Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Infertilitas Wanita general_alomedika 2021-02-16T10:25:00+07:00 2021-02-16T10:25:00+07:00
Infertilitas Wanita
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Infertilitas Wanita

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis infertilitas wanita ditujukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Hal ini memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang menyeluruh.

Anamnesis

Anamnesis pasien infertilitas bertujuan untuk menegakkan definisi infertilitas pada pasien dan mencari faktor risiko. Berikut ini merupakan beberapa riwayat yang dapat ditanyakan pada pasien dengan kecurigaan infertilitas:

  • Durasi: Infertilitas dapat ditegakkan apabila pasien selama lebih dari 12 bulan telah melakukan hubungan seksual tidak terproteksi secara regular atau selama lebih dari 6 bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun
  • Frekuensi dan keteraturan menstruasi: Jika pasien memiliki siklus dan frekuensi menstruasi teratur setiap bulannya, kemungkinan besar pasien mengalami ovulasi normal
  • Riwayat obstetrik: Pasien yang sudah pernah mengalami hamil sebelumnya dapat digolongkan ke infertilitas sekunder. Riwayat abortus juga dapat meningkatkan risiko infertilitas
  • Riwayat ginekologis: Riwayat penyakit ginekologis, seperti sindrom polikistik ovarium (PCOS), penyakit radang panggul (PID), atau endometriosis dapat meningkatkan risiko terjadinya infertilitas wanita. Riwayat infeksi menular seksual juga perlu ditanyakan
  • Riwayat seksual: Riwayat seksual, seperti frekuensi dan waktu koitus perlu ditanyakan pada pasangan yang sedang mencoba. Perlu juga ditanyakan ke partner laki-laki mengenai ereksi dan ejakulasi
  • Riwayat sosial dan gaya hidup: Kebiasaan merokok dan minum alkohol perlu ditanyakan pada pasien maupun pasangan
  • Riwayat penyakit sebelumnya: Pasien perlu dievaluasi riwayat penyakit sebelumnya, misalnya penyakit tiroid, untuk mencari etiologi infertilitas
  • Riwayat operasi: Riwayat operasi abdomen atau pelvis dapat menyebabkan endometriosis pelvis yang merupakan salah satu etiologi infertilitas pada wanita
  • Riwayat keluarga: Pasien dengan riwayat penyakit genetik, riwayat kejadian trombotik vena, keguguran berulang, dan infertilitas pada keluarga dapat meningkatkan kemungkinan infertilitas akibat penyakit genetik[2-4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik lengkap dibutuhkan pada pasien infertilitas untuk mencari tanda dari etiologi. Berikut ini beberapa pemeriksaan fisik utama yang perlu dievaluasi pada pasien infertilitas:

  • Tanda-tanda vital: Tanda-tanda vital dapat membantu klinisi mengenai kondisi pasien secara umum. Apabila terdapat peningkatan suhu tubuh, maka etiologi infeksi dapat dipikirkan sebagai etiologi infertilitas
  • Indeks massa tubuh (IMT): Wanita dengan IMT > 27 kg/m2 atau < 18,5 kg/m2 telah dihubungkan dengan peningkatan risiko terjadinya infertilitas
  • Evaluasi tiroid: Pemeriksaan fisik tiroid lengkap dibutuhkan pada pasien infertilitas. Hipertiroid dan hipotiroid merupakan kemungkinan penyebab infertilitas
  • Evaluasi tanda kelebihan androgen: Beberapa tanda hiperandrogenisme pada wanita adalah pertumbuhan rambut abnormal seperti kumis, jenggot, jambang, bulu dada lebat, bulu kaki lebat, atau pertumbuhan jerawat yang banyak
  • Pemeriksaan payudara untuk galaktorea: Keluarnya cairan pada puting payudara pasien perlu dievaluasi untuk menilai kemungkinan hiperprolaktinemia pada pasien
  • Pemeriksaan pelvis: Pemeriksaan pelvis lengkap diperlukan untuk mengevaluasi etiologi infertilitas. Penemuan massa pada pelvis atau pembesaran uterus dapat menunjukkan kemungkinan terdapatnya mioma uteri. Penemuan nyeri tekan atau nyeri goyang porsio dapat menunjukkan terdapatnya penyakit radang panggul (PID)[2,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding utama dari infertilitas pada wanita adalah faktor infertilitas pada pria.

Infertilitas  pria

Infertilitas pada wanita juga dapat terjadi akibat infertilitas pria. Faktor dari pria umumnya tetap ada walaupun faktor dari wanita telah diidentifikasi. Oleh sebab itu butuh pemeriksaan analisis semen pada pria pada seluruh kasus infertilitas.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya diperlukan untuk mendiagnosis etiologi infertilitas pada wanita.

Tes Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium, seperti kadar luteinizing hormone (LH), serum progesteron, follicle stimulating hormone (FSH), estradiol, dan hormon Anti-Mullerian (AMH), dapat dilakukan pada pasien infertilitas.

