Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Benzodiazepine Use Disorder general_alomedika 2021-12-10T15:47:13+07:00 2021-12-10T15:47:13+07:00
Benzodiazepine Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Benzodiazepine Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan adiksi benzodiazepine mencakup tiga aspek, yaitu manajemen intoksikasi, penghentian obat dan manajemen akut gejala putus zat, serta penanganan kondisi yang mendasari [1].

Penatalaksanaan dimulai dari penentuan pola penggunaan benzodiazepine dan kondisi yang dialami pasien saat ini. Pertimbangan yang digunakan adalah usia pertama kali menggunakan obat, lama penggunaan secara reguler, frekuensi penggunaan, terakhir kali menggunakan obat, jalur penggunaan, dan riwayat intoksikasi atau putus zat sebelumnya [10]. Tanda dan gejala juga dipertimbangkan untuk menentukan apakah pasien dalam kondisi putus zat atau intoksikasi.

Manajemen Intoksikasi Benzodiazepine

Gejala intoksikasi benzodiazepine bisa berupa depresi sistem saraf pusat sampai pada timbulnya koma dan depresi pernapasan. Langkah pertama untuk manajemen intoksikasi benzodiazepine adalah identifikasi kegawatdaruratan yang terjadi dan pemberian tata laksana yang sesuai. Jika terjadi depresi pernapasan atau terdapat risiko aspirasi, pertimbangkan untuk melakukan intubasi.

Flumazenil adalah antidot untuk intoksikasi benzodiazepine, namun berisiko menimbulkan paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT) dan kejang, sehingga tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin pada kasus intoksikasi benzodiazepine [13].

Penghentian Obat dan Manajemen Akut Gejala Putus Zat

Penggunaan benzodiazepine dalam jangka panjang tidak bisa dihentikan secara tiba-tiba dan diperlukan tapering off (penurunan dosis secara bertahap). Kecepatan penurunan berbeda-beda untuk setiap pasien dan jenis benzodiazepine yang digunakan. Rekomendasi kecepatan penurunan dosis adalah 10-15% setiap 1-2 minggu. Umumnya proses tapering off bisa diselesaikan dalam 6-8 minggu, meskipun beberapa pasien membutuhkan waktu lebih lama [1,14].

Untuk pasien-pasien yang mengalami adiksi terhadap benzodiazepine yang poten (lorazepam, clonazepam) atau short acting benzodiazepine (alprazolam, triazolam), direkomendasikan untuk dilakukan switching ke diazepam dengan dosis yang setara selama beberapa hari untuk kemudian dilakukan tapering off diazepam [1,6].

Tabel 1. Dosis Switching Benzodiazepine ke Diazepam

Jenis Benzodiazepine (Dosis 10 mg) Dosis Diazepam (mg) Waktu Paruh (Jam)
Alprazolam 0,5 6-12
Chlordiazepoxide 25 5-30
Clonazepam 0,5 18-50
Diazepam 10 20-100
Flunitrazepam 1 18-26
Loprazolam 1 6-12
Lorazepam 1 10-20
Nitrazepam 10 15-38
Oxazepam 20 4-15
Temazepam 20 8-22

 

Obat antiepilepsi seperti carbamazepine, oxcarbamazepine, dan asam valproate bisa digunakan sebagai terapi ajuvan untuk menangani gejala-gejala putus zat pada proses tapering off dari benzodiazepine dosis tinggi (lebih tinggi dari 20 mg diazepam) [15]. Antiepileptik baru seperti zonisamide dan obat-obat GABAnergik lain (seperti gabapentin dan pregabalin) juga bisa dipertimbangkan penggunaannya [16,17]. Namun obat-obat antiepileptik tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka panjang pada adiksi benzodiazepine karena efek negatifnya terhadap kognisi.

Penanganan Kondisi yang Mendasari

Penanganan kondisi yang mendasari terjadinya benzodiazepine use disorder sangat penting untuk mencegah terjadinya relaps. Penanganan dilakukan dengan pemberian medikamentosa serta pengembangan strategi mekanisme (coping) melalui psikoterapi dan terapi nonfarmakologis lainnya.

Medikamentosa

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan obat-obat antidepresan lain dengan potensi stimulasi rendah (misalnya sertraline, paroxetine, citalopram, escitalopram, mirtazapine, atau trazodone) direkomendasikan untuk gangguan cemas dan depresi pada orang dengan benzodiazepine use disorder. Agonis reseptor melatonin seperti agomelatine dan ramelteon dapat diberikan pada penderita insomnia [1,9].

