Indikasi dan Dosis Erythromycin
Indikasi erythromycin digunakan sebagai terapi standar untuk mengobati pertusis dan difteri. Selain itu, erythromycin digunakan juga untuk mengobati infeksi klamidia pada anak dan infant, dan konjungtivitis klamidia neonatorum. Untuk pasien yang alergi penisilin, pengobatan dengan erythromycin dapat sebagai alternatif.
Pertusis
Pengobatan pertusis dengan erythromycin, dosis dewasa 500 mg diberikan per oral, 3-4 kali sehari selama 7-14 hari. Sedangkan, dosis erythromycin pada anak dan neonatus usia >1 bulan, 40‒50 mg/kgBB/hari per oral, diberikan 3-4 kali sehari selama 14 hari. Dosis maksimum 2 gram/hari. Antibiotik pada orang yang kontak dengan pasien (postexposure antimicrobial prophylaxis / PEP), bisa diberikan erythromycin dosis 40 mg/kgBB/hari, dibagi 4 kali sehari, selama 14 hari, terutama untuk setiap bayi di bawah usia 6 bulan yang disertai demam atau tanda lain dari infeksi saluran pernapasan dalam keluarga pasien pertusis. [2,6]
Difteri
Pengobatan difteri dengan antibiotik erythromycin dapat diberikan per oral atau injeksi, dosis 40 mg/kg/hari, maksimum 2 gram/hari, selama 14 hari. Difteri biasanya tidak dapat menular lagi setelah 48 jam setelah mulai pengobatan antibiotik. Namun tindakan mencegah penularan tetap harus dilakukan sampai pemberian antibiotik tuntas dan hasil kultur negatif. Seseorang yang kontak dengan pasien difteri, juga harus mendapatkan terapi antibiotik erythromycin per oral, dosis 40 mg/kg/hari (anak) atau 1 gram/hari (dewasa), selama 7-10 hari. [3]
Infeksi Klamidia pada Anak dan Infant
Anak dengan berat badan <45 kg yang mengalami infeksi klamidia pada urogenital dan rektal, diberikan erythromycin etilsuksinat 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4, selama 14 hari. Sedangkan pada neonatus yang terinfeksi klamidia, seperti pneumonia, diberikan erythromycin etilsuksinat 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4, selama kurun waktu 14 hari. [17,18]
Konjungtivitis Klamidia Neonatorum
Pada konjungtivitis klamidia neonatorum diberikan dosis erythromycin diberikan pada neonatus usia >1 bulan, 50 mg/kgBB/hari secara oral, dalam dosis terbagi 4 selama 14 hari. Sebagai profilaksis, erythromycin 0,5% salep mata dapat diaplikasikan pada kedua mata bayi segera setelah lahir untuk mencegah penularan infeksi klamidia atau gonore dari ibu yang melahirkannya. [4,16,19]
Infeksi Lainnya
WHO merekomendasikan penggunaan erythromycin sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati infeksi menular seksual, seperti klamidia genital atau gonore tanpa komplikasi, dengan dosis dewasa 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. [4,5]
Selain itu, pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin dapat diberikan erythromycin sebagai pilihan lain, misalnya pada kasus faringitis streptokokus grup A, dan pencegahan primer terhadap demam rematik. Pemberian erythromycin estolat dosis 20-40 mg/kgBB/hari diberikan 3 kali sehari selama 10 hari. Dosis maksimal 1,5 gram/hari. [20]
Gel atau krim erythromycin digunakan secara topikal misalnya pada pengobatan acne vulgaris dengan peradangan ringan hingga sedang. Erythromycin topikal sangat berguna ketika digunakan dengan benzoil peroksida atau retinoid topikal, dapat mengurangi jumlah lesi total 50-70%, bila diaplikasikan sehari 2 kali. [1,4]