Diagnosis Teratoma Testis
Diagnosis definitif teratoma testis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi. Namun, diagnosis juga dapat dibuat berdasarkan gejala klinis seperti massa testis, pemeriksaan fisik abdomen dan inguinal, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG) skrotal atau abdomen. Penanda tumor atau computed tomography (CT) scan juga dapat dilakukan bila perlu.
Anamnesis
Pada anamnesis, pasien dapat mengeluhkan massa di testis yang terasa nyeri atau asimtomatik. Rasa nyeri terjadi pada kasus torsio atau pada massa yang disertai dengan perdarahan dan pembentukan hematoma yang menekan testis. Teratoma biasanya memiliki durasi pertumbuhan yang lebih cepat daripada seminoma. Tumor ini umum ditemukan secara tidak sengaja pada kasus trauma testis.
Dokter juga perlu menanyakan faktor risiko teratoma testis, misalnya riwayat tumor pada testis kontralateral atau pada anggota keluarga yang lain, orchitis, infeksi HIV, riwayat trauma groin, dan riwayat undescended testis.[2-4]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik terhadap skrotum dan testis dapat dilakukan dengan posisi pasien berdiri dan berbaring untuk perbandingan. Massa padat yang dapat dipalpasi pada testis perlu dicurigai sebagai keganasan. Namun, teratoma juga dapat disertai dengan hidrokel yang mungkin membuat massa padat lebih sulit dipalpasi.
Pada umumnya, pemeriksaan teratoma testis akan menunjukkan massa padat yang keras dan tidak nyeri, serta memberikan hasil tes transluminasi negatif. Testis biasanya teraba membesar secara difus tetapi kadang teraba nodular. Nodul bisa tersebar diskret pada ujung atas dan bawah.[6]
Untuk teratoma yang tidak dapat dibedakan secara klinis dari tumor lain, pemeriksaan pasien harus lebih menyeluruh, seperti pemeriksaan abdomen untuk deteksi massa atau nyeri tekan, pemeriksaan limfadenopati inguinal dan supraklavikula, pemeriksaan ginekomastia, dan auskultasi dada untuk bukti penyakit metastasis.[2]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding teratoma testis adalah juvenile granulosa cell tumors, cystic dysplasia of the rete testes, limfangioma testikular kistik, dan kista testis simpel. Selain itu, kasus massa lain pada testis seperti hernia inguinalis, torsio testis, dan abses testis juga perlu dipertimbangkan.
Untuk membedakan teratoma testis dari tumor testis lainnya secara definitif, diperlukan pemeriksaan histopatologi. Sementara itu, untuk membedakan teratoma testis dari hernia inguinalis, torsio testis, dan abses testis, dapat dilakukan pemeriksaan fisik testis, ultrasonografi, atau magnetic resonance imaging (MRI).[6]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis definitif teratoma testis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi. Namun, beberapa pemeriksaan penunjang lain yang juga dapat dilakukan adalah ultrasonografi, pemeriksaan tumor marker, dan CT scan.[9]
Histopatologi
Gambaran histopatologi dapat diklasifikasikan menjadi teratoma tipe pascapubertas, prapubertas, dan teratoma dengan malignansi tipe somatik.
Teratoma pascapubertas menunjukkan berbagai derajat atipia. Semua jenis jaringan mungkin ada, seperti kelenjar gastrointestinal, epitel pernapasan, tulang rawan, epitel skuamosa dengan keratinisasi, sel spindel primitif yang tidak berdiferensiasi, atau neuroepithelium. Teratoma ini memiliki gambaran germ cell neoplasia in situ (GCNIS) dan diasosiasikan dengan atrofi testis, sklerosis, dan mikrolitiasis.
Teratoma prapubertas lebih cenderung memiliki tatanan jaringan yang meniru organ lain (morfologi organoid dengan lapisan jaringan terlihat seperti epitel, lamina propria, dan muskularis propria) tetapi semua jenis jaringan mungkin ada. Pada teratoma ini, dapat terlihat folikel rambut. Tidak terdapat atipia sitologi, GCNIS, atau nekrosis.
Pada teratoma dengan malignansi tipe somatik, sarkoma adalah keganasan tipe somatik yang paling umum. Namun, jenis tumor lain juga dapat terjadi, misalnya adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan tumor neuroektodermal primitif.[9,10]
Ultrasonografi
USG merupakan modalitas utama untuk menilai teratoma testis secara noninvasif. Teratoma matur cenderung memberikan gambaran kistik dengan heterogenitas echoes pada cairan, yang menggambarkan campuran dari komponen musinosa dan sebasea dengan atau tanpa folikel rambut. Komponen solid memberikan gambaran multiple echoes, termasuk hiperekoik dan shadowing fatty components.[11]
Computed Tomography Scan
CT scan diperlukan untuk menilai metastasis jauh dan jika terdapat nodus. Tumor testis dapat menyebar melalui peredaran limfa dan pembuluh darah. Tumor sisi kanan bisa melibatkan nodus pericaval (nodus aortocaval, nodus precaval, nodus paracaval dextra, dan nodus retrocaval), sedangkan tumor sisi kiri melibatkan nodus praaorta dan nodus paraaorta sinistra. Penyebaran tumor melalui pembuluh darah biasanya terjadi pada paru-paru, otak, tulang, dan hepar.[11]
Pemeriksaan Tumor Marker
Pada pemeriksaan sampel darah, biasanya ditemukan tumor marker beta human chorionic gonadotropin (B-hCG) dan alpha fetoprotein (aFP) dalam batas nilai rujukan atau sedikit lebih tinggi. Jika ditemukan peningkatan drastis pada AFP, keganasan dapat dipertimbangkan.[2,12]