  • Luteinizing hormone (LH): Pemeriksaan LH urin dilakukan untuk melihat fungsi ovarium. Alat prediktor LH urin yang dapat digunakan di rumah bertujuan mendeteksi LH surge tengah siklus, yang menunjukkan secara tidak langsung terdapatnya ovulasi. Kadar LH juga dapat diperiksakan pada fase proliferasi awal pada pasien yang dicurigai PCOS

  • Serum progesteron: Pemeriksaan kadar progesteron serum dapat digunakan untuk mendeteksi ovulasi. Pemeriksaan progesteron serum umumnya dilakukan 1 minggu sebelum menstruasi dan apabila kadar progesteron ditemukan > 3 ng/mL maka menunjukkan pasien mengalami ovulasi
  • Follicle stimulating hormone (FSH): Pemeriksaan kadar FSH serum bertujuan untuk melihat cadangan ovarium. Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke-3 siklus menstruasi. Kadar FSH < 10 IU/mL menunjukkan cadangan ovarium normal; 10-20 IU/mL merupakan sedang; dan FSH > 20 IU/mL menunjukkan prognosis buruk untuk ovulasi dan cadangan ovarium rendah

  • Estradiol : Pemeriksaan kadar estradiol serum juga dilakukan pada hari ketiga siklus menstruasi. Hasil estradiol < 80 pg/mL menunjukkan cadangan ovarium adekuat; > 80 pg/mL menunjukkan kemungkinan hamil yang rendah; dan > 100 pg/mL menunjukkan kemungkinan hamil 0%
  • Hormon Anti-Mullerian (AMH): AMH merupakan penanda fungsi ovarium. Hasil normal AMH adalah 1,0 – 3,5 ng/mL. Apabila hasil AMH <0,5 ng/mL menunjukkan sulitnya > 3 folikel untuk berkembang. Jika kadar < 1,0 ng/mL, maka menunjukkan terbatasnya ketersediaan ovum dan membutuhkan induksi ovulasi yang agresif. Sementara itu, jika kadar > 3,5 ng/mL menunjukkan ketersediaan ovum yang cukup dan mungkin membutuhkan induksi ringan untuk mencegah sindrom hiperstimulasi ovarium[2-4]

Radiologi

Pemeriksaan radiologi dibutuhkan untuk mengevaluasi patensi tuba dan mengevaluasi kavitas uterus. Berikut ini merupakan beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:

  • Histerosalpingografi: Pemeriksaan histerosalpingografi dilakukan untuk skrining oklusi tuba dan kelainan struktural uterus lainnya. Pemeriksaan ini bersifat invasif minimal dan umumnya dilakukan sebelum dilakukannya pemeriksaan yang lebih invasif
  • Laparoskopi: Pemeriksaan laparoskopi merupakan baku emas evaluasi patensi tuba. Pemeriksaan ini bersifat invasif dan dilakukan apabila pemeriksaan histerosalpingografi tidak menunjukkan hasil yang adekuat, terutama pada kasus adhesi tuba dan intrauterin. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adhesi pelvis, endometriosis, dan penyakit pelvis lain
  • Saline infusion sonogram: Saline infusion sonogram (SIS) merupakan pemeriksaan ultrasonografi uterus dengan memasukkan sedikit cairan salin normal ke dalam uterus untuk melihat dinding endometrium. Pemeriksaan digunakan untuk alat skrining kavitas uterus sebelum dilakukannya terapi infertilitas

  • Histeroskopi: Histeroskopi merupakan pemeriksaan invasif untuk melihat secara langsung patologi intrauterine dan melakukan tindakan secara langsung bila diperlukan. Pemeriksaan histeroskopi dilakukan apabila hasil pemeriksaan SIS kurang memuaskan[2-4]

Referensi

2. Walker MH, Tobler KJ. Female Infertility. [Updated 2020 Mar 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556033/.
3. Lindsay TJ, Vitrikas KR. Evaluation and treatment of infertility. Am Fam Physician. 2015;91(5):308–14.
4. Soegiharto Soebijanto. Konsensus Penanganan Infertilitas. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2013. https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/?wpdmdl=891&ind=S29uc2Vuc3VzIEluZmVydGlsaXRhcy5wZGY

Epidemiologi Infertilitas Wanita
Penatalaksanaan Infertilitas Wanita

Artikel Terkait

  • Memprediksi Ovulasi pada Menstruasi Ireguler
    Memprediksi Ovulasi pada Menstruasi Ireguler
  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
    Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
Diskusi Terkait
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...
Anonymous
15 Februari 2022
Sering berhubungan seksual menurunkan kualitas sperma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pertanyaan dari pasien mengenai jika tidak berhubungan seks dalam jangka waktu yang lama apakah bisa meningkatkan kualitas sperma...
Anonymous
28 Oktober 2021
Pasien dengan Teratozoospermia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat malam alo dok. Saya ingin bertanya, Pada pasien dengan yg memiliki diagnosis Teratozoopermia pada pemeriksaan analisis sperma, terapi atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.