Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Splenomegali general_alomedika 2021-09-30T09:51:29+07:00 2021-09-30T09:51:29+07:00
Splenomegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Splenomegali

Oleh :
dr. Luthfi Saiful Arif
Share To Social Media:

Data epidemiologi splenomegali dapat bervariasi antar lokasi geografis dan dipengaruhi oleh prevalensi dan insidensi penyakit yang mendasarinya.

Global

Secara global, kasus splenomegali jarang ditemukan. Di Amerika Serikat splenomegali dapat ditemukan pada 2% penduduk. Pada orang dewasa, tidak ditemukan kecenderungan terhadap jenis kelamin, ras ataupun usia. Di daerah Asia dan Afrika, splenomegali tropis umum ditemukan. Pada lansia, risiko ruptur limpa meningkat karena kapsula pada organ limpa sudah menipis.[1]

Kasus sindrom splenomegali tropis (sindrom malaria hiperaktif) ditemukan pada daerah tropis dan memiliki rasio laki laki: perempuan sebesar 1:2. Prevalensi splenomegali masif akibat sindrom malaria hiperaktif bervariasi antara 31-76%.[14] Namun pada sebuah studi di Indonesia, splenomegali ditemukan hanya pada 5.1% dari 215 pasien yang diperiksa.[41]

Indonesia

Hingga saat ini belum ada pencatatan data epidemiologi splenomegali di Indonesia, namun Indonesia masih merupakan daerah endemik malaria. Berdasarkan data kementerian kesehatan RI terdapat peningkatan prevalensi malaria dari 2.9% pada tahun 2007 menjadi 6.0% pada tahun 2013.[41]  Pada akhir tahun 2018, tercatat 180.000 kasus malaria. Prevalensi tertinggi berada di wilayah Indonesia timur terutama di Papua dan Nusa tenggara.[40]

Mortalitas

Angka mortalitas pada kasus splenomegali dipengaruhi oleh penyakit yang mendasari dan sangatlah bervariasi. Selain itu mortalitas juga dapat dipengaruhi oleh berbagai tindakan medis, terutama splenektomi. Angka mortalitas akibat splenektomi dapat berkisar antara 1.2-2.4% sedangkan insidensi perdarahan pasca splenektomi berkisar antara 1.6-3% dengan angka mortalitas mencapai 20%.[16]

Referensi

1. Chapman J, Bansai P, Goyal A, Azevedo AM. Splenomegaly. StatPearlsTreasure Island. 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430907/
14. Bonnet Sm Guedon A, Ribeil JA, Suarez F, Tamburini J, Gaujoux S. Indications and outcome of splenectomy in hematologic disease. J Visc Surg. 2017 Dec;154(6):421-429
16. Coccolini F, Montori G, Catena F, Kluger Y, Biffle W, Moore EE, Reva V, Bing C, et al. Splenic trauma: WSES classification and guidelines for adult and pediatric patients. World J Emerg Surg. 2017;12:40.
40. Ipa M, Widawati M, Laksono AD, Kusrini I, Dhewantara PW. Variation of preventive practices and its association with malaria infection in eastern Indonesia: Findings from community-based survey.PLoS One. 2020; 15(5): e0232909.
41. Siagian LRD, Lumbantoruan VM, Hasanah N, Sitohang FA, Gunawan C. Association of thrombocytopenia with splenomegaly in malaria patients in East Kalimantan: A cross-sectional, retrospective study. F1000Res. 2018; 7: 1832.

Etiologi Splenomegali
Diagnosis Splenomegali

Artikel Terkait

  • Profilaksis Malaria
    Profilaksis Malaria
  • Pencegahan Transmisi Malaria Falciparum dengan Primakuin
    Pencegahan Transmisi Malaria Falciparum dengan Primakuin
  • Pencegahan Malaria pada Kehamilan
    Pencegahan Malaria pada Kehamilan
  • Penatalaksanaan Malaria Pada Bayi Berat Kurang Dari 5 Kg
    Penatalaksanaan Malaria Pada Bayi Berat Kurang Dari 5 Kg
  • Antibodi Monoklonal Sebagai Upaya Preventif Malaria – Telaah Jurnal Alomedika
    Antibodi Monoklonal Sebagai Upaya Preventif Malaria – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
Hari ini, 13:47
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
28 hari yang lalu
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
dr. Agung
05 Desember 2022
Hemoglobin tiba-tiba turun drastis pada pasien dengan diagnosis demam dengue
Oleh: dr. Agung
2 Balasan
Alo Dokter, izin konsul, saya dapat pasien hari jumat kemarin anak2 usia 14 tahun, BB 31 kg, dengan keluhan demam tinggi sudah 1 minggu sebelum datang,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.