Penatalaksanaan Keracunan Karbon Monoksida
Prinsip penatalaksanaan keracunan karbon monoksida yang utama adalah mengeliminasi karbon monoksida (CO) dari tubuh secepat mungkin dan mengembalikan oksigenasi jaringan dengan terapi oksigen. Hal ini akan mencegah komplikasi akut maupun jangka panjang yang dapat timbul akibat hipoksia jaringan. Proses eliminasi CO dimulai saat pasien terbebas dari paparan.
Terapi oksigen harus diberikan tanpa penundaan untuk mempercepat eliminasi CO dari tubuh. Pemberian oksigen akan menghasilkan ikatan kompetitif oksigen dengan hemoglobin serta meningkatkan tekanan parsial oksigen di paru sehingga mempercepat pengeluaran CO.[1-3]
Terapi Oksigen
Oksigen dapat diberikan melalui terapi oksigen normobarik (normobaric oxygen therapy/NBOT) menggunakan kanula hidung atau masker oksigen. Pedoman klinis juga mengatakan bahwa terapi oksigen hiperbarik (hyperbaric oxygen therapy/HBOT) bisa dipertimbangkan untuk kasus yang berat.
Waktu paruh HbCO pada pasien yang menghirup udara biasa adalah sekitar 4-6 jam, yang dapat dipersingkat menjadi 40-80 menit dengan terapi oksigen normobarik, dan bahkan menjadi 15-30 menit dengan terapi oksigen hiperbarik.[1,2,4]
Intubasi dan Ventilasi Mekanik
Pada pasien dengan dugaan ataupun konfirmasi keracunan CO, dapat diberikan terapi awal oksigen normobarik aliran tinggi (100%) menggunakan masker non-rebreathing dengan kecepatan aliran maksimal 15 ml/menit tanpa memperhatikan hasil pulse oximetry ataupun PaO2. Intubasi dan ventilasi mekanik dengan oksigen 100% perlu dilakukan pada pasien dengan kondisi perubahan status mental berat, koma, atau usaha pernapasan yang tidak memadai.[2,4,7]
Terapi Oksigen Hiperbarik
HBOT direkomendasikan pada pasien dengan penurunan kesadaran, iskemi jantung, gagal napas, defisit neurologi fokal, perubahan status mental, hipotensi, asidosis metabolik berat (pH <7,1-7,25), atau kadar HbCO >25% pada pasien dewasa. HBOT memberikan manfaat terbesar jika dimulai sedini mungkin, idealnya dalam waktu 6 jam pertama setelah paparan.
Meski demikian, HBOT yang diberikan setelah kadar HbCO turun di bawah ambang batas masih dapat memberikan manfaat, tetapi efikasinya belum terbukti jika sudah lebih dari 24 jam sejak paparan. HBOT diberikan minimal satu sesi selama 60-90 menit dengan tekanan 2 hingga 3 atmosfer absolut (ATA). HBOT aman diberikan pada ibu hamil maupun anak. Tidak ada modifikasi HBOT berdasarkan usia maupun kehamilan.[1,2,4,7]
Terapi Lanjutan
Selain terapi oksigen, penatalaksanaan juga meliputi koreksi gangguan asam-basa, dan perawatan suportif intensif, termasuk pengelolaan jalan napas dan stabilisasi kardiovaskular.[1,2]
Apabila gejala sudah hilang dan kadar HbCO darah turun di bawah 10%, pasien dapat dipulangkan setelah observasi. Pasien dengan gejala ringan dapat dipulangkan jika gejala hilang setelah 4 jam terapi oksigen 100%. Pasien yang dipulangkan harus diobservasi minimal 24 jam karena gejala dapat muncul kembali atau muncul sekuele onset lambat.[2,7]
Pasien dengan gejala yang tidak membaik, bukti keracunan berat pada pemeriksaan penunjang, atau memiliki faktor medis maupun sosial yang menjadi perhatian, perlu dirawat inap. Pada kasus keracunan CO yang disengaja akibat bunuh diri, perlu dilakukan penilaian psikiatri untuk menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut.[2,4,6]
Follow-Up Pasien
Pasien yang mengalami keracunan karbon monoksida harus dipantau secara ketat terhadap perubahan status mental, aritmia, iskemi jantung, dan hipotensi. Sekitar 40% pasien dapat mengalami gangguan neurokognitif residual yang memerlukan perawatan lanjutan seperti fisioterapi, terapi okupasi, atau home care.
Pemeriksaan skrining sekuel kognitif perlu dilakukan dalam waktu 4-6 minggu setelah pemulangan pasien. Pada keracunan karbon monoksida yang disengaja akibat bunuh diri, follow-up psikiatri perlu dilakukan mengingat tingginya risiko mengulang upaya bunuh diri di masa mendatang.[4,6,7]