Prognosis Persalinan Preterm
Prognosis persalinan preterm adalah secara global neonatus preterm menempati urutan pertama yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan waktu perawatan terlama di rumah sakit dibanding penyakit lainnya. Komplikasi yang dihasilkan oleh kelahiran preterm menghasilkan beban biaya yang besar bagi negara di bidang kesehatan, orang tua pasien dan sosial pada umumnya. Oleh karena itu, prediksi dan upaya pencegahan persalinan preterm merupakan prioritas utama pada pelayanan kesehatan. [11]
Komplikasi
Komplikasi kelahiran preterm dapat terjadi pada ibu, dan juga pada bayi. Komplikasi maternal seperti risiko kardiovaskular, sedangkan komplikasi neonatal adalah semua morbiditas yang bisa dialami bayi kelahiran prematur.
Komplikasi Maternal
Persalinan preterm berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas kardiovaskular, yang biasanya mulai muncul beberapa tahun kemudian setelah persalinan dengan alasan yang belum diketahui. Selain itu kejadian peningkatan risiko perdarahan dan infeksi pasca kelahiran. [2,13]
Komplikasi Neonatal
Kelahiran prematur berhubungan dengan outcome yang buruk terhadap perkembangan sistem saraf neonatus. Masalah yang dihadapi antara lain gangguan kemampuan kognitif, defisit motorik, cerebral palsy, dan kemungkinan untuk mengalami kehilangan penglihatan dan pendengaran. Risiko tersebut meningkat seiring dengan semakin dininya usia kehamilan saat persalinan. Permasalahan tingkah laku seperti ansietas, depresi, autism spectrum disorders, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) juga berhubungan dengan persalinan preterm [2].
Komplikasi neonatal yang mungkin dialami dapat dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek antara lain distress napas, necrotizing enterocolitis dan imaturitas otak. Komplikasi jangka panjang seperti cerebral palsy, retardasi mental, perdarahan intraventrikular, bronchopulmonary dysplasia, retinopathy of immaturity dan tumbuh kembang yang lemah.[2,14]
Prognosis
Setiap tahunnya, lebih dari satu bayi di antara 10 kelahiran hidup lahir secara prematur. Bayi yang lahir dari persalinan preterm tersebut umumnya memiliki prognosis yang buruk. Kelahiran preterm adalah penyebab utama tunggal kematian neonatus yang mencapai angka 35% dan penyebab kedua tersering kematian anak dibawah usia 5 tahun. Selain itu sepertiga dari bayi yang lahir preterm akan mengalami gangguan neurologis berat jangka panjang seperti cerebral palsy atau retardasi mental. [12,13]