Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Polyhidramnion general_alomedika 2019-09-02T10:01:52+07:00 2019-09-02T10:01:52+07:00
Polyhidramnion
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Polyhidramnion

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Tata laksana polyhidramnion bertujuan untuk mengurangi volume cairan amnion, sehingga dapat memperpanjang kehamilan dan  menjamin kenyamanan ibu hamil. Metode yang bisa dilakukan adalah dengan amnioreduksi (amniosentesis terapetik) serta pengobatan medikamentosa. Alur persalinan dengan polyhidramnion adalah tidak dianjurkan untuk induksi dan diharapkan dapat persalinan normal pervaginal dengan pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan distosia dan komplikasi postpartum. [1,5]

Amnioreduksi

Indikasi Amnioreduction / amniodrainage / therapeutic amniocentesis hanya untuk polyhidramnion berat dengan gejala ketidaknyamanan berat pada ibu hamil, seperti sesak dan rasa tegang uterus. Metode ini juga perlu dilakukan bila  terjadi ancaman persalinan preterm karena overdistensi uterus. [1,5,13]

Amnioreduksi bisa dengan teknik yang lambat dengan spuit 50 ml atau lebih cepat dengan bantuan vakum drainase. Tetapi belum ada konsensus baku tentang berapa banyak volume yang perlu diaspirasi, kecepatan aspirasi dan pedoman penggunaan tokolitik atau antibiotik.  Tokolitik biasanya rutin diberikan untuk mencegah persalinan preterm. Setelah tindakan, perlu dimonitor volume cairan amnion setiap 1-3 minggu. Komplikasi yang bisa terjadi adalah 1-3% menyebabkan kelahiran prematur,  solusio plasenta, ketuban pecah dini, hiperproteinemia dan sindrom infeksi amnion. Erfani et al. pada penelitiannya, 2019, menunjukkan tindakan amnioreduksi aman dilakukan pada kasus polyhidramnion kehamilan tunggal.[1,5,13]

Medikamentosa

Prostaglandin synthetase inhibitors seperti indomethacin (COX‐1 dan ‐2 inhibitor) dan sulindac (COX‐2 inhibitor) menstimulasi sekresi vasopresin arginin pada fetus, sehingga mengurangi produksi urin dan meningkatkan reabsorbsi cairan paru pada fetus. Efek samping obat yang signifikan bagi fetus seperti konstriksi ductus arteriosus dan gangguan fungsi ginjal. Sehingga penggunaannya harus dalam pengawasan ketat spesialis.[1,5]

Kebanyakan kasus polyhidramnion sudah memberi respons dengan terapi indomethacin dalam minggu pertama pengobatan. Sulindac memiliki efek samping yang lebih ringan dan dengan dosis 200 mg tiap 12 jam, terbukti paling efektif pada polyhidramnion idiopatik dan polyhidramnion yang berhubungan dengan obstruksi distal traktus gastrointestinal. [1,5,11]

Saat ini sedang diteliti pemberian arginine vasopressin secara intraamniotik (V2 receptor agonist, deamino (DArg8 -vasopressin). Arginine vasopressin yang diabsorbsi ke dalam plasma fetus dari cairan amnion, diharapkan akan bersifat antidiuresis persisten tanpa efek samping kardiovaskular yang berarti, serta diobservasi juga perubahan proses penelanan cairan amnion. [1]

Alur Tata Laksana Persalinan

Polyhidramnion ringan biasanya tidak memerlukan intervensi apa pun, namun perlu dijadwalkan kunjungan antenatal 1-2 kali seminggu untuk pemeriksaan USG serial dan pemeriksaan serviks. USG serial dilakukan untuk memantau volume cairan dan pertumbuhan janin, sedangkan pemeriksaan serviks untuk memantau pemendekan serviks dan risiko persalinan preterm. Etiologi polyhidramnion bila diketahui harus segera ditangani, seperti pengobatan antimikroba, terapi diabetes mellitus terutama dengan diet (jarang diperlukan terapi insulin), sampai transfusi intravaskular janin dapat memungkinkan perpanjangan kehamilan dan menurunkan angka mortalitas neonatus.[1,5,11]

Insidensi persalinan preterm cenderung tinggi pada ibu hamil dengan polyhidramnion. Tempatkan pasien di tempat tidur untuk mengurangi kemungkinan persalinan prematur dan dipikirkan kebutuhan pemberian steroid untuk meningkatkan kematangan paru janin. Tindakan induksi persalinan tidak dianjurkan pada polyhidramnion yang tidak disertai komplikasi. Induksi persalinan dianjurkan jika polyhidramnion disertai dengan diabetes melitus gestasional yang tidak terkontrol atau ada faktor penyulit lainnya seperti kehamilan postterm dan hipertensi. Induksi menggunakan oksitosin atau prostaglandin harus dengan pengawasan ketat, karena meningkatkan risiko perdarahan atonik dan emboli cairan amnion postpartum.[1,5,11]

Persalinan spontan pervaginal dianjurkan bila janin letak kepala, namun perlu dicek rutin bila posisi janin berubah menjadi lintang atau sungsang. Saat persalinan juga harus dipantau terjadinya distosia bahu akibat makrosomia. Komplikasi perdarahan bisa terjadi karena ruptur spontan membran amnion mengakibatkan dekompresi uterus, prolaps tali pusat dan abrupsio plasenta.[1,5]

Referensi

1. Hamza, A et al. Polyhydramnios: Causes, Diagnosis and Therapy. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2013 Dec; 73(12): 1241–1246. Available from ; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3964358/
5. Karkhanis, Pallavi and Patni, Shalini. Polyhydramnios in singleton pregnancies: perinatal outcomes and management. TOG. Volume16, Issue 3, July 2014, Pages 207-213. Available from : https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/tog.12113
11. Carter, BS. Medscape. Polyhydramnios and Oligohydramnios. 2017. Available from : https://reference.medscape.com/article/975821-overview#showall
13. Erfani H et al. Amnioreduction in cases of polyhydramnios: Indications and outcomes in singleton pregnancies without fetal interventions. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2019 May 19. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31160132

Diagnosis Polyhidramnion
Prognosis Polyhidramnion
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 16:21
Kejang demam anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo. Apabila ada kasus anak datang post kejang demam pertama kali -> kejang kurang dr 5menit, setelah kejang anak menangis, suhu juga sudah turun, anak mau...
Anonymous
Hari ini, 14:53
Menorrhagia pada pasien baru lepas kb 1 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dokter, Pasien usia 28 tahun datang dgn keluhan haid sudah 10 hari,  kali pertama  dikatakan masih deras, terdapat nyeri. Haid setelha lepas kb...
Anonymous
Hari ini, 10:16
SGOT SGPT
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin konsul dan berdiskusi saya bekerja di Faskes Primer saya mendapat pasien perempuan usia 57 tahun. Keluhan utamanya perut terasa sebah dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.