Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pengawasan Klinis Diazepam general_alomedika 2022-03-11T14:52:26+07:00 2022-03-11T14:52:26+07:00
Diazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Diazepam

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pemberian diazepam termasuk pemantauan kedalaman sedasi, kondisi kardiovaskuler dan respirasi, serta status mental pasien. Pada pemakaian jangka panjang harus diperhatikan tanda-tanda adiksi atau ketergantungan obat[6,9]

Beberapa hal yang harus dipantau ketika memberikan diazepam adalah:

  • Kardiovaskuler dan respirasi: tekanan darah, laju napas, laju nadi
  • Status mental: gejala kecemasan, delirium

  • Kedalaman sedasi
  • Tanda-tanda adiksi: ketergantungan benzodiazepin, toleransi
  • Pemakaian jangka panjang: pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, laktat serum, tanda toksisitas propylene glycol, dan osmolality gap[6,9]

Propylene glycol merupakan zat dilusi pada sediaan diazepam intravena. Akumulasi propylene glycol dalam tubuh dikaitkan dengan penggunaan diazepam intravena jangka waktu lama, atau dengan dosis besar. Efek zat ini dapat menyebabkan hiperosmolaritas serum, hemolisis, disritmia jantung, hipotensi, asidosis laktat, kejang, cedera ginjal akut, dan kerusakan berbagai sistem organ.[9]

Osmolality gap adalah selisih antara measured osmolality dan calculated osmolality. Osmolalitas serum merupakan konsentrasi zat terlarut dalam plasma, seperti garam sodium, glukosa, dan urea. Osmolality gap menghitung zat terlarut yang bukan merupakan zat-zat tersebut. Osmolality gap ≥10 prediktif terhadap peningkatan zat propylene glycol, dan ≥12 mengindikasikan toksisitas propylene glycol.[4,15]

Populasi Khusus

Pemberian diazepam harus mendapatkan perhatian khusus pada beberapa populasi, yaitu lansia, pediatrik, gangguan fungsi hati, dan pengguna obat depresan sistem saraf pusat lainnya.

Populasi Lansia

Pemberian diazepam pada lansia harus dilakukan dengan hati-hati. Lansia cenderung mengalami kemungkinan yang lebih besar terhadap penurunan kerja ginjal dan hati, sehingga menurunkan kemampuan metabolisme dan eliminasi obat. Akibatnya, terjadi peningkatan risiko akumulasi obat dalam tubuh yang berpotensial menimbulkan efek samping. Diazepam juga harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan risiko jatuh.[9]

Selain itu, dilaporkan terjadi reaksi paradoks dimana sistem saraf pusat mengalami hiperaktivitas. Reaksi paradox ini lebih sering terjadi pada anak atau lansia. Manifestasi dapat berupa perilaku agresif, iritabilitas, ansietas, dan halusinasi. Apabila hal ini terjadi, pemakaian obat harus dihentikan segera. Dosis obat yang diberikan untuk lansia adalah dosis efektif terendah dalam waktu sesingkat mungkin.[3,9]

Populasi Pediatrik

Diazepam dapat diberikan pada pasien pediatri dengan penyesuaian dosis. Pada bayi usia <6 bulan, diazepam tidak boleh diberikan karena minimnya pengalam klinis, kecuali pada keadaan dimana tidak ada alternatif lain.[2,14]

Penderita Gangguan Fungsi Hati

Pada pasien dengan gangguan fungsi hati, waktu paruh diazepam meningkat hingga 2‒5 kali lipat. Pada populasi ini juga terjadi peningkatan volume distribusi dan penurunan klirens obat. Dosis diazepam harus diturunkan pada pasien dengan gangguan fungsi hati ringan hingga sedang. Pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat, diazepam tidak boleh diberikan.[4,6]

Pasien Mengonsumsi Opioid atau Alkohol

Penggunaan diazepam pada pasien yang mengonsumsi depresan sistem saraf pusat lain, misalnya alkohol dan opioid, berpotensi memperkuat efek diazepam. Risiko sedasi berlebih, depresi napas, dan koma akan meningkat, sehingga penggunaan diazepam diberikan secara hati-hati dan terpantau. Pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol atau obat depresan sistem saraf pusat lain selama menjalani terapi dengan diazepam.[3,4]

 

Penulisan pertama: dr. Tanessa Audrey Wihardji

Referensi

2. PubChem. Diazepam (Compound). National Library of Medicine. 2020. Available from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diazepam
3. Food and Drug Administration. Valium®. 2016. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/013263s094lbl.pdf
4. Drugs.com. Diazepam. 2019. Available from: https://www.drugs.com/ppa/diazepam.html
6. MIMS. Diazepam. 2020. Available from: https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diazepam?mtype=generic
9. Dhaliwal JS, Rosani A, Saadabadi A. Diazepam. StatPearls. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537022/
14. Kleinman K, Mcdaniel L, Molloy M. The Harriet Lane Handbook. 22th Edition. Philadelphia: Elsevier; 2020.
15. Medscape. Osmolal Gap. 2020. Available from: https://reference.medscape.com/calculator/171/osmolal-gap#about-references

Kontraindikasi dan Peringatan Di...

Artikel Terkait

  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
25 hari yang lalu
Manajemen Epilepsi Resisten Obat - Saraf Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Ade, Sp. S, saya ingin bertanya terkait drug resistant epilepsy. Baiknya minimal berapa lama durasi pengobatan tidak adekuat sebelum kita menentukan...
Anonymous
25 hari yang lalu
Temporal Lobe Epilepsy - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, Sp.S. Ijin bertanya dok. Saya pernah membaca ada bentuk epilepsi yang manifestasinya seperti mencium bau tertentu. Untuk bentuk seperti...
Anonymous
30 Mei 2022
Kegunaan PET/SPECT untuk epilepsy - Kedokteran Nuklir Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok. ijin tanya peranan PET scan atau SPECT dalam epilepsy apa ya Dok? Apakah ada kelebihannya Dok dibandingkan dengan imaging yang lain ya Dok untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.