Penatalaksanaan Gout
Penatalaksanaan arthritis gout meliputi farmakologis dan nonfarmakologis.
Penatalaksanaan Akut
Penatalaksanaan fase akut gout dapat menggunakan obat antiinflamasi non steroid, kolkisin, dan kortikosteroid.
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) pada arthritis gout berperan untuk mengontrol peradangan dan mengurangi rasa nyeri. OAINS ini adalah obat lini pertama untuk mengatasi arthritis gout akut. OAINS yang biasa digunakan untuk mengatasi gout adalah:
- Indometasin 150-200mg/hari selama tiga hari dan dilanjutkan dengan 75-100mg/hari untuk minggu selanjutnya apabila perlu
- Naproksen 2x500 mg diberikan selama 2-5 hari
- Celecoxib 2x200mg diberikan selama 2-5 hari [2,4]
Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan OAINS ini adalah edema pada pretibia dan ulkus gaster.[4] Pada arthritis gout kronik dengan nilai kadar asam urat yang belum terkontrol, OAINS dosis rendah juga dapat digunakan sebagai profilaksis.[3,10]
Kolkisin
Peran kolkisin pada arthritis gout akut adalah dengan mencegah fagositosis neutrofil terhadap kristal asam urat, sehingga mengurangi respon inflamasi. Kolkisin dapat menghilangkan rasa nyeri dalam 18-48 jam. Pemberian kolkisin diindikasikan pada pasien dengan serangan arthritis gout <36 jam dan dimulai dengan dosis 1-1.2mg diikuti dengan 0.5-0.6 mg setiap dua jam sampai batas 6mg.
Efek samping yang dapat timbul adalah mual,muntah,diare, dan kram perut. Dosis efektif akan menimbulkan efek samping diare pada kebanyakan pasien, sehingga harus dilakukan edukasi mengenai hal ini.
Untuk menghindari efek samping ini dapat dilakukan dengan mengurangi dosis.[2,3] Setelah fase akut teratasi, kolkisin dapat diteruskan dengan dosis profilaksis yaitu 0.6 mg dalam dua dosis sehari.[10]
Kortikosteroid
Kortikosteroid pada pasien dengan arthritis gout diindikasikan jika pasien tidak bisa menggunakan OAINS dan kolkisin. Penggunaan steroid harus diseleksi berdasarkan adanya komorbiditas. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien tuberkulosis. Pada pasien diabetes, kortikosteroid dapat memperburuk kontrol glukosa darah.
Kortikosteroid yang digunakan pada gout adalah Prednison 20-40 mg per hari diberikan selama tiga sampai empat hari. Dosis kemudian diturunkan secara bertahap selama 1-2 minggu.
Pasien dengan gout satu atau dua sendi dapat ditatalaksana dengan drainase diikuti dengan injeksi intraartikular triamsinolon 10-40 mg atau deksametason 2-10 mg dikombinasi dengan lidokain.[2] Efek samping yang terjadi pada penggunaan steroid ini adalah peningkatan kadar gula, supresi imun, perubahan mood dan retensi cairan.[3]
Profilaksis
Profilaksis serangan akut gout dapat menggunakan inhibitor xanthine oxidase, probenesid, dan lesinurad.
Inhibitor Xanthine Oxidase
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah allopurinol, pirazolopirimidin dan analog dari hipoksantin seperti febuxostat. Obat ini menghambat perubahan xantin dan hipoxantine menjadi asam urat dalam tubuh dengan cara menghambat pusat molybdenum pterin yaitu tempat aktivasi enzim xantin oksidase. Pada umumnya obat ini digunakan pada pasien dengan peningkatan asam urat akibat produksi yang berlebihan.
Golongan ini tidak digunakan pada penatalaksanaan gout akut karena dapat memperparah nyeri dan inflamasi. Golongan ini dapat diberikan setelah serangan akut reda atau untuk mencegah serangan rekuren.
Pasien dengan gangguan filtrasi ginjal dosis harus disesuaikan yaitu adalah 1x100 mg sedangkan dalam keadaan normal dapat menggunakan dosis 1x300mg.[2,4] Efek samping yang timbul pada penggunaan allopurinol adalah terjadinya serangan arthritis gout akut, akibat remodeling deposit kristal asam urat karena penurunan konsentrasi asam urat yang cepat. Keadaan ini biasanya terjadi pada terapi allopurinol yang tidak teratur. Untuk mencegah terjadinya serangan arthritis gout, pemberian allopurinol dapat dikombinasi dengan kolkisin.[10]
Probenesid
Probenesid adalah agen yang dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara mengurangi reabsorbsi asam urat di ginjal dan meningkatkan kadar asam urat pada urin. Peningkatan kadar asam urat di urin ini dapat menimbulkan risiko terjadinya batu asam urat di ginjal. Untuk mencegah hal ini sebaiknya setelah 24 jam pemberian probenesid, dilakukan pengukuran kadar asam urat di urin, jika kadar asam urat >800mg/24 jam sebaiknya obat ini dihentikan. Untuk mengurangi risiko ini dilakukan dengan pemberian obat yang mengurangi keasaman urin dan mengedukasi pasien untuk minum air yang banyak untuk mencegah kristalisasi urin.[2,4,8]
Lesinurad
Obat ini digunakan dengan dosis satu kali sehari dan dikombinasi dengan allopurinol dengan dosis 300mg allopurinol dan 200mg lesinurad. Efek kerja obat ini sama seperti probenesid yaitu meningkatkan ekskresi asam urat di ginjal sehingga berisiko menimbulkan batu asam urat. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, obat ini menjadi kontraindikasi.[4,8]
Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang diperlukan pada pasien gout meliputi diet dan aktivitas fisik.
Karena asam urat merupakan hasil pemecahan senyawa purin, maka konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi atau dihilangkan sama sekali. Makanan tinggi purin misalnya jeroan, sarden, kerang, alkohol, dan minuman bersoda.
Penurunan berat badan pada pasien gout yang obesitas dapat menurunkan hiperurisemia. Aktivitas yang dapat menyebabkan trauma pada sendi yang terkena sebaiknya dihindari.
Persiapan Rujukan
Pasien dengan tofus yang terlalu besar dan gagal dengan pengobatan oral sebaiknya dirujuk ke spesialis rheumatologi. Penggunaan enzim pegylated uricase atau pegloticase intravena terbukti dapat menurunkan ukuran tofus. Efek samping obat ini dapat menurunkan tekanan darah sehingga penggunaan obat ini harus dimonitor di rumah sakit. [4,8]
Pembedahan
Penelitian oleh Andrey et al pada pasien dengan tofus pada tulang belakang dan menimbulkan gangguan neurologis diindikasikan untuk tindakan pembedahan yaitu laminektomi. Namun tindakan ini menjadi pilihan terakhir jika terapi konservatif gagal. [9] Tofus besar di lutut dan tidak respon terhadap pengobatan konservatif dapat ditatalaksana dengan tindakan pembedahan yaitu debridement artroskopi.[1]