Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Diazepam general_alomedika 2023-04-05T09:39:59+07:00 2023-04-05T09:39:59+07:00
Diazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Diazepam

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Kontraindikasi utama dari diazepam adalah riwayat hipersensitivitas dan pasien pediatri usia <6 bulan. Diazepam diketahui dapat menyebabkan ketergantungan, gejala putus obat, dan harus hati-hati diberikan pada pasien yang menggunakan opioid dan alkohol. Peringatan penggunaan diazepam termasuk penanganan kasus overdosis obat ini.

Kontraindikasi

Diazepam dikontraindikasikan pada kondisi berikut:

  • Hipersensitivitas terhadap diazepam
  • Usia < 6 bulan, karena kurangnya pengalaman klinis
  • Myasthenia gravis
  • Gangguan pernapasan berat, misalnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Gangguan fungsi hati berat, misalnya sirosis hepatis

  • Sindrome sleep apnea

  • Glaukoma sudut tertutup akut (terapi diazepam masih bisa diberikan pada pasien glaukoma sudut terbuka)[2,3]

Peringatan

Diazepam merupakan obat kategori Schedule IV, dimana terdapat potensi penyalahgunaan akibat ketergantungan obat benzodiazepin. Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat harus dipantau secara ketat, untuk memastikan tidak terjadi ketergantungan dan habituasi. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang harus menjadi peringatan saat pemberian diazepam, seperti gejala putus obat, penggunaan bersama dengan opioid atau alkohol, gejala efek samping, dan gejala overdosis. Untuk memastikan keamanan penggunaan diazepam, pasien harus diingatkan agar tidak meningkatkan atau menghentikan mendadak konsumsi obat.[3-5,8,10]

Gejala Putus Obat

Gejala putus obat diazepam dapat terjadi setelah penghentian mendadak. Umumnya muncul gejala tremor, gangguan gastrointestinal, nyeri otot, diaphoresis, nyeri kepala, iritabilitas, dan gaduh gelisah. Pada kasus berat, dapat menimbulkan derealisasi, depersonalisasi, hipersensitivitas cahaya, hiperakusis, hingga kejang. Penghentian diazepam harus dilakukan secara berkala, dan dilakukan kombinasi antara terapi farmakologi dan psikoterapi. Terapi farmakologi yang bisa diberikan adalah antikonvulsan seperti carbamazepine atau pregabalin.[5,10]

Penggunaan Bersama Opioid atau Alkohol

Penggunaan diazepam bersamaan dengan obat depresan sistem saraf pusat lain, seperti opioid dan alkohol, dapat menyebabkan peningkatan sedasi, depresi napas, dan koma. Kombinasi diazepam dengan opioid hanya dilakukan pada kondisi yang mengharuskan terapi tersebut. Dosis kombinasi dipertahankan pada dosis terendah yang efektif dalam jangka waktu sesingkat mungkin.[3,4]

Gejala Efek Samping

Diazepam memiliki efek samping dapat menurunkan kemampuan beraktivitas, sehingga pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan bahaya, seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin berat.[3,8]

Diazepam diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan pernapasan (misalnya penyakit paru obstruktif akut / PPOK), penyakit hati dan ginjal, glaukoma sudut terbuka, gangguan refleks muntah, depresi, ide bunuh diri, obesitas, dan riwayat penyalahgunaan obat.[8]

Overdosis

Kondisi overdosis diazepam umumnya merupakan intensifikasi dari efek terapeutik. Tanda dan gejala overdosis diazepam adalah:

  • Ataksia, disartria, kelemahan otot
  • Mengantuk, sedasi, tidur yang dalam, kebingungan
  • Hipotensi
  • Nystagmus
  • Eksitasi paradoks, misalnya gaduh gelisah[5,6]

Overdosis diazepam yang berat dapat menyebabkan arefleksia, depresi napas dan kardiovaskuler, koma, dan kematian meskipun sangat jarang terjadi. Efek depresi napas dari diazepam akan memberat pada pasien dengan PPOK atau pada kondisi kombinasi overdosis dengan depresan lain seperti alkohol. [5,6]

Bila terjadi overdosis, beberapa tindakan yang dilakukan adalah:

  1. Harus memastikan ventilasi adekuat, perhatikan tanda insufisiensi pernapasan, dan berikan oksigen dengan non-rebreathing mask 10-15 L/menit apabila diperlukan
  2. Mempertahankan patensi jalan napas, misalnya dengan pemasangan orofaring atau nasofaring, dan suction bila diperlukan
  3. Pemberian cairan intravena, dengan cairan salin normal atau ringer laktat, diberikan dengan hati-hati dan memperhatikan tanda kelebihan cairan
  4. Tidak diperlukan tindakan pengosongan lambung, pemberian arang aktif dapat dilakukan untuk menurunkan absorbsi diazepam
  5. Pada kondisi syok atau hipotensi, pasien diberikan terapi suportif seperti posisi supine, dan obat vasopressor seperti norepinefrin untuk menurunkan resistensi vaskular sistemik.
  6. Intubasi diindikasikan pada pasien yang tidak sadar dengan edema pulmo atau pasien dengan depresi pernapasan berat
  7. Tidak diperlukan hemodialisis, diuresis paksa, atau hemoperfusion
  8. Pemberian flumazenil sebagai benzodiazepine reseptor antagonis spesifik[5,6]

Pemberian flumazenil dapat secara cepat membangunkan pasien dari koma, tetapi obat hanya sebagai adjuvan dan tidak menggantikan penanganan suportif. Dosis inisiasi flumazenil adalah 0,1−0,2 mg, dapat diulang bila perlu hingga dosis maksimal 3 mg. Pasien dapat kembali mengalami sedasi setelah efek flumazenil menurun, yaitu sekitar 1−2 jam pasca pemberian, sehingga terkadang memerlukan infus kontinu.[5]

Referensi

2. PubChem. Diazepam (Compound). National Library of Medicine. 2020. Available from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diazepam
3. Food and Drug Administration. Valium®. 2016. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/013263s094lbl.pdf
4. Drugs.com. Diazepam. 2019. Available from: https://www.drugs.com/ppa/diazepam.html
5. Drugbank. Diazepam. 2020. Available from https://go.drugbank.com/drugs/DB00829
6. MIMS. Diazepam. 2020. Available from: https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diazepam?mtype=generic
8. Medscape. Diazepam. 2020. Available from: https://reference.medscape.com/drug/valium-diastat-diazepam-342902#0
10. Brett J, Murnion B. Management of benzodiazepine misuse and dependence. Australian Prescriber. 2015. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4657308/

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Diazepam

Artikel Terkait

  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2025, 20:09
Bagaimana Pemberian Diazepam parenteral untuk Kejang dan berapa dosisnya?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokterBagaimana pemberian diazepam parenteral untuk tatalaksana kejang? Apakah perlu diencerkan? Jika diencerkan berapa cc dan pemberian bolusnya berapa...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 10:38
Tatalaksana kejang dengan syok/hipotensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dokter, bagaimana tatalaksana abortif kejang akut pada pasien dgn syok atau hipotensi? apakah masih ada tempat pemberian midazolam/diazepam pada kasus...
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.