Epidemiologi Benzodiazepine Use Disorder
Data epidemiologi menunjukkan benzodiazepine use disorder lebih tinggi pada orang yang mendapat benzodiazepine atas indikasi medis.
Global
Studi tahun 2015-2016 di Amerika Serakat pada 102.000 orang dewasa usia 18 tahun ke atas menemukan 12,5% orang menggunakan benzodiazepine dan 2,1% pernah menggunakannya tidak sesuai indikasi atau tanpa resep (misuse). Walau demikian, persentase orang yang dikategorikan sebagai benzodiazepine use disorder sangat rendah, hanya 0,2%.
Pada pengguna benzodiazepine, persentase misuse benzodiazepine dan benzodiazepine use disorder meningkat, 17,1% untuk misuse dan 1.5% untuk benzodiazepine use disorder.[7]
Indonesia
Di Indonesia sendiri, belum ada data resmi mengenai penyalahgunaan benzodiazepine. Namun angka ini diperkirakan relatif besar berdasarkan pengalaman klinis para psikiater di Indonesia.
Laporan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan alprazolam (Xanax), diazepam (Valium), flunitrazepam (rohipnol), dan nipam dalam periode 2008-2013 [8]. Berita media massa juga menunjukkan beberapa artis yang menyalahgunakan benzodiazepine, misalnya penyalahgunaan dumolid (nitrazepam).