Pendahuluan Spermatokel
Spermatokel atau yang dikenal dengan spermatocele merupakan dilatasi kistik berisi cairan yang mengandung spermatozoa. Berdasarkan asal katanya, yaitu dari bahasa Yunani, spermatos berarti sperma dan kele berarti kista atau massa. Spermatokel dapat ditemukan pada epididimis, rete testis, atau duktus eferen.[1,2]
Etiologi pasti dari spermatokel masih belum diketahui. Terdapat berbagai hipotesis penyebab spermatokel seperti trauma, infeksi, atau proses inflamasi. Mekanisme tersebut diperkirakan mengakibatkan obstruksi distal dan dilatasi proksimal epididimis. Prevalensi spermatokel yang lebih tinggi ditemukan pada pasien usia diatas 40 tahun.[1-3]
Umumnya, spermatokel tidak menimbulkan keluhan. Spermatokel sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pemeriksaan fisik atau ultrasonografi skrotum, namun dapat dilakukan usg testis untuk melihat jaringan sekitar juga. Namun pada spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan keluhan seperti rasa nyeri hingga keluhan infertilitas. Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi, laboratorium dan histologis dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding seperti hidrokel maupun varikokel.[1,2,4,5]
Penatalaksanaan spermatokel yang berukuran kecil, asimtomatik, dan tanpa komplikasi umumnya hanya disarankan untuk dilakukan observasi. Medikamentosa dapat diberikan sesuai dengan gejala pasien. Eksisi surgikal diindikasikan untuk spermatokel berukuran besar yang menimbulkan nyeri atau dicurigai merupakan neoplasma.[2,3]