Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Teratoma Testis general_alomedika 2021-01-22T11:57:47+07:00 2021-01-22T11:57:47+07:00
Teratoma Testis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Teratoma Testis

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Penatalaksanaan teratoma testis tergantung pada jenis sel tumornya dan stadiumnya. Untuk pasien stadium I, orchiectomy menjadi baku emas tata laksana. Selain itu, dapat juga dilakukan diseksi nodus limfa retroperitoneal bila perlu atau kemoterapi adjuvan. Namun, pada tumor stadium II dan lebih tinggi, kemoterapi memang dianjurkan.

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup sambil mengurangi toksisitas dari frekuensi kemoterapi. Teratoma matur dianggap sebagai lesi jinak, sehingga tumor ini tidak dimasukkan dalam protokol saat ini. Teratoma imatur di semua lokasi ditata laksana dengan pembedahan dan observasi.

Tumor testis stadium I ditata laksana dengan operasi dan observasi. Sementara itu, tumor testis stadium II–IV ditata laksana dengan regimen kemoterapi tiga siklus yang terdiri dari cisplatin, etoposide, dan bleomisin (PEB) selama 3 hari. Efek samping dari semua pengobatan dapat berbeda, sehingga diskusi ekstensif perlu dilakukan antara pasien dan dokter sehubungan dengan pilihan pengobatan.[2,12]

Pembedahan

Teknik pembedahan standar yang umum digunakan adalah insisi inguinal dengan kontrol pada pembuluh darah internal inguinal ring dan dilanjutkan dengan mobilisasi testis. Peningkatan alfa fetoprotein (AFP) sebelum operasi menunjukkan adanya tumor yolk sac, sehingga pendekatan testes-sparing surgery tidak dilakukan dan orchiectomy radikal lebih disarankan dengan ligasi tali pusat di cincin internal.

Jika AFP normal, ada kemungkinan lebih besar bahwa massa tersebut merupakan lesi jinak, dan dalam kasus ini, bidang dapat ditutup dan tunika dibuka. Enukleasi sering dilakukan dan meninggalkan sejumlah besar sisa testis normal.

Jika analisis frozen section menunjukkan lesi jinak, maka tunika ditutup. Jika ganas, orchiectomy dapat diselesaikan. Karena metastasis ke nodus retroperitoneal jarang terjadi, diseksi profilaksis rutin dari kelenjar tidak dilakukan tanpa bukti.[2,12,13]

Kemoterapi

Kemoterapi diberikan pada pasien dengan bukti radiologi terdapat penyakit metastasis atau peningkatan kadar AFP serum yang terus-menerus. Penggunaan kemoterapi kombinasi cisplatin, etoposide, dan bleomisin telah menjadi pengobatan yang efektif untuk penyakit metastasis, dengan tingkat kelangsungan hidup mendekati 90%.[12,13]

Radioterapi

Seminoma bersifat radiosensitif sehingga radioterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk penyakit stadium I dan IIA-B. Namun, radioterapi tidak direkomendasikan untuk pengobatan non-seminoma germ cell tumor. Tumor ini, termasuk teratoma matur dan imatur, sering kali merupakan jenis sel campuran.[14]

 

Referensi

2. Wetherell D, Weerakoon M, Williams D, et al. Mature and Immature Teratoma: A Review of Pathological Characteristics and Treatment Options. Med Surg Urol. 2014;3(1):1–5.
12. Rescorla FJ. Chapter 37 - Teratomas and Other Germ Cell Tumors. In: Coran AG, editor. Pediatric Surgery (Seventh Edition). Philadelphia: Mosby; 2012. p. 507–16. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323072557000374
13. Cooper CS. Prepubertal Testicular and Paratesticular Tumors Treatment & Management. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1015422-treatment#d7
14. Shin YS, Kim HJ. Current management of testicular cancer. Korean J Urol. 2013 Jan;54(1):2–10.

Diagnosis Teratoma Testis
Prognosis Teratoma Testis
Diskusi Terkait
Anonymous
16 Februari 2021
Faktor Risiko dan Prevalensi usia Kanker Testis - Andrologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi Prof. Wimpie, Prevalensi usia pasien kanker testis paling banyak dijumpai pada usia 15-39 tahun, apakah ada faktor genetik, pengaruh diet, atau...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.