Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Splenomegali general_alomedika 2021-09-30T09:48:08+07:00 2021-09-30T09:48:08+07:00
Splenomegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Splenomegali

Oleh :
dr. Luthfi Saiful Arif
Share To Social Media:

Patofisiologi splenomegali dapat melibatkan berbagai mekanisme dan berhubungan erat dengan etiologi yang mendasari. Pemeriksaan secara menyeluruh dapat membedakan penyebab splenomegali dan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis secara tepat sehingga dapat mengurangi morbiditas yang dialami pasien.

Splenomegali akibat Peningkatan Fungsi

Peningkatan aktivitas pada limpa dapat menyebabkan terjadinya splenomegali melalui mekanisme hipertrofi kerja. Ukuran limpa bertambah akibat peningkatan sekuestrasi eritrosit abnormal pada sirkulasi tubuh seseorang. Penyakit pada eritrosit (sferositosis herediter, anemia sel sabit) akan mengakibatkan korda billroth (korda merah) dan sinus venosus pada limpa dipenuhi oleh sel-sel eritrosit rusak, yang berakibat pada bertambahnya ukuran organ limpa.[6]

Hipertrofi sistem retikuloendotel serta hiperplasia imun juga dapat menyebabkan terjadinya splenomegali. Penyakit infeksi sistemik kronis (malaria, demam tifoid, campak, dan infeksi virus) serta penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun (immune thrombocytic purpura dan arthritis rheumatoid) juga dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia folikular. Pertambahan ukuran pada pulpa putih dapat disebabkan oleh inflamasi granulomatosa yang dipicu oleh berbagai jenis malignansi (leukemia, limfoma Hodgkin, limfoma non-Hodgkin), sarkoidosis dan mononukleosis infeksius.[2,4]

Splenomegali akibat Infiltrasi

Infiltrasi sekunder akibat kondisi jinak, malignansi dan kondisi metabolik dapat menyebabkan terjadinya splenomegali. Kondisi benigna (jinak) yang dapat menyebabkan splenomegali berupa autoimmune hemolytic anemia (AIHA), sindrom Felty, trombositopenia imun sekunder sedangkan metastasis yang terjadi pada limpa dapat diakibatkan oleh limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin, leukemia akut dan kronik dan mielofibrosis primer. Splenomegali juga menjadi ciri khas pada penyakit Gaucher. Ukuran limpa pada penyakit Gaucher dapat mencapai 8 kali lipat kondisi normal.[4] Pada kasus leukemia myeloid kronik, splenomegali asimptomatik dapat menjadi satu satunya tanda pada pemeriksaan fisik.[7]

Splenomegali Kongestif

Splenomegali kongestif dapat terjadi akibat blokade aliran darah yang menyebabkan dilatasi vena dan sinus, fibrosis pada pulpa merah serta makrofag hemosiderin-laden. Obstruksi yang terjadi dapat dipicu oleh berbagai kegagalan organ seperti sirosis dan gagal jantung.[4] Trematoda maupun schistosoma dapat menyebabkan fibrosis periportal dan sirosis akibat deposisi telur pada vena porta. Hal ini turut menyebabkan terjadinya splenomegali terutama di daerah tropis.[2,8]

Hipersplenisme harus dibedakan dari splenomegali. Pada kasus ini terjadi reduksi satu atau lebih jenis darah secara signifikan disertai splenomegali. Abnormalitas fungsi merupakan pembeda utama antara hipersplenisme dan splenomegali. Hipersplenisme dapat ditemukan pada pasien dengan hipertensi porta dan hemolisis intravaskular kronis.[9]

Referensi

2. Suttorp M, Classen CF. Splenomegaly in Children and Adolescents. Front Pediatr. 2021; 9: 704635
4. Sjoberg BP, Menias CO, Lubner MG, Mellnick VM, Pickhardt PJ. Splenomegaly - A Combined Clinical and Radiologic Approach to the Differential Diagnosis. Gastroenterol Clin N Am. 2018; 47(3): 643-666
6. McKenzie CV, Colonne CK, yeo JH, Fraser ST. Title: Splenomegaly: Pathophysiological bases and therapeutic options. Int J Biochem Cell Biol. 2018; 94:40-43.
7. Suttorp M, Schulze P, Glauche I, Göhring G, von Neuhoff N, Metzler M, Sedlacek P, et al. Front-line imatinib treatment in children and adolescents with chronic myeloid leukemia: results from a phase III trial. Leukemia. 2018 Jul; 32(7):1657-1669.
8. Thijs L, Messiaen P, van der Hilst J, Madoe V, Melis C, van Eyken P, Vanmoerkerke I, Jenssens F. Hepatic schistosomiasis with massive splenomegaly: a case report and literature review. Acta Gastroenterol Belg. 2018;81(1):93-96.
9. Lv Y, Lau WY, Li Y, Deng J, Han X, Gong X, Liu N, Wu H. Hypersplenism: history and current status. Exp Ther Med. 2016 Oct; 12(4):2377-2382

Pendahuluan Splenomegali
Etiologi Splenomegali

Artikel Terkait

  • Profilaksis Malaria
    Profilaksis Malaria
  • Pencegahan Transmisi Malaria Falciparum dengan Primakuin
    Pencegahan Transmisi Malaria Falciparum dengan Primakuin
  • Pencegahan Malaria pada Kehamilan
    Pencegahan Malaria pada Kehamilan
  • Penatalaksanaan Malaria Pada Bayi Berat Kurang Dari 5 Kg
    Penatalaksanaan Malaria Pada Bayi Berat Kurang Dari 5 Kg
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
09 Februari 2023
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
12 Januari 2023
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
dr. Agung
05 Desember 2022
Hemoglobin tiba-tiba turun drastis pada pasien dengan diagnosis demam dengue
Oleh: dr. Agung
2 Balasan
Alo Dokter, izin konsul, saya dapat pasien hari jumat kemarin anak2 usia 14 tahun, BB 31 kg, dengan keluhan demam tinggi sudah 1 minggu sebelum datang,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.