Prognosis Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Prognosis severe acute respiratory syndrome (SARS) dipengaruhi oleh penyakit penyerta pada pasien dan adekuat atau tidaknya terapi. Penilaian dan monitoring penting dilakukan pada pasien SARS sehingga komplikasi dan angka kematian dapat dikurangi.[1,15]
Komplikasi
Komplikasi umum SARS adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Selain itu, beberapa komplikasi lain seperti sepsis, syok sepsis, dan hepatitis juga dapat terjadi. Komplikasi yang timbul akibat pemakaian ventilator seperti emfisema subkutan spontan, pneumotoraks, dan pneumomediastinum juga dilaporkan. Komplikasi jangka panjang SARS sampai sekarang belum diketahui.[16,46]
Acute Respiratory Distress Syndrome
Kerusakan dinding alveolus dan kapiler paru akibat SARS dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS). ARDS didiagnosis dengan PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤ 315 mmHg. Pasien lanjut usia dengan ARDS memiliki risiko kematian lebih tinggi. Pasien dengan gagal napas dapat diberikan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik.[46]
Sepsis
Pasien SARS yang mendapat terapi kortikosteroid dosis tinggi dan menggunakan ventilasi mekanik sangat rentan terpapar bakteri patogen dan infeksi oportunistik. Kadar CD3+, CD4+, dan CD8+ juga bisa menurun. Kontrol ketat hiperglikemia penting dilakukan untuk mencegah sepsis selama terapi dengan kortikosteroid.[17,46]
Syok Sepsis
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa syok sepsis merupakan salah satu komplikasi SARS. Pasien dengan syok harus diberikan resusitasi cairan dan vasopressor untuk mempertahankan mean arterial pressure (MAP) ≥65 mmHg dan kadar serum laktat >2 mmol/L.[17,46]
Hepatitis
Hepatitis termasuk komplikasi SARS yang umum dijumpai. Suatu studi terhadap 294 pasien melaporkan bahwa 24% pasien mengalami peningkatan level alanine aminotransferase (ALT) saat awal perawatan dan 69% mengalami peningkatan level ALT selama perjalanan penyakit. Pasien dengan hepatitis berat memiliki outcome yang lebih buruk.[47]
Komplikasi Lainnya
Emfisema subkutan spontan, pneumotoraks, dan pneumomediastinum merupakan komplikasi yang timbul akibat penggunaan ventilasi noninvasif atau invasif. Meskipun insersi drainase toraks berguna untuk meredakan pneumotoraks, kebocoran udara yang berkepanjangan kadang terjadi.[46]
Prognosis
Data WHO menunjukkan bahwa mortalitas akibat SARS sangat bervariasi. Laju mortalitas adalah sekitar 1% pada pasien berusia kurang dari 24 tahun dan lebih dari 50% pada pasien berusia 65 tahun ke atas. Prognosis yang lebih buruk dikaitkan dengan faktor risiko berikut:
- Usia yang lebih tua
- Adanya komorbiditas lain seperti hepatitis B kronis atau diabetes mellitus
- Gambaran laboratorium dengan limfopenia dan leukositosis yang sangat berat, peningkatan laktat dehidrogenase, dan viral load SARS-CoV yang tinggi[48]