Edukasi dan Promosi Kesehatan Persalinan Preterm
Edukasi persalinan preterm penting diberikan kepada ibu hamil mengenai etiologi, faktor risiko, komplikasi dan gejala yang akan dirasakan saat persalinan terjadi. Kontraksi uterus dan pematangan serviks yang terjadi pada kehamilan usia lebih dari 34 minggu atau kurang dari 20 minggu, dianjurkan ibu sebaiknya dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap, seperti tersedianya kamar operasi dan ruang rawat intensif untuk neonatus.
Edukasi Pasien
Ibu hamil dengan riwayat infeksi atau persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya, edukasi yang diberikan termasuk risiko persalinan preterm berulang. Konseling sebelum kehamilan harus secara kritis memperbaiki kondisi kesehatan ibu sebelum hamil kembali.[1,2]
Pada ibu hamil dengan serviks pendek, perlu diedukasi mengenai tanda-tanda kelahiran preterm, seperti kontraksi uterus lebih dari 4 kali dalam sejam, nyeri ritmik pada pinggang dan paha, kram perut seperti saat menstruasi, tekanan pelvis yang meningkat, vaginal discharge yang tidak normal (perdarahan/ spotting) atau ada tanda pecah ketuban (ketuban pecah dini) [1,2]
Pada ibu hamil dengan risiko persalinan prenatal harus secara rutin datang untuk perawatan prenatal lebih sering, terutama pada usia kehamilan 20-34 minggu. Pada ibu dengan tanda persalinan preterm yang memiliki usia kehamilan lebih dari 34 minggu, segera di edukasi untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Dalam masa observasi di rumah sakit selama 4 sampai 6 jam, bila tanda persalinan tidak berlanjut disertai kondisi janin dalam keadaan baik tanpa adanya komplikasi kehamilan lainnya,pasien dapat dipulangkan disertai informasi tanda dan gejala yang harus diwaspadai. [1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan persalinan preterm harus dilakukan saat ibu merencanakan untuk hamil. Konseling prakonseptual sangat penting untuk ibu dan keluarga dengan faktor risiko atau memiliki riwayat persalinan preterm sebelumnya. Beberapa etiologi memiliki faktor risiko 100% akan menyebabkan persalinan preterm, oleh karena itu perlu waktu untuk meninjau riwayat klinis, data laboratorium dan kondisi patologi pasien sebelum membuat keputusan untuk kembali hamil. [2]
Berdasarkan studi, didapatkan data bahwa lebih dari 60% dari kelahiran preterm terjadi di negara dengan pendapatan menengah ke bawah dan secara konsisten angka kejadiannya terus meningkat di banyak negara. Karena itu perlu studi berkelanjutan pada negara-negara tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kejadian persalinan preterm, sehingga didapatkan program pengendalian penyakit yang lebih baik dan terintegrasi. [11]