Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) general_alomedika 2022-12-23T10:47:14+07:00 2022-12-23T10:47:14+07:00
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Tujuan utama edukasi serta promosi kesehatan severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah untuk mencegah penyebaran virus, karena belum ada vaksinasi yang disetujui untuk pencegahan infeksi severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS–CoV).

Pencegahan berfokus pada penggunaan alat pelindung diri serta menghindari faktor risiko. Peran pemerintah dalam screening pendatang dari China dan negara endemis serta screening masyarakat yang bepergian ke negara–negara tersebut juga membantu pencegahan SARS.[24,29,32]

Edukasi Kesehatan

Edukasi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran SARS. Berikut ini merupakan beberapa edukasi yang dapat diberikan pada komunitas:

  • Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air. Penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat air dan sabun
  • Etika batuk dan bersin yang benar adalah dengan menutupi hidung dan mulut dengan bagian dalam siku atau tisu lalu membuang tisu ke tempat sampah
  • Jangan menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut
  • Melakukan desinfeksi pada barang atau permukaan yang sering disentuh
  • Melakukan physical distancing, pembatasan perjalanan, menjaga jarak antar orang minimal 1 meter dan menjauhi orang yang batuk atau bersin
  • Orang dengan gejala infeksi pernapasan akut diminta menjaga jarak dan menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin
  • Berobat ke fasilitas kesehatan hanya jika diperlukan[24,29]

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Beberapa tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi SARS-CoV terutama untuk petugas kesehatan, antara lain:

  • Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah infeksi saat menangani cairan tubuh pasien dan kulit yang lecet atau luka, atau setelah kontak dengan pasien dan hal di sekitar pasien

  • Mencegah luka karena jarum suntik atau cedera oleh benda tajam
  • Melakukan pengelolaan limbah yang aman serta desinfeksi peralatan setelah penggunaan[29]

Untuk mencegah transmisi melalui droplet, tenaga kesehatan dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Menggunakan masker apabila bekerja dalam radius 1 meter dari pasien
  • Pasien SARS ditempatkan di ruang isolasi bertekanan negatif atau ditempatkan bersama pasien yang sama-sama terkena SARS
  • Jika penyebab pasti tidak ditemukan, kelompokkan pasien berdasarkan diagnosis klinis dan faktor risiko dengan pemisahan minimal 1 meter
  • Apabila pasien tinggal sekamar dengan orang lain saat dirawat di rumah, pasien harus dipisahkan 1 meter dari orang lain
  • Pastikan pasien memakai masker apabila keluar kamar serta batasi gerakan pasien[29]

Untuk mencegah transmisi airborne, beberapa hal berikut dapat dilakukan:

  • Petugas menggunakan alat pelindung diri sebagai universal precaution, seperti sarung tangan, baju lengan panjang, pelindung mata, celemek kedap air, dan respirator partikulat saat melakukan prosedur tindakan yang menimbulkan aerosol

  • Gunakan ruangan yang memiliki ventilasi adekuat saat melakukan prosedur yang menimbulkan aerosol
  • Membatasi jumlah orang di ruang pasien untuk mengurangi penyebaran infeksi yang lebih luas[29]

Kewaspadaan juga harus diperhatikan pada petugas laboratorium. Petugas yang mengambil spesimen harus memakai APD yang sesuai. Pengiriman harus dilakukan oleh petugas terlatih agar tidak terjadi kontaminasi. Selain itu, selalu tuliskan nama secara jelas untuk setiap tersangka infeksi.[24,49]

Vaksin

Vaksin untuk SARS masih dalam tahap pengembangan sejak 2004. Saat ini, vaksin DNA SARS yang mengkode protein spike masih dilakukan pada hewan percobaan. Meskipun terbukti dapat ditoleransi dengan baik dalam penelitian tersebut, studi lebih lanjut perlu dilakukan sebelum vaksin yang optimal dan aman dapat diimplementasikan secara klinis.[50,52]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

24. WHO. Summary of the Discussions and Recommendations of the SARS Laboratory Workshop; 22 October 2003; 2003. http://www.who.int/csr/sars/guidelines/en/SARSLabmeeting.pdf
29. Centers for Disease Control and Prevention. 2003. Severe Acute Respiratory Syndrome. http://www.cdc.gov/ncidod/sars/
32. 32. Centers for Disease Control and Prevention. Clinical Guidance on the Identification and Evaluation of Possible SARS-CoV Disease among Persons Presenting with Community-Acquired Illness, Version 2. Centers for Disease Control and Prevention. http://www.cdc.gov/ncidod/sars/clinicalguidance.htm.
49. Yang W. Severe acute respiratory syndrome (SARS): infection control. Lancet. 2003;361 (9366):1386-7.
50. Martin JE, Louder MK, Holman LA, et al. A SARS DNA vaccine induces neutralizing antibody and cellular immune responses in healthy adults in a Phase I clinical trial. Vaccine. 2008;26 (50):6338-43.
52. Tseng CT, Sbrana E, Iwata-Yoshikawa N, Newman PC, Garron T, Atmar RL, Peters CJ, Couch RB. Immunization with SARS coronavirus vaccines leads to pulmonary immunopathology on challenge with the SARS virus. PLoS One. 2012;7(4):e35421. doi: 10.1371/journal.pone.0035421. Epub 2012 Apr 20. Erratum in: PLoS One. 2012;7(8). doi:10.1371/annotation/2965cfae-b77d-4014-8b7b-236e01a35492. PMID: 22536382; PMCID: PMC3335060.

Prognosis Severe Acute Respirato...

Artikel Terkait

  • Kortikosteroid untuk Penanganan COVID-19
    Kortikosteroid untuk Penanganan COVID-19
  • Koagulopati pada COVID-19
    Koagulopati pada COVID-19
  • Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
    Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
  • Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona
    Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
26 Agustus 2022
Trending! Top 5 Artikel Kewaspadaan Pandemi di ALOMEDIKA
Oleh: dr. ALOMEDIKA
6 Balasan
ALO Dokter!Di saat kasus COVID-19 masih terus meningkat, masyarakat dikejutkan dengan kabar kasus pertama konfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia. Tidak...
Anonymous
13 Agustus 2022
D-dimer pada pasien post COVID sedikit mengingkat, apakah perlu terapi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, selamat pagi.Izin konsul pasien lansia suami istriKeduanya selesai isoman dengan gejala ringan dan memeriksa d-dimer.Untuk suami usia 70 thn,...
dr. Hudiyati Agustini
03 Agustus 2022
Kondisi Pasca-COVID Pada Pasien Usia Dewasa Dan Lansia - Artikel Telaah Jurnal Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Seiring bertambahnya kasus infeksi COVID-19, muncul penyintas-penyintas yang mengalami gejala sisa ≥4 minggu setelah infeksi akut. Kondisi seperti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.