Psikoterapi

Psikoterapi pada adiksi benzodiazepine terutama ditujukan untuk mengatasi gangguan psikiatri yang mendasari timbulnya penyalahgunaan zat, misalnya psikoterapi untuk mengatasi kecemasan dan gangguan tidur atau terapi lainnya yang bertujuan untuk manajemen kecemasan dan strategi coping terhadap stres. Psikoterapi yang direkomendasikan adalah cognitive behavior therapy (CBT), mindfulness based therapy, dan terapi kelompok [1,6].

Terapi-terapi yang bertujuan untuk relaksasi (seperti guided imagery, progressive muscular relaxation, dan deep breathing) juga bisa digunakan untuk menurunkan kecemasan selama proses terapi.

Terapi Nonfarmakologis Lainnya

Sleep hygiene direkomendasikan bila ada gangguan tidur sebelum, selama, atau setelah menjalani proses tapering off. Sleep hygiene adalah aturan-aturan dasar tidur yang baik, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat tidur, dengan tujuan utama untuk memperbaiki kualitas tidur.[1,18]. Kombinasi sleep hygiene, CBT, dan penurunan stress bisa memperbaiki kualitas tidur dan mencegah relaps [19].

Referensi

1. Umbricht A, Velez ML. Benzodiazepine Abuse and Addiction. In: el-Guebaly N, Carrà G, Galanter M, editors. Textbook of Addiction Treatment: International Perspectives. Milano: Springer Milan; 2015
6. Ashton H. The diagnosis and management of benzodiazepine dependence. Curr Opin Psychiatry 2005;18:249–55. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16639148
9. Soyka M. Treatment of Benzodiazepine Dependence. New England Journal of Medicine 2017;376:1147–57. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1611832
10. World Health Organization, editor. Clinical guidelines for withdrawal management and treatment of drug dependence in closed settings. Manila: World Health Organization, Western Pacific Region; 2009. https://www.who.int/hiv/pub/idu/wpro_withdrawl/en/
13. Kang M, Ghassemzadeh S. 2019. Benzodiazepine Toxicity in: StatPearls. Treasure Island: StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482238/
14. Brett J, Murnion B. Management of benzodiazepine misuse and dependence. Australian Prescriber 2015;38:152–5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4657308/
15. Croissant B, Grosshans M, Diehl A, Mann K. Oxcarbazepine in rapid benzodiazepine detoxification. Am J Drug Alcohol Abuse 2008;34:534–40. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18821451
16. Rubio G, López-Muñoz F, Ponce G, Pascual JM, Martínez-Gras I, Ferre F, et al. Zonisamide versus diazepam in the treatment of alcohol withdrawal syndrome. Pharmacopsychiatry 2010;43:257–62. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20927698
17. Bobes J, Rubio G, Terán A, Cervera G, López-Gómez V, Vilardaga I, et al. Pregabalin for the discontinuation of long-term benzodiazepines use: an assessment of its effectiveness in daily clinical practice. Eur. Psychiatry 2012;27:301–7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21334859
18. Bassetti C. ESRS European sleep medicine textbook. Regensburg: European sleep research society; 2014.
19. Bootzin RR, Stevens SJ. Adolescents, substance abuse, and the treatment of insomnia and daytime sleepiness. Clin Psychol Rev 2005;25:629–44. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15953666

Diagnosis Benzodiazepine Use Dis...
Prognosis Benzodiazepine Use Dis...

Artikel Terkait

  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 05:41
Switch terapi Antibiotik
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, jika ada pasien yang mendapat terapi ceftriaxon iv selama 2 hari kemudian hasil lab sudah membaik, dan pasien secara umum tidak...
Anonymous
Kemarin, 22:32
Pasien tersengat lebah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok izin terdapat pasien tersengat lebah 20 menit, gejala saat ini hanya bengkak lokasi gigitan sesak (-) edema (-(, sebaiknya din observasi beraps lama di...
dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
Kemarin, 21:04
TELEKONSULTASI PROVIDER CME UNTUK DATA P2KB
Oleh: dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
1 Balasan
Alodokter, ijin tanya dokter pada data P2KB pada pengabdian masyarakat dan profesi di  telekonsultasi pada provider CME (Daring,Luring, Live streaming)Yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.