Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Vulvitis general_alomedika 2021-10-06T08:07:06+07:00 2021-10-06T08:07:06+07:00
Vulvitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Vulvitis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Vulvitis adalah inflamasi pada vulva. Vulva yang disebut juga genitalia eksterna merupakan bagian yang berada di luar vagina, meliputi mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris dan kelenjar vestibular. Inflamasi pada vulva bisa disertai dengan inflamasi pada vagina yang dinamakan vulvovaginitis.[1]

Vulvitis dapat dialami oleh wanita berbagai usia. Vulvitis disebabkan oleh banyak faktor penyebab antara lain iritasi, infeksi, alergi, penyakit kulit, kanker vulva, dan hipoestrogen. Vulvitis memberikan gejala gatal pada vulva, rasa nyeri, eritema, lesi kulit, dan edema vulva. Pada vulvitis kronis dapat timbul likenifikasi pada vulva dan fisura kulit.[1,2]

shutterstock_1141958183-min

Vulvitis dapat didiagnosis secara klinis, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dalam menentukan penyebab vulvitis yang spesifik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni usia pasien, tingkat keparahan gejala klinis, riwayat penyakit, secara seksual aktif atau tidak, dan riwayat pengobatan pasien. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit, pemeriksaan kultur, dan biopsi dapat dilakukan untuk membedakan etiologi vulvitis.[3,4]

Penatalaksanaan vulvitis harus disesuaikan dengan etiologi yang mendasari. Medikamentosa pilihan untuk kasus vulvitis adalah kortikosteroid topikal. Penambahan pengobatan spesifik seperti antibiotik, antiviral, antifungal disesuaikan dengan kecurigaan terhadap infeksi patogen tertentu atau dari temuan pada pemeriksaan penunjang. Terapi suportif yang perlu dilakukan adalah menghindari zat alergen atau iritan, menjaga kebersihan area vulva, dan memodifikasi perilaku yang kurang tepat.[3-5]

Vulvitis dermatitis umumnya dapat mengalami perbaikan klinis dengan menghindari alergen atau iritan, serta memperbaiki kebersihan vulva. Vulvitis infeksi dapat diikuti dengan vaginitis dan dapat juga menyebar ke organ reproduksi bagian atas bila tidak diatasi. Komplikasi yang paling dihindari dari vulvitis lichen sclerosus adalah terjadinya atrofi kulit dan pembentukan jaringan parut yang dapat merusak struktur vulva, sehingga menimbulkan obstruksi pada vagina dan uretra.[3]

Referensi

1. El-Menim SOA, Moursi HA, Sarhan AEM. Effect of educational program on vulvitis prevention amon nursing students. American Journal of Nursing Science. 2018;7(6):254-267.
2. LeBlanc JM, Hewitson L, Patterson L, Gander S. Case 4: Vulvitis in a nonsexually active adolescent girl. Paediatr Child Health. 2016;21(1):13-14.
3. Fischer G. Treatment of vaginitis and vulvitis. Australian Prescriber. 2001;24(3):59-61.
4. Hoffman BL, Schorge JO, Halvorson LM, Hamid CA, Corton MM, Schaffer JI. Williams Gynecology 4th Ed. New York: McGraw-Hill Education; 2020.
5. Nair PA. Vulvar lichen sclerosus et atrophicus. J Midlife Health. 2017;8(2):55-62.

Patofisiologi Vulvitis
Diskusi Terbaru
Anonymous
18 menit yang lalu
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
Anonymous
19 menit yang lalu
Tapering off penggunaan betablocker - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpJP,Ijin bertanya dok, untuk penggunaan betablocker tappering off yang baik bagaimana ya dok?Terimakasih 
Anonymous
26 menit yang lalu
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.