Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Persalinan Preterm general_alomedika 2021-06-30T08:39:14+07:00 2021-06-30T08:39:14+07:00
Persalinan Preterm
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Persalinan Preterm

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis persalinan preterm dapat ditegakkan bila telah terjadi kontraksi yang adekuat sehingga berpengaruh pada penipisan dan dilatasi serviks pada usia kehamilan antara 20-37 minggu. Keluhan ibu hamil bisa berupa nyeri uterus, tekanan pelvis atau nyeri pinggang. Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda kontraksi uterus, penipisan dan pemendekan serviks, serta bisa ditemukan amniorrhea. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan ruptur membran plasenta dan pemeriksaan untuk menentukan faktor risiko.[1-3]

Anamnesis

Anamnesis saat perawatan antenatal awal harus ditanyakan riwayat obstetrik ibu dengan lengkap, adakah riwayat persalinan preterm sebelumnya, risiko infeksi seperti penyakit menular seksual,  riwayat cedera serviks sebelumnya, riwayat kelainan pada servikal dan uterus. Selain itu perlu dicari faktor risiko seperti kondisi stres ibu hamil, tingkat sosio ekonomi, dukungan atau kekerasan dalam keluarga, penggunaan obat-obatan, dan riwayat penyakit komorbid.[1,2]

Keluhan ibu saat persalinan preterm serupa dengan keluhan persalinan normal. Akan tetapi gejala kontraksi uterus, tekanan pelvis atau nyeri pinggang bawah tersebut kadang sulit diidentifikasi pada ibu primipara.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik diawali dengan pemeriksaan uterus, yaitu menilai kekerasan dan nyeri tekan, serta ukuran dan posisi janin. Kemudian penilaian dilatasi dan panjang serviks harus dilakukan dengan teliti baik menggunakan palpasi jari, spekulum, maupun pemeriksaan digital. [1,2]

Dilatasi Serviks

Persalinan preterm dapat diduga pada kondisi serviks yang melebar 2-3 cm pada kehamilan kurang dari 34 minggu.[2]

Panjang Serviks

Melalui penilaian panjang serviks dapat memprediksi kemungkinan terjadinya persalinan preterm.

Panjang serviks normal pada kehamilan 34 minggu adalah 35-48 mm. Dalam sebuah penelitian, pada kehamilan 28 minggu dengan panjang serviks kurang atau sama dengan 25 mm memiliki sensitivitas 49% untuk prediksi kelahiran preterm kurang dari 35 minggu. [1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding persalinan preterm adalah kontraksi palsu atau braxton hicks yang dapat dibedakan berdasarkan waktu dan intensitas kontraksi pada pasien. Kontraksi palsu bersifat tidak teratur, singkat dan intensitasnya jarang, sementara kontraksi pada persalinan preterm bersifat menetap, dengan intensitas yang semakin meningkat. [1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada persalinan preterm yang utama adalah pemeriksaan ruptur membran plasenta. Beberapa pemeriksaan laboratorium  juga dapat dilakukan untuk menentukan faktor resiko terjadinya persalinan preterm.[1,2]

Pemeriksaan Ruptur Membran Plasenta

Kecurigaan kelahiran preterm adalah kontraksi uterus yang disertai amniorrhea. Untuk memastikan ketuban pecah dapat dilakukan inspeksi dengan spekulum, atau dengan pemeriksaan pH sekresi vagina (pH cairan amnion adalah 7,1-7,3). [1,2]

Pemeriksaan USG transvaginal dapat melihat dengan jelas proses penipisan (effacement) serviks. Melalui pemeriksaan ini juga dapat dibedakan kondisi serviks yang insufisiensi atau sedang dalam proses fase aktif persalinan.[1,2]

Pemeriksaan skrining yang tidak invasif adalah tes fetal fibronectin (FFN), dimana dengan vaginal swab spesimen sekret servikovaginal dikumpulkan kemudian dimasukkan dalam tabung dan dikirim ke laboratorium. Pada proses aktivasi desidua dan membran akan dikeluarkan FFN di daerah serviks. Tes FFN cukup spesifik namun tidak sensitif. Hasil negatif adalah indikasi kuat membran ketuban masih intak, namun bila hasil positif tidak pasti menandakan ketuban pecah dini. Ketika FFN terdeteksi antara 22-37 minggu usia kehamilan, ini akan meningkatkan risiko persalinan preterm.[1,2]

Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk mencari faktor risiko terjadinya persalinan preterm, antara lain kultur Streptokokus grup B dari sekret rektovaginal dan urin. Bakteriuria asimptomatik dapat meningkatkan risiko persalinan preterm, sehingga pemberian antibiotika dapat diberikan sebagai profilaksis. Pada pasien dengan penyalahgunaan obat, skrining obat urin akan bermanfaat karena ada hubungan antara penggunaan kokain dengan solusio plasenta.[2]

Pada ibu hamil dengan riwayat abortus maupun persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya, dapat dilakukan pemeriksaan seperti :

  • Rapid plasma reagin test
  • Vaginal pH/wet smear/whiff test
  • Antibodi Anticardiolipin (contohnya anticardiolipin IgG dan IgM, anti-beta2 microglobulin)
  • Lupus anticoagulant antibody
  • Activated partial thromboplastin time
  • One-hour glucose challenge test
  • Skrining gonore dan klamidia

  • Pemeriksaan TORCH (toxoplasmosis, other infections, rubella, cytomegalovirus infection, herpes simplex) [1]

Referensi

1. Ross, MG. Medscape: Preterm Labor. 2018. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/260998-overview
2. Luther EE. Statpearls (internet) Preterm Labor. 2019. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536939/
3. Shimaoka, Masao et al. Association between preterm delivery and bacterial vaginosis with or without treatment. Sci Rep. 2019; 9: 509. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6345902/

Epidemiologi Persalinan Preterm
Penatalaksanaan Persalinan Preterm

Artikel Terkait

  • Efektivitas Kortikosteroid Antenatal untuk Maturasi Paru Janin Prematur
    Efektivitas Kortikosteroid Antenatal untuk Maturasi Paru Janin Prematur
  • Pengaruh Jangka Panjang Kortikosteroid Antenatal terhadap Kesehatan Bayi
    Pengaruh Jangka Panjang Kortikosteroid Antenatal terhadap Kesehatan Bayi
  • Menilai Pertumbuhan Bayi Prematur
    Menilai Pertumbuhan Bayi Prematur
  • Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
    Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
  • Kombinasi Nifedipine dengan Sildenafil Sitrat untuk Pencegahan Persalinan Preterm – Telaah Jurnal
    Kombinasi Nifedipine dengan Sildenafil Sitrat untuk Pencegahan Persalinan Preterm – Telaah Jurnal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.lukmanul hafiz
11 November 2020
Live Webinar Alomedika - Peran Nutrisi dan Monitoring Tumbuh Kembang Anak Lahir Prematur. Sabtu, 14 November 2020 (09.00-11.00 WIB)
Oleh: dr.lukmanul hafiz
3 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Webinar dengan topik “Peran Nutrisi dan Monitoring Tumbuh Kembang Anak Lahir Prematur”. Topik akan dibawakan oleh "dr. Putri...
dr.lukmanul hafiz
11 September 2020
Live Webinar Alomedika - Dukungan Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Bayi Prematur dan BBLR 3. Minggu 13 September 2020 (09.00-11.00 WIB)
Oleh: dr.lukmanul hafiz
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan rangkaian terakhir Live Webinar Alomedika yang berjudul "Dukungan Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Bayi Prematur dan Berat Badan Lahir...
dr.Ruby Aurora Primapuspita Widya Kuntarto
01 Januari 2020
Risiko terjadinya birth defect pada Ibu yang mengalami flu dengan demam dan tanpa demam
Oleh: dr.Ruby Aurora Primapuspita Widya Kuntarto
4 Balasan
Alodokter izin bertanya Dok, saya menemukan artikel dan riset dan CDC tahun 2017 yang mengatakan jika ibu terkena flu disertai demam pada trimester 1 maka...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.