Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Polyhidramnion general_alomedika 2022-12-14T15:12:00+07:00 2022-12-14T15:12:00+07:00
Polyhidramnion
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Polyhidramnion

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Etiologi dari setengah kasus polyhidramnion dapat diketahui, namun setengahnya lagi tidak ada penyebab khusus yang dapat menjelaskan mengapa terjadi kasus polyhidramnion. Pada kasus polyhidramnion ringan, hanya sekitar 17 % dapat ditemukan penyebabnya. Sebaliknya pada polyhidramnion derajat sedang dan berat, penyebab khusus berupa penyakit yang mendasari dapat ditemukan pada 91 % kasus. Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya polyhidramnion dapat berasal dari maternal, fetal, maupun plasental.[1,5,6]

Etiologi Maternal

Berbagai macam kondisi ibu yang dapat menyebabkan polyhidramnion, di antaranya:

  • Diabetes gestational yang tidak terkontrol (pre‐gestational maupun gestational)

  • Isoimmunisation rhesus atau golongan darah lainnya (fetal hydrops)
  • Penggunaan obat-obatan (seperti lithium yang menyebabkan diabetes insipidus fetus)
  • Infeksi viral (rubella, cytomegalovirus, toxoplasmosis, sifilis)
  • Bartter syndrome
  • Hiperkalsemia maternal[1,5]

Etiologi Fetal

Penyebab polyhidramnion dari fetus di antaranya:

  • Malformasi dan kelainan kongenital
  • Kelainan kromosom dan genetik (trisomi, Beckwith–Wiedemann syndrome, sindrom akinesia–diskinesia fetal)
  • Infeksi kongenital (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, parvovirus)
  • Makrosomia
  • Tumor pada fetus (teratoma, nephroma, neuroblastoma, hemangioma)
  • Gangguan neuromuskular (myotonic dystrophy)
  • Anemia fetus[1,5]

Penyebab terbanyak adalah malformasi dan kelainan kongenital (8-45%), yaitu kondisi yang menyebabkan fetus tidak dapat menelan air ketuban. Beberapa kelainan kongenital misalnya atresia esofagus, atresia duodenum, anensefali, mikrosefali, hidrosefalus, cleft palate dan hernia diafragma,

Kasus anemia fetus (1-11%) dapat menyebabkan peningkatan output jantung sehingga produksi urin fetus meningkat. Sedangkan dari penelitian Kollmann et all pada tahun 2014 di Austria, melaporkan anomali janin yang paling umum adalah defek jantung (32,9%).

Etiologi Plasental

Insiden polyhidramnion, 30% kasus, dihubungkan dengan tumor di plasenta seperti chorioangioma dan metastase dari neuroblastoma.[5]

Faktor risiko

Faktor risiko terbanyak dan terpenting adalah diabetes mellitus gestasional (5-26%) dan pada kehamilan ganda (8-10%). Penelitian Kollmann et all pada tahun 2014 di Austria, menemukan dari 860 kehamilan tunggal dengan polyhidramnion terdapat 19,8% dengan ibu diabetes mellitus, 8,5% dengan kelainan kongenital, 2,9% positif serologi TORCH, dan sisanya 68,8% idiopatik.[1,6]

Referensi

1. Hamza, A et al. Polyhydramnios: Causes, Diagnosis and Therapy. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2013 Dec; 73(12): 1241–1246. Available from ; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3964358/
5. Karkhanis, Pallavi and Patni, Shalini. Polyhydramnios in singleton pregnancies: perinatal outcomes and management. TOG. Volume16, Issue 3, July 2014, Pages 207-213. Available from : https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/tog.12113
6. Kollmann M et al. Thieme. Etiology and Perinatal Outcome of Polyhydramnios. 2014. Available from : http://www.oegum.at/fileadmin/redaktion/Artikel_PolyhydramnionKlaritsch_2014-1.pdf

Patofisiologi Polyhidramnion
Epidemiologi Polyhidramnion
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 2 jam yang lalu
Belanja HEMAT! Tukarkan ALOMEDIKA POINTMU!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter.Tukarkan ALOMEDIKA POINT yang sudah Dokter kumpulkan untuk belanja vitamin, suplemen, dan obat secara lebih hemat — bahkan bisa GRATIS! Jangan...
Anonymous
Dibalas 12 jam yang lalu
Bintik merah pada telapak tangan anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter! Izin konsulAnak usia 7th dtg dgn keluhan hanya Bintik merah pd telapak tangan sudah 1 minggu yllDemam-,gatal-, bintik ditempat lain -. Keluhan...
Anonymous
Dibalas 6 jam yang lalu
Apa reaksi yang dapat terjadi jika dosis obat terlalu besar
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, reaksi apa saja yg mgkn terjadi jika dosis obat yg diberikan terlalu besar? Sampai demam kah? Sesak? Atau sprt reaksi alergi ya? Mhn pencerahan

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.