Edukasi dan Promosi Kesehatan Benzodiazepine Use Disorder
Edukasi dan promosi kesehatan untuk benzodiazepine use disorder ditekankan pada dampak buruk penggunaan jangka panjang benzodiazepine dan pentingnya dukungan sosial/keluarga untuk kesembuhan pasien.
Edukasi Pasien
Edukasi pada pasien harus menekankan pada efek samping benzodiazepine:
- Potensi terjadinya ketergantungan fisik
- Gejala-gejala rebound akibat penghentian penggunaan zat
- Dampak buruknya terhadap memori, kognisi, dan mood
- Risiko mengalami kecelakaan dalam 24 jam setelah penggunaan benzodiazepine [1]
Edukasi juga diperlukan bagi pasien dan caregiver bahwa obat yang diberikan hanya diperuntukkan bagi pasien dan tidak boleh diberikan pada orang lain. Mereka juga perlu mengetahui mengenai cara penyimpanan yang aman dan obat sisa harus dimusnahkan atau dikembalikan ke instalasi kesehatan [1].
Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan primer yang harus dilakukan adalah pembatasan akses dan peresepan benzodiazepine. Dokter harus memastikan benzodiazepine diberikan sesuai dengan indikasi dan tidak diberikan secara jangka panjang, misalnya pada gangguan tidur.
Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi penggunaan benzodiazepine pada kasus gangguan psikiatri. Benzodiazepine sering diberikan pada gangguan psikiatri seperti gangguan cemas menyeluruh, serangan panik, dan post-traumatic stress disorder padahal obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline lebih direkomendasikan.
Jika benzodiazepine harus diberikan, lakukan skrining mengenai riwayat penggunaan alkohol, merokok, dan penyalahgunaan zat sebelumnya untuk mengidentifikasi individu yang berisiko mengalami ketergantungan.[1,5]
Lakukan edukasi mengenai penggunaan benzodiazepine yang aman dan efektif pada pasien-pasien ini untuk mencegah terjadinya benzodiazepine use disorder. Selain itu, peresepan benzodiazepine harus dibatasi hanya untuk jangka pendek (2-4 minggu) [1,6,22].