunakan untuk infeksi klamidia pada uretra, endoserviks, dan rektal pada wanita hamil, ibu menyusui, remaja, serta dewasa.

Konjungtivitis Klamidia pada Bayi dan Anak-Anak

Dosis erythromycin untuk konjungtivitis pada bayi dengan berat badan di atas 2000 g adalah 30 mg/kg/hari per oral dalam dosis terbagi. Pada bayi dengan usia di atas 1 minggu hingga 1 bulan dosis erythromycin adalah 40 mg/kg/hari, selama minimal 14 hari.

Pada anak-anak di atas 9 tahun, erythromycin dapat digunakan sebagai terapi alternatif dengan dosis 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 2000 mg/hari, selama 7 hari, atau 1000 mg per hari selama 14 hari.

Sebagai profilaksis, erythromycin 0,5% salep mata dapat diaplikasikan pada kedua mata bayi segera setelah lahir untuk mencegah penularan infeksi klamidia atau gonore dari ibu yang melahirkannya.[7,17]

Infeksi Klamidia pada Uretra, Endoserviks, dan Rektal

Dosis erythromycin oral  bagi ibu hamil, menyusui, remaja, dan dewasa yang digunakan adalah 500 mg, 4 kali sehari, dengan masa pengobatan selama 7 hari. Bagi wanita hamil yang tidak bisa mentoleransi dosis ini, dosis dapat dikurangi menjadi 250 mg, 4 kali sehari, selama 14 hari.[11]

Infeksi Lainnya

World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan erythromycin sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati infeksi menular seksual, seperti gonore tanpa komplikasi. Dosis dewasa adalah 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari.[4,5]

Selain itu, pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin dapat diberikan erythromycin sebagai pilihan lain, misalnya pada kasus faringitis streptokokus grup A, dan pencegahan primer terhadap demam rematik. Pemberian erythromycin estolat dosis 20–40 mg/kg/hari diberikan 3 kali sehari selama 10 hari. Dosis maksimal 1,5 gram/hari.[18]

Gel atau krim erythromycin dapat digunakan secara topikal misalnya pada pengobatan acne vulgaris dengan peradangan ringan hingga sedang. Erythromycin topikal sangat berguna ketika digunakan dengan benzoil peroksida atau retinoid topikal, dapat mengurangi jumlah lesi total 50–70%, bila diaplikasikan sehari 2 kali.[1,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 12560, Erythromycin. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Erythromycin
2. CDC. Pertussis (Whooping Cough): Clinical Treatment. 2019. https://www.cdc.gov/pertussis/clinical/treatment.html
4. World Health Organization. WHO Guideline for the Treatment Chlamydia trachomatis. WHO. 2016. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246165/9789241549714-eng.pdf
5. World Health Organization. WHO Guideline for the Treatment Neisseria gonorrhoeae. WHO. 2016. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246114/9789241549691-eng.pdf
7. Pfizer Canada. Erythromycin delayed release capsules USP. Pfizer. 2021 https://www.pfizer.ca/sites/default/files/202205/ERYC_PM_EN_258552_21-Apr-2022.pdf
8. American Society of Health System Pharmacists. Erythromycin. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/erythromycin-systemic.html
10. FDA. Erythromycin Tablets. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/pro/erythromycin-tablets.html#s-34070-3
11. MedSafe NZ. ERA Filmtabs. 2021 https://www.medsafe.govt.nz/Profs/Datasheet/e/ERAcaptab.pdf
17. Zikic A, Schünemann H, Wi T, et al. Treatment of Neonatal Chlamydial Conjunctivitis: A Systematic Review and Meta-analysis. Journal of the Pediatric Infectious Diseases Society, 2018. 7(3): p. e107-e115

Formulasi Erythromycin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
    Hubungan Erythromycin dan Antibiotik Makrolid Lainnya dengan Malformasi Kongenital
  • Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
    Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
Anonymous
11 Desember 2022
Apakah masih diperlukan vaksinasi DPT jika sedang mengalami pertusis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok,izin bertanya TS, seorang anak usia 5 tahun dengan diagnosa Pertussis, dengan riwayat belum pernah immunisasi DPT, apakah masih diperlukan vaksinasi...
dr. Nurul Falah
13 September 2021
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
26 November 2019
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.