Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Dispareunia general_alomedika 2019-08-12T15:59:38+07:00 2019-08-12T15:59:38+07:00
Dispareunia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Dispareunia

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Etiologi dispareunia dibedakan berdasarkan dispareunia dalam dan dispareunia superfisial. Dispareunia dalam bisa disebabkan berbagai kelainan di organ genital seperti endometriosis, kista, mioma uteri, keganasan dan inflamasi pelvis. Selain itu, dapat pula disebabkan kelainan nongenital seperti kelainan usus dan kandung kemih. Sedangkan etiologi dispareunia superfisial di usia produktif misalnya vulvovaginitis, dermatitis, vaginismus; di usia pre- dan post-produktif seperti atrofi vulvovaginalis, kurang lubrikasi, dermatosis; penyebab yang lebih jarang adalah neurogenik, keganasan. Faktor risiko dispareunia mencakup faktor yang langsung mengakibatkan dispareunia dan juga faktor risiko penyakit-penyakit etiologi.[2,7,13]

Etiologi Dispareunia Dalam

Berbagai penyakit organ genital maupun nongenital dapat menyebabkan keluhan dispareunia dalam, yaitu :

  • Endometriosis
  • Patologi pada adneksa atau panggul, seperti kista, mioma uteri, keganasan
  • Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease/ PID)

  • Iatrogenik, seperti pemendekan atau penyempitan vagina, perubahan anatomis pasca radioterapi, sirkumsisi wanita (Female Genital Mutilation/ FGM)
  • Nyeri kronis panggul
  • Disfungsi dasar panggul, misalnya retroversi dan prolaps uteri
  • Sindroma kongesti pelvis (pelvic congestion syndrome) yang bisa ditandai dengan varises tungkai bawah dan perineum
  • Penyebab non ginekologis, termasuk inflamasi usus, irritable bowel syndrome, konstipasi, interstitial cystitis [2,7,13]

Etiologi Dispareunia Superfisial

Etiologi dispareunia superfisialis dapat dikelompokkan menjadi dispareunia pada usia reproduktif, usia peri atau post reproduktif serta penyebab yang lebih jarang.

Di usia reproduktif penyebab dispareunia di antaranya :

  • Vulvovaginitis, bisa disebabkan kandida, herpes simplex, trikomonas
  • Dermatitis vulva, pikirkan akibat alergen tertentu/ dermatitis kontak
  • Pasca melahirkan khususnya yang menyusui, akibat terjadinya atrofi vagina
  • Abses atau kista Bartholin
  • Vaginismus

Pada usia peri atau post reproduktif penyebab dispareunia misalnya:

  • Atrofi vulvavaginal
  • Kurang lubrikasi
  • Dermatosis genital, seperti liken sklerosis dan liken planus
  • Dermatitis vulva, pikirkan akibat dari inkontinensia urin
  • Vaginismus

Penyebab yang lebih jarang pada kasus dispareunia adalah:

  • Penyebab iatrogenik, misalnya trauma pasca melahirkan, trauma perineum, radioterapi, sirkumsisi wanita
  • Gangguan neurologis (nyeri neuropatik)
  • Abnormalitas struktur vagina, seperti adanya septum, adanya perlengketan atau jaringan ikat pada kulit karena kongenital ataupun iatrogenik
  • Keganasan (neoplasia vagina atau vulva) [2,7,13]

Faktor Risiko

Faktor risiko dispareunia mencakup faktor risiko yang secara langsung mengakibatkan dispareunia dan juga faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit etiologi dispareunia. Beberapa faktor risiko dispareunia di antaranya yaitu:

  • Usia postreproduktif / menopause
  • Pasca melahirkan, terutama pada wanita menyusui dimana terjadi atrofi vagina
  • Perilaku seksual berisiko tinggi
  • Riwayat infeksi menular seksual sebelumnya
  • Kebersihan personal alat genital
  • Riwayat penggunaan kontrasepsi
  • Riwayat trauma perineum, episiotomi, riwayat melahirkan pervaginam
  • Riwayat sirkumsisi wanita (Female Genital Mutilation/ FGM)
  • Riwayat dermatitis [2,13]

Referensi

2. Lee NMW, Jakes AD, Lloyd J, Frodsham LCG. Dyspareunia. BMJ. 2018;1(3):k2341.
7. Orr N, Wahl K, Joannou A, Hartmann D, Valle L, Yong P, et al. Deep Dyspareunia: Review of Pathophysiology and Proposed Future Research Priorities. Sex Med Rev. 2019.
13. Corden C. Causes and management of dyspareunia. InnovAiT Educ Inspir Gen Pract. 2013;6(2):66–75.

Patofisiologi Dispareunia
Epidemiologi Dispareunia
Diskusi Terkait
dr. Natalia Christine Go
10 Maret 2022
Hubungan dispareunia dan tubektomi apakah ada hubungannya - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Natalia Christine Go
1 Balasan
Alo dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG, M.Kes. Izin konsul dok, ada pasien yang mengeluhkan dispareunia 2 minggu setelah operasi tubektomi. Apakah memang berhubungan...
dr.Siti Chasanah Syariatin
19 Mei 2021
Dispareunia apakah selalu disebabkan oleh vaginismus - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr.Siti Chasanah Syariatin
3 Balasan
Selamat siang Prof. Wimpie.. Apakah dispareunia selalu vaginismus? Sebenarnya pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk kasus tersebut? Terimakasih
dr. Ayudhea Tannika
25 September 2019
Tenaga kesehatan yang tepat untuk menangani kasus vaginismus
Oleh: dr. Ayudhea Tannika
17 Balasan
Alo dokter, Izin bertanya, ada user yang menyampaikan bahwa beliau tidak dapat melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan pasangan, karena otot-otot...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.