Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Gout general_alomedika 2018-10-08T10:07:29+07:00 2018-10-08T10:07:29+07:00
Gout
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gout

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Patofisiologi arthritis gout dibagi menjadi empat tahap yaitu:

Fase I

Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada keadaan normal asam urat yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang larut pada urin sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat menimbulkan peningkatan kadar asam urat.

Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat ditimbulkan akibat ketidakmampuan untuk mengekskresikan asam urat pada urin akibat defek genetik pada transporter anion ginjal yang mengakibatkan reabsorbsi asam urat yang berlebihan. Hal ini juga bisa disebabkan oleh penggunaan beberapa obat seperti aspirin, diuretik dan alkohol, serta fungsi ginjal yang menurun.

Sekitar 10% peningkatan asam urat dapat terjadi akibat produksi asam urat yang berlebihan akibat defek genetik enzim yang memecahkan purin, peningkatan penghancuran DNA sel yang mengandung purin pada tindakan kemoterapi, serta asupan diet yang tinggi purin.[4]

Fase II

Fase ini adalah serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada sendi metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan sendi siku. [1] Fase ini terjadi akibat perpindahan monosodium urat ke cairan sendi dan menimbulkan reaksi perlawanan dari sel neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi radang oleh beberapa sitokin inflamasi dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri, panas, dan bengkak.[4,5]

Fase III

Fase ini sering dikenal dengan fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa adanya gejala namun kristal monosodium urat tetap terdeposit pada cairan sendi. Keadaan ini dapat berlangsung sampai 10 tahun. Tanpa penanganan asam urat yang baik dapat menimbulkan serangan akut yang berulang akibat beberapa pencetus seperti trauma lokal, diet tinggi purin, stress, dan pemakaian diuretik. [4,6]

Fase IV

Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus (deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang).  Tofus ini dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi sekunder. Pada fase ini sering terjadi kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal dan gangguan kardiovaskuler. [4-6]

Sumber : Roddy E, Openi, 2011 Sumber : Roddy E, Openi, 2011

Referensi

4. R, Fields Theodore. "Gout: Risk Factors, Diagnosis and Treatment." Adventure Works Daily of HSS physician, December 18, 2017.
5. Perez-Ruiz Fernando, Dalbeth Nicola, Bardin Tomas. "A Review of Uric Acid, Crystal Deposition Disease, and Gout." Adv Ther, 2015: 31-41.
6. Stefanus, Tehupeiory Edward. "Arthritis Pirai (Arthritis Gout)." In Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI, by Alwi Idrus, Sudoyo Aru W, Simardibrata Marcellus, et al Setiati Siti, 3185-3189. Jakarta: Interna Publishing, 2014.

Pendahuluan Gout
Etiologi Gout

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
    Kortikosteroid vs Obat Antiinflamasi Nonsteroid untuk Terapi Gout Arthritis Akut
  • Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
    Fenofibrate untuk Menurunkan Kadar Asam Urat
  • Hiperurisemia dan Risiko Demensia
    Hiperurisemia dan Risiko Demensia
  • Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
    Terapi Dosis Titrasi Lebih Baik Dibandingkan Dosis Tetap untuk Gout
  • Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Medikamentosa?
    Hiperurisemia Asimptomatik: Apakah Perlu Medikamentosa?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Jourdy Keintjem
18 hari yang lalu
Pasien laki-laki usia 45 tahun dengan nyeri dan bengkak pada jempol kaki kanan - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr.Jourdy Keintjem
4 Balasan
Ijin bertanya saya mendapatkan pasien laki" usia 45 tahun dengan keluhan nyeri dan bengkak pada jempol kaki kanan dan sendi pergelangan kaki kanan sejak 1...
dr.Albert Novianto
16 September 2021
Asupan gizi untuk penderita asam urat dengan gejala akut - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: dr.Albert Novianto
2 Balasan
Alo dr. Dian Permatasari, M. Gizi, Sp.GK. Ijin bertanya, apakah edukasi terkait gizi pada penderita asam urat dengan gejala akut sama dengan edukasi gizi...
dr. Ida Melani Santoso, SpPD, FINASIM
20 Agustus 2021
Recorded Healthtalk Serba Serbi Asam Urat
Oleh: dr. Ida Melani Santoso, SpPD, FINASIM
0 Balasan
Serba Serbi Asam Urat

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.