Etiologi Keracunan Karbon Monoksida
Etiologi keracunan karbon monoksida adalah inhalasi karbon monoksida (CO), yaitu gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak menimbulkan iritasi. Beberapa sumber paparan karbon monoksida yang umum ditemui adalah dari kebakaran, generator listrik, alat masak, dan knalpot kendaraan bermotor terutama di area dengan ventilasi yang buruk.
Gas CO bersifat sangat reaktif, mudah terbakar, dan bercampur homogen dengan udara. Gas CO dapat menyebar, terakumulasi di dalam ruang tertutup, dan mampu menyusup dinding dan langit-langit, sehingga menimbulkan risiko paparan yang tidak terdeteksi secara kasat mata.[1-3,8]
Etiologi
Karbon monoksida dihasilkan terutama dari pembakaran tidak sempurna bahan organik atau senyawa yang mengandung karbon. Substansi yang dapat menghasilkan CO meliputi batu bara, kayu, bensin, dan solar. Sumber-sumber paparan CO antara lain:
- Asap kebakaran
- Sistem pemanas ruangan yang tidak berfungsi dengan baik
- Alat masak atau generator dengan ventilasi yang tidak memadai seperti pemanggang arang, kompor kemah, dan generator listrik berbahan bakar bensin
- Kendaraan bermotor yang dioperasikan di ruangan dengan ventilasi buruk seperti arena es tertutup, gudang, garasi parkir, atau kendaraan dengan knalpot terhalang.
- Gas buangan perahu motor
- Kebakaran kabel listrik bawah tanah
- Paparan metilen klorida (dichloromethane), yaitu pelarut industri dan komponen penghapus cat. Zat ini dimetabolisme di hepar menjadi karbon monoksida sehingga dapat menyebabkan keracunan meskipun tanpa paparan CO lingkungan.[1-3,8]
Faktor Risiko
Populasi yang memiliki risiko tinggi akibat keracunan karbon monoksida yaitu bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, dan individu dengan penyakit jantung kronis, anemia, atau penyakit saluran pernapasan kronis. Pekerja dapur, pemadam kebakaran, juga pekerja di area dengan lalu lintas kendaraan yang tinggi seperti petugas parkir, operator garasi, polisi, dan pekerja di stasiun kereta api, memiliki risiko terpapar CO.[1,8]
Ruangan tertutup dengan ventilasi buruk berisiko untuk akumulasi CO, terutama dalam kondisi dimana pembakaran terjadi secara kontinu atau tidak sempurna. Konsentrasi CO meningkat dalam ruang tertutup dengan ventilasi buruk, seperti kabin kendaraan bermotor dengan sistem knalpot yang rusak, garasi bawah tanah atau garasi yang terisolasi dari lingkungan luar.[6,9]
Perokok aktif maupun pasif juga memiliki risiko terpapar CO dari pembakaran tembakau. Merokok dalam ruang tertutup dapat meningkatkan konsentrasi CO lingkungan. Pada perokok berat, kadar HbCO dapat meningkat hingga 10–12%.[1,7]
Risiko paparan CO juga harus diperhatikan pada aktivitas selam komersial maupun rekreasional, karena CO mudah terakumulasi di selang dan peralatan selam. Aktivitas rekreasi atau olahraga di arena es (rink skating) juga berisiko terpapar CO akibat penggunaan mesin bermotor untuk perawatan permukaan es.[1,9]