Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Polyhidramnion general_alomedika 2022-08-09T15:24:46+07:00 2022-08-09T15:24:46+07:00
Polyhidramnion
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Polyhidramnion

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Polyhidramnion, yang juga biasa dikenal dengan istilah “hidramnion” adalah peningkatan patologis volume cairan amnion hingga lebih dari 2000 mL, sedangkan pada usia 22-39 minggu kehamilan rata-rata volume cairan amnion sekitar 630-817 mL. Patofisiologi polyhidramnion karena ketidakseimbangan antara produksi dan reabsorbsi cairan amnion. Produksi meningkat bisa karena poliuri fetus yang sering dihubungkan dengan gestational diabetes dan makrosomia. Reabsorpsi terganggu bila terdapat anomali fetal dengan gangguan menelan cairan amnion.[1,2,5]

Etiologi bisa berasal dari maternal, fetal, maupun plasental, namun 50% kasus adalah idiopatik. Faktor risiko yang sering ditemukan adalah diabetes gestational, kehamilan ganda, infeksi pada kehamilan dan anomali fetal. Epidemiologi polyhidramnion antara 0,2-1,6  % dari jumlah total seluruh kehamilan di dunia.[1-3]

Polyhidramnion

Diagnosis polyhidramnion terutama ditegakkan dengan ultrasonografi. Pada kasus berat keluhan ibu hamil bisa sesak dan ketegangan uterus, saat pemeriksaan fisik terlihat tinggi fundus yang lebih tinggi daripada usia kehamilan, uterus tegang dan sulit meraba bagian janin. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan amniosentesis dilakukan untuk mencari faktor etiologi. Tata laksana bertujuan untuk mengurangi volume cairan amnion, memperpanjang kehamilan dan  menjamin kenyamanan ibu. Metode yang dilakukan bisa dengan amnioreduksi serta obat-obatan jenis NSAIDs, seperti indomethacin dan sulindac. Polyhidramnion ringan (37% kasus) dapat hilang dengan sendirinya tanpa diberikan terapi apapun.[1,3,5]

Persalinan dengan polyhidramnion tidak dianjurkan untuk induksi dan diharapkan dapat normal pervaginal. Akan tetapi perlu pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan persalinan preterm, ketuban pecah dini, malpresentasi, distosia, prolaps tali pusat dan perdarahan postpartum. Prognosis bergantung pada derajat polyhidramnion dan penyebabnya, dimana mortalitas perinatal meningkat 2-5 kali pada kasus polyhidramnion idiopatik. Komplikasi yang terjadi biasanya akibat overdistensi uterus.[1,2]

Edukasi pada keadaan polyhidramnion bertujuan agar memberi kenyamanan sebesar mungkin kepada ibu hamil, memperpanjang masa kehamilan, dan memperkecil risiko mortalitas neonatus.[1,5]

Referensi

1. Hamza, A et al. Polyhydramnios: Causes, Diagnosis and Therapy. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2013 Dec; 73(12): 1241–1246. Available from ; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3964358/
2. Dubil, EA and Magann EF. Amniotic fluid as a vital sign for fetal wellbeing. Australas J Ultrasound Med. 2013 May; 16(2): 62–70. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5029989/
3. Odibo,IN et al. Idiopathic polyhydramnios: persistence across gestation and impact on pregnancy outcomes. EJOG. April 2016Volume 199, Pages 175–178. Available from : https://www.ejog.org/article/S0301-2115(16)30054-9/abstract
5. Karkhanis, Pallavi and Patni, Shalini. Polyhydramnios in singleton pregnancies: perinatal outcomes and management. TOG. Volume16, Issue 3, July 2014, Pages 207-213. Available from : https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/tog.12113

Patofisiologi Polyhidramnion
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 11:37
Bintik berair di ujung bibir anak usia 2 tahun
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin berdiskusi kasus, pasien anak usia 2 tahun dengan keluhan satu minggu sebelumnya demam kemudian demamnya sudah membaik dan muncul keluhan...
dr. Dini Cynthia
Kemarin, 10:07
Vaksin TT untuk ibu hamil yang sudah menerima vaksinasi lengkap sewaktu kecil
Oleh: dr. Dini Cynthia
1 Balasan
Alo dok, izin bertanya, semisal ada ibu hamil nulipara dtg untuk ANC, dan ternyata status vaksinasi TT nya sewaktu SD sudah lengkap, bagaimana pemberian...
Anonymous
Kemarin, 10:07
Surat keterangan layak terbang untuk pasien dugaan gangguan mood depresi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokterSaya memiliki pasien yang membutuhkan surat keterangan layak terbang. Pasien tersebut dikatakan oleh keluarga mengeluh lemas sehingga saat di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.