Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) general_alomedika 2020-06-09T15:02:47+07:00 2020-06-09T15:02:47+07:00
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Secara epidemiologi, severe acute respiratory syndrome (SARS) bermula di China Selatan pada November 2002 kemudian menyebar ke Hongkong pada Februari 2003. Setelah itu SARS menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, terutama negara-negara di Asia. World Health Organization (WHO) kemudian mengumumkan SARS sebagai ancaman global tanggal 15 Maret 2003.[1,5]

Global

Satu bulan setelah WHO mengumumkan SARS sebagai ancaman global, 8 negara melaporkan community transmission SARS yaitu Kanada, China, Hong Kong, Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam dan Singapura. Padahal data WHO tanggal 17 Maret 2003 baru mencatat 4 negara yang kemudian meningkat menjadi 5 negara pada 19 Maret 2003 dan 6 negara pada 26 Maret 2003. Pada akhir epidemi di Juni 2003, total kumulatif global untuk SARS adalah 8422 kasus dengan 911 kematian (case fatality rate 11%).[1,5]

Indonesia

Data epidemiologi SARS di Indonesia periode 1 Maret sampai 9 Juli 2003 mencatat 2 kasus probable dan 7 kasus suspect SARS. Tidak ada lagi kasus SARS yang dilaporkan sejak saat itu sampai saat ini.[15]

Mortalitas

Mortalitas pada SARS sangat bervariasi. Laju mortalitas SARS adalah kurang dari 1% pada pasien berusia kurang dari 24 tahun dan lebih dari 50% pada pasien berusia 65 tahun dan lebih tua.[16] Hal ini mungkin disebabkan karena pasien berusia tua cenderung memiliki lebih banyak komorbiditas seperti diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2, penyakit ginjal kronis, parkinson.

Referensi

1. Chan-Yeung M, Xu RH. SARS: epidemiology. Respirology. 2003;8(1):S9‐S14.
5. Wang LF, Eaton BT. Bats, civets and the emergence of SARS. Curr Top Microbiol Immunol. 2007;315:325‐344.
15. Aditama TY. SARS-infectious disease of 21st century. Med J Indones. 2005;14(1):59-63.
16. Tansey CM, Louie M, Loeb M, et al. One-year outcome and healthcare utilization in survivors of severe acute respiratory syndrome. Arch Intern Med. 2007;167(12):1312-20.

Etiologi Severe Acute Respirator...
Diagnosis Severe Acute Respirato...

Artikel Terkait

  • Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona
    Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
    Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
  • Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
    Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
  • Rontgen Toraks Normal tidak Dapat Menyingkirkan COVID-19
    Rontgen Toraks Normal tidak Dapat Menyingkirkan COVID-19
  • Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
    Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
18 hari yang lalu
Antihipertensi pada pasien post stroke ICH dengan long COVID-19
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat malam dok, ijin diskusi pasien post COVID gejala berat, kadang batuk dan sesak, terutama bila beraktivitas diluar kegiatan harian.Pasien post koma...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
17 April 2022
Pandemi Covid 19 vs New Normal baru dimana kita harus berteman dengan COVID-19
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Ijin diskusi sejawat sekalian,Ada salah satu ahli epidemiologi dari UI, saya lupa Namanya, perna ditayangkan di stasiun TV swasta (TV One kalau tdk salah)....
dr. Hudiyati Agustini
07 April 2022
Palpitasi dan extrasistole pasca COVID-19 - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALo dr. Desy SpPD. Pasien saya, wanita 50 tahun mengeluh gangguan detak jantung setelah sembuh dari COVID-19. Sudah konsultasi ke spesialis penyakit dalam,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.