Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Keracunan Karbon Monoksida annisa-meidina 2025-09-26T10:25:24+07:00 2025-09-26T10:25:24+07:00
Keracunan Karbon Monoksida
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Keracunan Karbon Monoksida

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksanaan keracunan karbon monoksida yang utama adalah mengeliminasi karbon monoksida (CO) dari tubuh secepat mungkin dan mengembalikan oksigenasi jaringan dengan terapi oksigen. Hal ini akan mencegah komplikasi akut maupun jangka panjang yang dapat timbul akibat hipoksia jaringan. Proses eliminasi CO dimulai saat pasien terbebas dari paparan.

Terapi oksigen harus diberikan tanpa penundaan untuk mempercepat eliminasi CO dari tubuh. Pemberian oksigen akan menghasilkan ikatan kompetitif oksigen dengan hemoglobin serta meningkatkan tekanan parsial oksigen di paru sehingga mempercepat pengeluaran CO.[1-3]

Terapi Oksigen

Oksigen dapat diberikan melalui terapi oksigen normobarik (normobaric oxygen therapy/NBOT) menggunakan kanula hidung atau masker oksigen. Pedoman klinis juga mengatakan bahwa terapi oksigen hiperbarik (hyperbaric oxygen therapy/HBOT) bisa dipertimbangkan untuk kasus yang berat.

Waktu paruh HbCO pada pasien yang menghirup udara biasa adalah sekitar 4-6 jam, yang dapat dipersingkat menjadi 40-80 menit dengan terapi oksigen normobarik, dan bahkan menjadi 15-30 menit dengan terapi oksigen hiperbarik.[1,2,4]

Intubasi dan Ventilasi Mekanik

Pada pasien dengan dugaan ataupun konfirmasi keracunan CO, dapat diberikan terapi awal oksigen normobarik aliran tinggi (100%) menggunakan masker non-rebreathing dengan kecepatan aliran maksimal 15 ml/menit tanpa memperhatikan hasil pulse oximetry ataupun PaO2. Intubasi dan ventilasi mekanik dengan oksigen 100% perlu dilakukan pada pasien dengan kondisi perubahan status mental berat, koma, atau usaha pernapasan yang tidak memadai.[2,4,7]

Terapi Oksigen Hiperbarik

HBOT direkomendasikan pada pasien dengan penurunan kesadaran, iskemi jantung, gagal napas, defisit neurologi fokal, perubahan status mental, hipotensi, asidosis metabolik berat (pH <7,1-7,25), atau kadar HbCO >25% pada pasien dewasa. HBOT memberikan manfaat terbesar jika dimulai sedini mungkin, idealnya dalam waktu 6 jam pertama setelah paparan.

Meski demikian, HBOT yang diberikan setelah kadar HbCO turun di bawah ambang batas masih dapat memberikan manfaat, tetapi efikasinya belum terbukti jika sudah lebih dari 24 jam sejak paparan. HBOT diberikan minimal satu sesi selama 60-90 menit dengan tekanan 2 hingga 3 atmosfer absolut (ATA). HBOT aman diberikan pada ibu hamil maupun anak. Tidak ada modifikasi HBOT berdasarkan usia maupun kehamilan.[1,2,4,7]

Terapi Lanjutan

Selain terapi oksigen, penatalaksanaan juga meliputi koreksi gangguan asam-basa, dan perawatan suportif intensif, termasuk pengelolaan jalan napas dan stabilisasi kardiovaskular.[1,2]

Apabila gejala sudah hilang dan kadar HbCO darah turun di bawah 10%, pasien dapat dipulangkan setelah observasi. Pasien dengan gejala ringan dapat dipulangkan jika gejala hilang setelah 4 jam terapi oksigen 100%. Pasien yang dipulangkan harus diobservasi minimal 24 jam karena gejala dapat muncul kembali atau muncul sekuele onset lambat.[2,7]

Pasien dengan gejala yang tidak membaik, bukti keracunan berat pada pemeriksaan penunjang, atau memiliki faktor medis maupun sosial yang menjadi perhatian, perlu dirawat inap. Pada kasus keracunan CO yang disengaja akibat bunuh diri, perlu dilakukan penilaian psikiatri untuk menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut.[2,4,6]

Follow-Up Pasien

Pasien yang mengalami keracunan karbon monoksida harus dipantau secara ketat terhadap perubahan status mental, aritmia, iskemi jantung, dan hipotensi. Sekitar 40% pasien dapat mengalami gangguan neurokognitif residual yang memerlukan perawatan lanjutan seperti fisioterapi, terapi okupasi, atau home care.

Pemeriksaan skrining sekuel kognitif perlu dilakukan dalam waktu 4-6 minggu setelah pemulangan pasien. Pada keracunan karbon monoksida yang disengaja akibat bunuh diri, follow-up psikiatri perlu dilakukan mengingat tingginya risiko mengulang upaya bunuh diri di masa mendatang.[4,6,7]

Referensi

1. Savioli G, Gri N, Ceresa IF, Piccioni A, et al. Carbon Monoxide Poisoning: From Occupational Health to Emergency Medicine. J Clin Med. 2024. 13(9):2466. doi: 10.3390/jcm13092466.
2. Manaker S, Perry H. Carbon monoxide poisoning. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/carbon-monoxide-poisoning
3. Palmeri R, Gupta V. Carboxyhemoglobin Toxicity. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2023, PMID: 32491811.
4. Buboltz JB, Robins M. Hyperbaric Treatment of Carbon Monoxide Toxicity. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470531/
6. McMahon K, Launico MV. Carbon Monoxide Toxicity, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2025, PMID: 28613491.
7. Shochat GN. Carbon Monoxide Toxicity. Medscape. 2025. https://emedicine.medscape.com/article/819987-overview

Diagnosis Keracunan Karbon Monok...
Prognosis Keracunan Karbon Monok...

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Keracunan Akut Karbon Monoksida – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Keracunan Akut Karbon Monoksida – Ulasan Guideline Terkini
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 17 jam yang lalu
Kirim Rujukan Laboratorium bisa Dilakukan dengan Fitur myPatient!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
2 Balasan
ALO Dokter.Dokter, sering pusing karena pasien kehilangan atau merusak kertas rujukan laboratorium? Tenang, myPatient dari Alomedika hadir sebagai solusinya....
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:11
Apabila sedang tidak ada SIP, apakah SKP terakumulasi?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dokter izin bertanya, saya kebetulan cuti dan tidak ada sip terpasang saat ini, kalau mengikuti seminar atau webinar diplataran sehat apakah skp...
dr. Wenny damayanti
Dibalas kemarin, 08:01
Apakah ada SKDI Terbaru dan dimana mendapatkannya?
Oleh: dr. Wenny damayanti
1 Balasan
Alo dokter izin bertanya, apakah ada SKDI terbaru? Dimana ya saya bisa mendapatkannya? Terimakasih banyak dokter sebelumnya

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.