Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Diazepam general_alomedika 2020-12-01T17:29:17+07:00 2020-12-01T17:29:17+07:00
Diazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Diazepam

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Penggunaan diazepam pada kehamilan masuk kategori D menurut FDA dan kategori C berdasarkan TGA. Diazepam menembus sawar plasenta dan terdapat bukti berisiko buruk pada janin. Diazepam tidak direkomendasikan diberikan pada ibu menyusui karena dapat disekresikan melalui ASI.

Penggunaan pada Kehamilan

Food and Drug Administration (FDA) menggolongkan diazepam ke dalam kategori D, sedangkan Therapeutic Goods Administration (TGA) masuk kategori C. Penggunaan diazepam pada wanita hamil atau ingin hamil hanya dilakukan apabila kondisi klinis mengharuskan, meskipun berisiko terhadap kandungan. Studi pada binatang menunjukkan peningkatan risiko malformasi kongenital, kelainan perkembangan janin, dan potensi genotoksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat golongan benzodiazepine, termasuk diazepam.[3,4]

Risiko lain yang tidak bersifat teratogenik adalah neonatal flaccidity, gangguan pernapasan, dan gangguan makan pada bayi. Ibu hamil fase akhir yang mendapatkan benzodiazepine dikaitkan dengan kondisi hipotermia neonatus. Karena itu, penggunaan benzodiazepine berisiko terutama pada kehamilan trimester pertama dan ketiga, yaitu risiko teratogenitas dan gejala putus obat pada neonatus.[3,4]

Penggunaan diazepam dosis tinggi pada saat bersalin berpotensi menimbulkan gangguan laju nadi, refleks hisap berkurang, dan depresi napas sedang pada neonatus. Hal ini diakibatkan kemampuan metabolisme di hati yang belum matang pada neonatus, terutama bayi prematur.[5,9]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Diazepam dan metabolit aktifnya diekskresikan pada ASI. Studi menyatakan relative infant dose (RID) atau dosis yang diterima bayi lewat ASI terhadap dosis yang didapatkan ibu adalah sebesar 9%. Bayi yang menerima ASI dari ibu yang mengonsumsi diazepam dilaporkan mengalami sedasi, penurunan berat badan, dan kesulitan makan. Apabila terpaksa diberikan obat benzodiazepine, WHO merekomendasikan pemberian obat lain seperti lorazepam dan oxazepam yang memiliki waktu paruh singkat dan kadar di ASI yang rendah.[5,9]

Referensi

3. Food and Drug Administration. Valium®. 2016. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/013263s094lbl.pdf
4. Drugs.com. Diazepam. 2019. Available from: https://www.drugs.com/ppa/diazepam.html
5. Drugbank. Diazepam. 2020. Available from https://go.drugbank.com/drugs/DB00829
9. Dhaliwal JS, Rosani A, Saadabadi A. Diazepam. StatPearls. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537022/

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Di...

Artikel Terkait

  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
27 hari yang lalu
Waktu yang tepat untuk berhenti minum obat antiepilepsi setelah pasien 2 tahun bebas kejang
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok...Mau menanyakan terkait kapan waktu yg tepat untuk menghentikan minum obat anti epilepsi setelah pasien sudah 2 tahun bebas kejang.Dan bgmana...
Anonymous
04 Januari 2023
Imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah kontraindikasi imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi? Bayi ini riwayat kdk setelah imunisasi dan berlanjut menjadi...
Anonymous
31 Desember 2022
Penggunaan diazepam ampul melalui rectal pada kasus kejang pada anak
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Sejawat sekalian saya mohon diskusi apakah bisa pada kasus kejang anak penggunaan diazepam ampul injeksi dimana pada ampul tertulis IV atau IM,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.